Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Kebakaran lahan gambut menyita perhatian Bintang Farhan Muhammad, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2017, untuk dijadikan obyek penelitiannya. Penelitian inilah yang mengantarnya meraih penghargaan Best Student Presenter pada the 10th International Seminar on Fire and Explosion Hazard (ISFEH 10). Selain dia, penghargaan yang sama juga diberikan kepada dua mahasiswa dari Ghent University, Belgia, dan Ulster University, Inggris.
ISFEH 10 diselenggarakan di Oslo, Norwegia pada 22-27 Mei 2022 dan diikuti oleh 56 pemakalah dari seluruh dunia, tiga diantaranya dari UI. Pada ISFEH 10, Bintang yang saat ini telah menyelesaikan studi dari FTUI, mempresentasikan makalah berjudul “Estimation of Smoldering Peat Fire CO and CO2 Emission Factors by Multidimensional Spread and Elemental Variables”. Makalah ini memfokuskan penelitian pada estimasi emisi CO dan CO2 pada kebakaran lahan gambut. Bintang melakukan penelitian bersama tim dibawah bimbingan Prof. Ir. Yulianto S. Nugroho, M.Sc., Ph.D., Guru Besar Departemen Teknik Mesin, dan kemudian hasilnya dituangkan dalam artikel ilmiah yang ditulis bersama Hafizha Mulyasih dan Dr. Ing. Ridho Irwansyah.
Berdasarkan data dari PBB tahun 2017, kebakaran lahan gambut di daerah Asia Khatulistiwa (daerah tropis) turut berkontribusi pada emisi karbon global. Munculnya fenomena El Niño pada area-area tersebut juga memperparah kondisi kebakaran. Fenomena ini yang merupakan anomali suhu permukaan laut yang tinggi, menyebabkan kondisi lebih hangat dan kering yang tidak biasa di berbagai wilayah rawan kebakaran di seluruh dunia termasuk lahan gambut.
“Kebakaran pada lahan gambut melepaskan emisi gas dan asap yang mengakibatkan kerugian dari segi sosial, kesehatan, ekonomi maupun lingkungan. Pada penelitian ini, Bintang, Hafizha, dan tim mencoba untuk menggunakan metode terintegrasi untuk mendapatkan nilai Emission Factor (EF) dengan menggunakan Buoyancy Calorimeter. EF menggambarkan jumlah polutan yang dilepas ke atmosfer dari peristiwa kebakaran hutan, termasuk kebakaran membara (smoldering) yang terjadi di lahan gambut,” kata Prof. Yulianto yang juga merupakan pakar FTUI di bidang Teknik Keselamatan Kebakaran, dalam rilis yang diterima Media Indonesia dari Universitas Indonesia, Rabu (22/6).
Dalam penelitiannya, Bintang dan tim mencoba untuk meminimalisir ketidakpastian yang disebabkan oleh variasi komposisi kimia gambut serta ketidakpastian yang disebabkan oleh estimasi satu dimensi (menggunakan citra satelit). “Dari hasil penelitian, diketahui bahwa untuk sampel gambut dari lahan yang berbeda memiliki perbedaan pada komposisi kimia gambut. Sampel yang diambil dari lahan gambut di Jambi memiliki komposisi yang berbeda dengan sampel yang berasal dari lahan gambut di Papua ataupun Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Sementara pencitraan jarak jauh menggunakan satelit yang selama ini digunakan untuk memperkirakan luas lahan gambut yang terbakar, memiliki keterbatasan karena hanya menampilkan citra berupa permukaan dan tidak secara langsung mengukur kedalaman dampak kebakaran (burned depth) di lahan gambut,” kata Bintang.
Hasil penelitiannya mengarah pada tiga hal, yaitu nilai EF dapat diperoleh dari hasil eksperimen laboratorium melalui analisis pola burned depth pattern dan variabel lingkungan lahan gambut. Kedua, variabel lingkungan dan karakteristik gambut merupakan unsur yang penting dalam estimasi EF. Dan terakhir, terbukti bahwa perhitungan nilai EF tidak valid apabila hanya memasukkan variabel luasan area yang terbakar saja.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST. M.Eng., IPU menyampaikan, “Semoga penelitian yang dilakukan Bintang dan tim dapat memberikan masukan bagi pencegahan dan penanganan kebakaran lahan gambut di Indonesia yang terus terulang disetiap tahunnya. Tentu saja penelitian yang dilakukan dapat terus dikembangkan ke depannya dengan memperluas batasan penelitian di area-area lahan gambut lain di Indonesia.”
Delegasi UI juga mempresentasikan dua makalah lainnya pada ISFEH 10 dengan judul “Fire Behavior of Aluminium Composite Panel Material Using Small Scale Test Method” oleh Viliasio Sirait dan Reza Adyanto, dan “Laboratory Scale Experiment of Vegatation Uprooting Phenomena During Smoldering of Peat”, oleh Jeihan Kartika Hapsari.
ISFEH adalah seminar internasional yang rutin dilaksanakan setiap tiga tahun sekali oleh komunitas peneliti fire safety sejak 1995 sebagai wadah untuk berbagi penelitian tentang efek fisik dari bahaya, metode prediksi konsekuensi, metode analisis keselamatan terapan, metode mitigasi, strategi tanggap darurat, dan banyak topik lainnya.
ISFEH 10 merupakan Seminar Internasional pertama di bidang Fire Science yang kembali diselenggarakan secara luring (in person), sejak pandemi Covid 19 di awal 2020. ISFEH 10 diikuti oleh para mahasiswa berbagai jenjang, para peneliti serta para profesor dari Eropa, Amerika, Asia-Oceania, serta Afrika.(M-4)
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
pemerintah seharusnya bisa lebih tegas memberikan hukuman kepada korporasi maupun individu pelaku pembakaran hutan atau lahan gambut di berbagai daerah.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
Meluasnya kebakaran di lahan gambut di Desa Gambut Jaya tersebut, lantaran sulitnya pekerjaan pemadaman di lahan gambut yang kubahnya mencapai kedalaman 15 meter.
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut.
Kebakaran melanda Arthur’s Seat, bukit ikonik di Edinburgh, Skotlandia. Api cepat menjalar di Holyrood Park, memaksa evakuasi warga dan wisatawan.
Kementerian Kehutanan menindak tegas pelaku kebakaran hutan. Sebanyak 10 korporasi telah disegel dan dalam penyelidikan dan 2 perusahaan dikenakan sanksi administratif.
Gakkum Kehutanan menyegel sejumlah titik areal bekas terbakar yang berada dalam kawasan hutan produksi pada PBPH PT. PML, di Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan.
Di Kota Palangkaraya luas lahan yang dilahap si jago merah mencapai 16,99 hektare dengan 55 kejadian kebakaran terjadi di sejumlah titik.
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
Api berasal dari bakaran tumpukan sampah liar yang ditinggalkan oleh orang yang membakar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved