Sabtu 13 Maret 2021, 12:58 WIB

Tanaman ini Sedang Digandrungi di Malaysia

Adiyanto | Weekend
Tanaman ini Sedang Digandrungi di Malaysia

Mohd RASFAN / AFP
Tanaman keladi berdaun lebar (tanaman kuping gajah atau caladium), milik seorang kolektor di Malaysia

 

SEPERTI halnya di Indonesia, warga Malaysia juga kini tengah gandrung memelihara tanaman di dalam pot. Tanaman seperti kuping gajah dan bunga flamingo menjadi teman pelipur lara di saat harus berdiam diri di rumah selama pandemi covid-19.  

Para kolektor dan penyuka  tanaman kini sedang mencari spesimen dengan pola rumit dan warna-warna menarik untuk dipelihara dan membagikan fotonya di media sosial.

"Ini seperti melihat lukisan," kata kolektor Leiister Soon kepada AFP, mengagumi keladi berdaun lebar (tanaman kuping gajah atau caladium), di rumahnya di Kuala Lumpur.

"Dengan merawat tanaman berarti saya dapat mengalihkan perhatian saya.  Ini  lebih baik daripada melihat jumlah kasus covid yang terus meningkat," imbuhnya.

Tanaman kuping gajah dikenal sebagai "keladi" dalam bahasa Melayu. Tidak cuma itu,  spesies lain, seperti anthurium, yang dikenal sebagai bunga flamingo atau laceleaf,  dan alocasias, juga sedang digandrungi di Malaysia.

Dulu harganya relatif murah namun mulai melonjak sejak pandemi. Beberapa memang masih berkisar 20 ringgit (US$4,80) atau sekitar Rp60 ribu, namun yang paling langka sekarang hargannya bisa mencapai hingga 6.000 ringgit atau Rp18 juta.

Soon mengatakan dia menghabiskan lebih dari 20.000 ringgit untuk tanaman dalam satu tahun terakhir ini.

"Selama penguncian (lockdown) , orang-orang di rumah berpikir tentang bagaimana mempercantik rumah mereka," kata pemilik pembibitan Daud Kasim kepada AFP di Sungai Besar, 100 kilometer (60 mil) barat laut Kuala Lumpur.

Daud mengaku mulai menjual tanaman keladi pada akhir 2018 namun permintaan mulai melonjak selama pandemi. Hampir setengah dari persediaan pembibitannya sekarang terdiri dari tanaman semacam itu, dengan varietas asing dari negara-negara seperti Thailand, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Belanda. Daud mengatakan tren itu akan tetap ada, bahkan ketika pembatasan sosial mulai dilonggarkan.

Malaysia pertama kali memberlakukan pembatasan tahun lalu tak lama setelah dimulainya pandemi dan kemudian diberlakukan lagi pada Januari ketika gelombang baru pandemi melanda kembali negeri itu. Namum, kini angkanya semakin menurun. Otoritas kesehatan setempat melaporkan lebih dari 300.000 kasus dan lebih dari 1.000 kematian akibat virus korona. (AFP/M-4)

Baca Juga

AFP/Sea Shepherd Conservation Societ

Vaquita, Lumba-lumba kecil yang Terancam Punah Terlihat di Laut Meksiko

👤Adiyanto 🕔Kamis 08 Juni 2023, 10:10 WIB
Vaquita adalah spesies yang terkecil dari semua lumba-lumba. Ia mirip dengan lumba-lumba tetapi dengan paruh yang lebih pendek dan tubuh...
dok pribadi

Single 'Switch' Lahir Saat Rinni Wulandari Mengandung

👤Fathurrozak 🕔Kamis 08 Juni 2023, 09:32 WIB
Rinni Wulandari sejauh ini telah merilis empat album. Terakhir adalah Skins, yang ia rilis pada 2021. Tahun ini, Rinni kembali lewat single...
dok: Impact Music

Merambah Platform Digital, Impact Music Konsisten dengan Lagu-lagu Rohani

👤adiyanto 🕔Kamis 08 Juni 2023, 09:32 WIB
Impact Music tetap konsisten dengan visi menyebarkan pesan rohani melalui...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya