Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Duh, Habitat dan Populasi Gajah Afrika kian Terancam

Galih Agus Saputra
21/6/2021 07:10
Duh, Habitat dan Populasi Gajah Afrika kian Terancam
Peta persebaran gajah Afrika berikut kronologi tindakan perlindungannya.(AFP)

Sejumlah pegiat lingkungan khawatir pembukaan tambang minyak baru di belantara Namibia dan Botswana akan merusak ekosistem satwa liar, terutama gajah dan wilayah komunitas lokal.

Rencana pembukaan tambang minyak baru ini dianggap ironis oleh pegiat lingkungan, lantaran para ilmuwan kini tengah menyelidiki penyebab matinya ratusan gajah secara misterius dalam setahun terakhir. Para ilmuwan sementara ini menduga gajah-gajah itu mati karena pemanasan global, yang kemudian membuat ganggang beracun bermekaran di sumber air.

“Tidak dapat dipahami bahwa pencarian bahan bakar fosil oleh ReconAfrica terus berlanjut. Kurang dari 450.000 gajah bertahan hidup di Afrika. 130.000 di antaranya telah menjadikan wilayah ini sebagai wilayah jelajah mereka. ReconAfrica keliru jika menempatkan mereka dalam ancaman langsung," kata Pemerhati Satwa Global March for Rhinos and Elephants, Rosemary Alles seperti dilansir dari The Guardian, Minggu, (20/6).

Sebagaimana diketahui, ReconAfrica sendiri adalah perusahaan minyak dan gas asal Kanada. Mereka kini telah menyewa lebih dari 34.000 km persegi tanah di cekungan Kavango, Nambia. Tahap eksplorasi seismik mereka kini telah dimulai, dan para ahli mengatakan penambangan minyak baru mereka adalah salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. ReconAfrica memperkirakan potensi minyak yang dapat dihasilkan dari lahan ini mencapai kurang lebih 60 miliar hingga 120 miliar barel dan bernilai miliaran dolar.

Pemerintah Namibia mengatakan kini mereka hanya mengijinkan eksplorasi dan tidak memberi izin operasi produksi. Mereka juga mengatakan sumur eksplorasi tidak terletak di kawasan konservasi atau lingkungan sensitif, yang oleh karena itu tidak akan berdampak signifikan pada satwa liar.

Namun demikian, para ilmuwan, pemerhati lingkungan, dan masyarakat setempat mengatakan proyek itu dapat membahayakan pasokan air dan mengancam hutan belantara yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia, atau lebih tepatnya di delta Okavango, Botswana.

"Setiap elemen dari proses ini, mulai dari pembuatan jalan baru hingga lokasi pengeboran, kilang, maupun terminal akan menghancurkan ekosistem, termasuk komunitas lokal yang bertahan dengan bertani dan memancing,” imbuh Nnimmo Bassey, Direktur yayasan Health of Mother Earth, sekaligus Ketua Oilwatch Afrika. (M-4)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya