Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Tak hanya di Bumi, tumpukan sampah yang berpotensi mengancam kesejahteraan hidup manusia juga terdapat di antariksa. Puing-puing sisa berbagai wujud teknologi eksplorasi luar angkasa tersebut memiliki berat yang bisa mencapai puluhan ton yang dapat mengancam nyawa manusia di planet ini.
Berbagai bukti ancaman jatuhnya sampah antariksa tersebut sudah sering bermunculan. Terbaru, sampah antariksi CZ5B yang merupakan puing roket buatan Tiongkok terpantau melintasi langit Sumatera dan Kalimantan pada Sabtu, (30/7) malam. Sampah dengan berat lebih dari 20 ton tersebut disebutkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) jatuh di tengah Samudera Hindia.
Meski kali ini berhasil mendarat di Bumi tanpa melukai manusia, ancaman serupa di masa depan diyakini akan semakin banyak terjadi. Apalagi seiring dengan samakin banyaknya perusahaan eksplorasi luar angkasa swasta yang mengirim roket dan ribuan satelit setiap tahunnya.
Dilansir dari sciencealert.com, Selasa, (2/8), profesor ilmu antariksa Open University, Inggris, Monica Grady, mengatakan berdasarkan kalkulasi data peluncuran teknologi luar angkasa yang dikirim dari berbagai penjuru dunia hingga saat ini, diprediksi dekade ini akan terjadi peningkatan jatuhnya sampah antariksa berskala besar ke bumi. Beratnya bisa mencapai berton-ton dan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup manusia.
Hal itu dinilainya perlu jadi perhatian semua instansi dan perusahaan terkait antariksa di berbagai negara. Meski ia mengakui bahwa potensi jatuhnya sampah antariksa ke laut lebih besar dibandingkan dengan potensi jatuh di daratan.
“Selama ini sebenarnya setiap hari juga ada sampah antariksa yang masuk ke bumi tapi wujudnya sangat kecil atau mikroskopik yang terbawa lewat hujan. Itu adalah partikel sisa sampah luar angkasa sisa asteroid dan komet yang masuk ke atmosfer. Jumlahnya bisa mencapai lebih dari 40 ribu ton debu setiap tahun,” tulis Grady.
Berdasarkan hasil perhitungan matematika potensi pergerakan sampah antariksa yang dilakukan Grady dan timnya di Open University, beberapa negara di Asia menjadi wilayah yang lebih rawan menjadi tempat jatuhnya sampah luar angkasa berukuran besar.
Indonesia, tepatnya Jakarta, menjadi salah satu area yang masuk dalam kategori rawan. Selain Jakarta, beberapa wilayah lain yang masuk dalam kategori rawan menjadi lokasi pendaratan sampah antariksa ialah Kota Dhaka di Bangladesh, Kota Lagos di Nigeria, Kota New York di AS, Kota Beijing di Tiongkok, dan Kota Moskow di Rusia.
Grady mengatakan, hingga saat ini belum ada upaya dignifikan para pihak pembuat teknologi eksplorasi luar angkasa dalam mengatasi masalah sampah antariksa. Upaya tersebut baru dilakukan oleh SpaceX dan Blue Origin tapi belum dalam skala maksimal, yakni dengan menggunakan kembali roket hasil perakitan ulang.(M-4)
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
Mengapa luar angkasa hampa udara? Temukan penjelasan ilmiah tentang kondisi vakum di luar angkasa, efek gravitasi, dan ekspansi alam semesta dalam artikel lengkap ini.
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Fenomena cahaya hijau yang berdenyut di langit timur laut AS dan Kanada pada 1 Februari ternyata berasal dari meteor bolide, menurut American Meteor Society (AMS).
Meteor yang jatuh ke Bumi memicu perdebatan soal kepemilikan, dengan banyak negara menerapkan hukum yang berbeda tentang siapa yang berhak atas batu ruang angkasa itu.
ASTRONOM Jepang, Daichi Fuji berhasil merekam sebuah kilatan cahaya terang yang diperkirakan berasal dari sebuah meteor yang menghantam permukaan Bulan.
Kilatan terang ini terjadi karena Bulan hampir tidak memiliki atmosfer. Tanpa atmosfer, objek yang menghantam Bulan tidak melambat dan tetap bergerak dengan kecepatan tinggi.
HUJAN meteor Geminid merupakan salah satu fenomena langit yang paling dinantikan setiap tahunnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved