Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Nasihat Faza Meonk dan Dennis Adhiswara Pada Peminat NFT

Fathurrozak
11/6/2022 08:50
Nasihat Faza Meonk dan Dennis Adhiswara Pada Peminat NFT
Koleksi NFT terbaru karya Faza Meonk yang dipamerkan di Sarinah, Jakarta, 4 - 12 Juni 2022.(MI/ Fathurrozak)

BELUM lama ini mata uang kripto Terra Luna sempat membuat geger publik global akibat ambles tak bersisa. Situasi pasar blockchain global secara general juga tengah mengalami bearish (bergerak turun/melemah). Hal itu tentu berpengaruh pada transaksi yang tercetak di pasar blockchain, termasuk Non-Fungible Token (NFT).

 

Namun hal itu tidak menyurutkan Faza Meonk, komikus dan kreator karakter Juki, merilis koleksi NFT terbaru. Koleksi bertajuk Lost in Jukiverse dengan batas 3456 suplai itu  dipamerkan 4 Juni lalu di Sarinah, Jakarta Pusat.

 

Faza memamerkan karya-karyanya dalam format hibrida, hingga besok (12/6). Ia juga memberikan akses gratis bagi para kolektor NFTnya untuk bisa mengunjungi pameran. Sementara pengunjung umum dikenai tiket Rp50 ribu.

 

“Kami memang tidak punya data pasti. Tapi dari yang kami lihat, secara dominan masih market global yang membeli koleksi Lost in Jukiverse. Ada dari AS, Prancis, India, Tiongkok, Jepang, dan Korea. Kalau market Indonesianya sendiri mungkin 20%,” kata Faza di pameran (4/6).

 

Soal pasar nft yang fluktuatif, Faza mengatakan maka calon pembeli harus mau meriset prospek dengan baik. “Ya dimanajemen saja ekspektasinya. Maunya seperti apa. Kalau misal tujuannya mau cuan, ya harus riset yang mendalam. Karena tidak pernah bisa meramal project mana yang bakal naik. Coba masuk ke komunitasnya sehingga bisa menimbang untuk membeli atau koleksi,” tambah Faza.

 

Sunny Gho, produser JPG People dan ceo penerbit komik Kosmik Network, menilai pasar NFT tetap proposional. “Marketnya memang secara makro terkoreksi. Begitu pun nft ikut kena. Secara  transaksi tidak setinggi awal tahun. Dan itu normal. Tapi antusiasme masyarakat secara umum terhadap NFT tetap proporsional, bukan menjadi tidak percaya, ragu, dan pada takut beli,” kata Sunny di acara yang sama.

 

Bagi Sunny, terkoreksi blockchain menjadi salah satu contoh kasus pasar NFT saat ini berada dalam kondisi proporsional. Artinya, tetap ada kreator yang merilis karya, dan tetap ada kolektor yang berminat dan membeli. Padahal, NFT adalah instrumen yang paling tidak likuid.

 

Sementara itu, aktor Dennis Adhiswara yang juga merupakan kolektor nft menilai peminat NFT memang perlu lebih selektif.  “Mereka akan mencari yang nilainya, bukan duit ya, tapi nilai semangat NFT-nya itu cocok. Baik secara kegunaan, maupun utilitas yang dipunyai. Apakah sepadan harganya dengan value yang ingin didapat,” katanya.

 

Dennis di antaranya mengoleksi NFT yang dikeluarkan Baliverse NFT dan Catchy Girls. Dalam mengoleksi karya NFTdari Catchy Girls pada awal tahun misalnya, ia melihat misi yang sama antara seniman dengan dirinya sebagai kolektor. NFT dari Catchy Girls dianggapnya bukanlah proyek yang ditujukan muluk-muluk auto cuan.

 

Situasi demam NFT akhir tahun lalu dinilai Dennis juga karena rasa penasaran dan fomo (fear of missing out) dari orang-orang. “Ketika itu terjadi, dihadapkan dengan dua market. Market yang jenuh dengan itu semua dan market yang akhirnya menunggu NFT mana saja yang bisa survive, bertahan lama dari segala kefomoan. Akhirnya NFT yang punya fundamental kuat yang bertahan,” tambah aktor yang dikenal lewat film Ada Apa Dengan Cinta ini.

 

<b>Bukan Semata NFT<p>

Faza sendiri mengatakan di Lost in Jukiverse bukan berhenti di proyek NFT. “Kalau dulu yang beli komik Juki di toko buku itu isinya sama, lewat teknologi sekarang ada kemungkinan orang yang beli komik bisa mendapat cerita yang berbeda-beda. Ketika masuk nft sebenarnya bisa lebih eksplorasi karya. Menjadi proyek yang menarik. Kami arahnya ke sana. Ke pengembangan IP (kekayaan intelektual/intellectual property),” tambahnya.

 

 

Senada dengan Faza, pendiri Museum of Toys (MoT) Deasy Sutanto menilai medium ini bisa menjadi perluasan karya. MoT di antaranya turut menyokong munculnya proyek NFT Karafuru dari seniman WD Willy. Bagi Deasy, masuknya karya seni ke dunia NFT, akan memberi ekspos global kepada seniman dan karyana.

 

“Kami sejak awal memang ingin mengangkat si senimannya. Jadi ketika pasarnya lagi bermasalah, nft sebagai peluang masuknya karya seni itu masih akan tetap berjalan. Yang kami angkat adalah IP dan karya senimannya,” kata Deasy saat dijumpai Media Indonesia dalam kesempatan Art Moments Jakarta Online (AMJO) 3 di Art:1 New Museum, Jakarta Pusat, Kamis, (9/6). (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya