Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ini Pilihan Makanan untuk Kesehatan dan Lingkungan

Nike Amelia Sari
21/8/2021 13:50
Ini Pilihan Makanan untuk Kesehatan dan Lingkungan
Sayuran memiliki jejak karbon lebih rendah ketimbang daging.(Randy Fath/ Unsplash)

PERUBAHAN kecil dalam pola makan dapat membantu kehidupan menjadi lebih sehat dalam jangka panjang. Sedangkan mengonsumsi hot dog dapat membuat seseorang kehilangan 36 menit untuk hidup sehat. Sementara itu, memilih untuk makan satu porsi kacang dapat membantu seseorang mendapatkan 26 menit hidup ekstra sehat, berdasarkan temuan dari sebuah studi.

Studi yang dilakukan di University of Michigan (UM), Amerika Serikat dan telah diterbitkan dalam jurnal Nature Food, meninjau lebih dari 5.800 makanan dengan urutan berdasarkan gizi bagi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. 

Tim menemukan jika mengganti 10% asupan kalori harian dari daging sapi dan daging olahan menjadi ke campuran buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan makanan laut tertentu maka dapat mengurangi jejak karbon makanan hingga sepertiga. Langkah itu juga memungkinkan orang untuk mendapatkan 48 menit hidup sehat setiap harinya. 

"Umumnya, rekomendasi diet kurang spesifik dan arahan yang dapat ditindaklanjuti untuk memotivasi orang guna mengubah perilaku mereka, dan jarang rekomendasi diet mengatasi dampak lingkungan," kata Katerina Stylianou, yang melakukan penelitian dan bekerja sebagai Direktur Informasi Kesehatan Masyarakat dan Strategi Data di Departemen Kesehatan Detroit, seperti dikutip dari sciencedaily.com, Rabu (18/8).

Makanan sehat diantaranya kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, dan lain-lainnya dapat menambah menit hidup yang sehat, sementara makanan seperti hot dog berdampak sebaliknya. Makan hot dog dikatakan mengurangi hidup sehat anda sebesar 36 menit.

Untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari makanan, para peneliti menggunakan IMPACT World+, sebuah metode untuk menilai dampak siklus hidup makanan (produksi, pemrosesan, manufaktur, persiapan/pemasak, konsumsi, limbah), dan menambahkan penilaian yang lebih baik untuk penggunaan air dan kesehatan manusia.

Akhirnya, para peneliti mengklasifikasikan makanan ke dalam tiga zona warna yaitu hijau, kuning, dan merah, berdasarkan kombinasi nutrisi dan penampilan lingkungan.
Zona hijau mewakili makanan yang direkomendasikan untuk ditingkatkan dalam diet seseorang dan mengandung makanan yang bermanfaat secara nutrisi dan memiliki dampak lingkungan yang rendah. Makanan di zona ini sebagian besar adalah kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran yang ditanam di ladang, biji-bijian, dan beberapa makanan laut.

Sedangkan zona merah termasuk makanan yang memiliki dampak gizi atau lingkungan yang cukup besar dan harus dikurangi atau dihindari dalam diet seseorang. Dampak gizi terutama didorong oleh daging olahan, sedangkan iklim yang sebagian besar dampak lingkungan didorong oleh daging sapi dan babi, domba dan daging olahan.

Tim mengaku bahwa kisaran semua indikator bervariasi secara substansial dan juga menunjukkan bahwa makanan bergizi bagus bisa tetap menghasilkan dampak lingkungan yang buruk. Dari beberapa hasil temuan, tim menyarankan untuk mengurangi makanan dengan dampak kesehatan dan lingkungan paling negatif termasuk daging olahan tinggi, daging sapi, udang, diikuti oleh daging babi, domba, dan sayuran yang ditanam di rumah kaca.

Lalu, meningkatkan makanan yang paling bermanfaat secara nutrisi, termasuk kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran yang ditanam di ladang serta makanan laut yang berdampak rendah terhadap lingkungan. "Urgensi perubahan pola makan untuk meningkatkan kesehatan manusia dan lingkungan," kata Olivier Jolliet, profesor ilmu kesehatan lingkungan UM dan penulis senior makalah tersebut. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya