Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Dalam menggarap film panjang terbarunya House of Gucci, Ridley Scott tidak menunjukkan sesuatu yang menonjol dari kisah tentang keluarga dinasti fesyen Gucci yang diangkat dari buku karya Sara Gay Forden. Intrik yang tersaji di keluarga ultra kaya tersebut teramat bersandar pada formula film naratif yang terkesan kering.
Film mengikuti perjalanan Patrizia Reggiani (diperankan Lady Gaga) dari mula pertemuannya dengan anak emas keluarga Gucci, Maurizio (diperankan Adam Driver). Hingga bagaimana Patrizia mendorong Maurizio untuk punya ambisi dan peran yang sentral dalam bisnis fesyen keluarganya, ke kisah gelap pembunuhan berencana yang membuat Patrizia dihukum 29 tahun penjara.
Beberapa intrik penceritaan di keluarga ultra kaya memang kerap menjadi pemilihan para sutradara menggarap visi kreatif mereka. Salah satu yang terdekat barangkali bisa merujuk pada serial HBO Succession (Jesse Armstrong) yang mengikuti intrik dinasti taipan media Logan Roy (Brian Cox) bersama para anaknya. Setipe dengan House of Gucci, Succession punya penyutradaraan dan penceritaan yang lebih punya nyawa untuk menghidupi intrik ‘sinetron’ Hollywood bila dibanding House of Gucci. Dengan kematangan karakter dan kedalaman alurnya.
Sementara, Ridley Scott tampak terpaku pada formula naratif konvensional dengan penerjemahan yang tidak terlihat extravaganza di film barunya. Pemampatan lini masa yang cukup terasa membuat film ini tampak punya beban untuk menyampaikan semuanya dan menjadi ke mana-mana. Sehingga eksplorasi pada bentuk atau gaya tuturnya juga tidak begitu efektif.
Barangkali untuk menyelamatkan House of Gucci, butuh Lady Gaga yang secara apik menghidupi penceritaan. Digambarkan sebagai perempuan gold digger yang mengejar laki-laki di luar liganya, Gaga dengan tajam menampilkan sosok Patrizia menjadi hidup sebagai karakter dalam film. Diikuti duet Jared Leto (Paolo) si kikuk yang punya ambisi untuk bikin lini fesyen sendiri karena dianggap tidak berbakat oleh para keluarganya dan Al Pacino (Aldo) dengan aura kebijaksanaannya, menjadi fragmen komedi yang bisa mencairkan nuansa ‘serius’ dalam film.
Leto tampil dengan rupa yang cukup signifikan berbeda dari personanya di luar karakter. Menggunakan tata rias dan tata rambut yang menampilkan sosok kedunguan Paolo dan karakterisasinya yang karikatural menjadi kompatriot Gaga untuk turut memberi kesan yang tertinggal di House of Gucci.
Selain dua karakter tersebut, yang juga cukup menyelamatkan House of Gucci adalah desain produksi yang ditangani Arthur Max dengan detail kecil dan elemen mayor yang mendukung glamoritas dunia di sekitar keluarga Gucci. Membuat kita mengalami bagaimana dunia keluarga ultra kaya yang terbangun dengan villa-villa mewah, dan properti yang mengisinya.
Meski demikian, jika berpijak pada film dengan gagasan dunia fesyen sebagai salah satu irisannya, film ini lebih cukup menarik bila dibandingkan misalnya dengan dunia Devils Wear Prada, atau yang terbaru reboot Cruella dari Disney. Salah satunya itu didukung oleh desain produksi yang dibangun oleh Arthur Max. Meski, secara penceritaan naratif dan strukturnya, belum cukup bisa disandingkan dengan Phantom Thread-nya Paul Thomas Anderson yang secara latarnya juga berkutat pada dunia rancang mode. (M-4)
Di dalam film ini diceritakan bagaimana sulitnya petani memperoleh modal untuk mengolah lahan mereka, antara lain karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia.
FILM Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian merilis poster dan trailer keduanya yang menampilkan sisi lain dari dampak perang. Tentang penantian yang tak pasti dari keluarga prajurit.
CINEMORA Filmworks bersama JT Clinic resmi mengumumkan projek film layar lebar terbaru mereka dengan judul The Shift. Film ini dijadwalkan produksi pada Oktober 2025.
Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah gerakan kolektif yang memadukan seni, solidaritas, dan perubahan sosial.
Elio diproduksi oleh Disney dan Pixar, dan dirancang sebagai film keluarga yang bisa ditonton oleh semua kalangan.
SUKSES dengan film animasi Jumbo yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, Visinema Studios akan kembali menghadirkan film layar lebar bertema keluarga berjudul Panggil Aku Ayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved