Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
Kebakaran besar dan lebih sering yang melanda lahan atau hutan, bakal mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap karbon, apalagi tidak diimbangi dengan penanaman pohon baru. Demikian hasil penelitian yang dipimpin University of Cambridge, Inggris.
Saat Bumi terus memanas karena konsentrasi gas rumah kaca yang semakin tinggi di atmosfer, jumlah kebakaran, serta seberapa besar dan lama pembakarannya, meningkat.
“Spesies pohon yang tumbuh lebih lambat mungkin mampu bertahan dari kobaran api, tetapi mereka menangkap lebih sedikit karbon di atmosfer dan mengurangi ketersediaan nutrisi,” menurut penelitian tersebut.
Dengan menganalisis data puluhan tahun tentang dampak kebakaran pada ekosistem di seluruh dunia, tim ahli menemukan, kebakaran yang berulang mendorong perubahan jangka panjang dalam komposisi hutan, sekaligus mengurangi ukuran populasinya.
Mereka menemukan bahwa setelah 50 tahun, wilayah dengan kebakaran tahunan paling ekstrem memiliki biomassa 72% lebih sedikit daripada wilayah yang tidak terbakar.
Dalam laporan yang ditulis di jurnal Nature Ecology and Evolution, para peneliti menyebutkan ada 63% lebih sedikit pohon di daerah yang terkena dampak parah dibandingkan dengan daerah yang tidak tersentuh kebakaran.
Karena tidak semua area cocok untuk reboisasi massal, dan karena dampak kebakaran jangka panjang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk diukur, tim tersebut mengatakan penanaman kembali pohon kemungkinan akan gagal untuk mengimbangi penurunan kapasitas hutan untuk menyerap karbon dari atmosfer.
"Menanam pohon di daerah tempat pepohonan tumbuh dengan cepat sangat dianjurkan sebagai cara untuk mengurangi perubahan iklim," kata Adam Pellegrini dari Departemen Ilmu Tanaman Universitas Cambridge.
"Tapi agar berkelanjutan, rencana itu harus mempertimbangkan kemungkinan perubahan frekuensi dan intensitas kebakaran dalam jangka panjang."
Kebakaran hutan merupakan sumber utama polusi karbon yang memanaskan planet, dengan kobaran api tahunan yang melepaskan CO2 setara dengan sekitar seperlima emisi bahan bakar fosil. Tapi mereka juga mengurangi kapasitas alam untuk menyerap karbon yang dipompa ke atmosfer.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kebakaran yang sering terjadi menurunkan tingkat nutrisi tanah seperti nitrogen. (AFP/M-4)
Kemajuan teknologi dan hasil riset yang menjanjikan pada tikus telah membuka jalan bagi pengobatan untuk gangguan otak yang mematikan.
Penelitian di India ungkap, mangga bisa aman untuk penderita diabetes tipe 2 jika dikonsumsi terkontrol. Simak manfaat, riset, dan tips aman makannya.
Peneliti menemukan 6% burung liar di Australia memiliki kromosom satu jenis kelamin, tapi organ reproduksi milik jenis kelamin lain.
Kemdiktisaintek menegaskan komitmennya untuk memperkuat perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual (KI) dari hasil riset dan inovasi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
KELELAWAR vampir punya cara yang sangat aneh untuk mendapatkan energi. Hal itu diungkapkan para ilmuwan setelah menempatkan mereka di atas treadmill.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved