Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ilmuwan Rekayasa Tanaman Kuping Gajah agar Bercahaya

Galih Agus Saputra
22/9/2021 16:37
Ilmuwan Rekayasa Tanaman Kuping Gajah agar Bercahaya
Ilmuwan MIT melakukan rekayasa pada tanaman untuk membuatnya bercahaya.(Dok. MIT/Independent)

Sejumlah ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dewasa ini tengah mengembangkan penelitian atas 'lampu nabati'. Dalam penelitian kali ini, mereka mencoba menyematkan partikel nano ke dalam tanaman yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber penerangan.

Sheila Kennedy, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, mengatakan, temuan kali ini dapat membuka jalan bagi masa depan infrastruktur pencahayaan. Menurutnya tanaman hidup yang telah direkayasa ini akan menjadi bagian integral ruang kerja dan tempat tinggal banyak orang.

"Kami ingin membuat pabrik pemancar cahaya dengan partikel yang mampu menyerap cahaya, menyimpan sebagian, dan kemudian memancarkannya secara perlahan. Ini adalah langkah besar menuju pencahayaan nabati,” imbuh Pakar Kimia MIT, Michael Strano, seperti dilansir dari Independent, Selasa (21/9).

Dalam studi kali ini, Strano dan tim membuat 'kapasitor cahaya' dari fosfor, yang selama ini diketahui dapat menyimpan partikel elementer cahaya (foton). Lebih spesifik, mereka memanfaatkan bubuk Glow in The Dark (Strontium aluminat) yang dapat menyerap cahaya kemudian melepaskannya secara perlahan.

Kapasitor cahaya itu dibuat ribuan kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Lantaran ukurannya sangat kecil, ia kemudian dilapisi dengan silika, senyawa aditif yang umum ditemukan dalam produk makanan atau juga dikenal sebagai silikon dioksida (SiO2).

Setelah jadi, kapasitor cahaya nano itu lantas dimasukan ke dalam tanaman, lewat stomata atau pori-pori pernafasan di permukaan daun. Usai terakumulasi pada lapisan dalam tanaman yang berbentuk spons atau dikenal sebagai mesofil, tanaman tersebut kemudian dipapar menggunakan cahaya biru dari lampu LED.

Meski pemaparan cahaya dilakukan dalam durasi yang relatif singkat yakni 10 detik, Strano dan tim mengklaim tanaman itu mampu memancarkan cahaya selama kurang lebih satu jam. Intensitas cahayanya terlihat sangat terang di lima menit pertama, hingga kemudian memudar secara perlahan.

Strano dan tim mengatakan bahwa tanaman kuping gajah Thailand ialah tanaman yang memiliki potensi cukup besar untuk direkayasa sebagai sumber pencahayaan luar ruangan.

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa kapasitor cahaya nano ini tidak mengganggu kesehatan tanaman. Usai dilakukan uji coba, tanaman yang mereka gunakan masih mampu berfotosintesis dan menguapkan air melalui stomata secara normal dalam waktu 10 hari.

"Menciptakan cahaya dengan energi kimia terbarukan dari tanaman hidup seperti ini adalah ide yang berani. Temuan ini mewakili perubahan mendasar atas cara berpikir kita pada tanaman dan energi listrik untuk penerangan," pungkas Kennedy. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya