Lantaran Banjir Himalaya, Ribuan Warga India Kekurangan Air Bersih

Adiyanto
16/2/2021 08:00
Lantaran Banjir Himalaya, Ribuan Warga India Kekurangan Air Bersih
Pekerja konstruksi di New Delhi membawa galon air kosong.Lantaran Banjir Himalaya, Ribuan Warga India Kekurangan Air Bersih(Jewel SAMAD / AFP)

BANJIR bandang yang menghancurkan sebuah lembah terpencil di utara India  berdampak di ibu kota New Delhi, sehingga menyebabkan pasokan air bersih bagi puluhan ribu penduduk di kota itu, terputus.

Kantor berita AFP, Senin (15/2) mewartakan, pihak berwenang menyalahkan banyaknya lumpur dan puing-puing dari banjir yang terjadi pada 7 Februari, atas kekurangan pasokan air bersih tersebut.

Lembah Rishiganga, yang terletak di negara bagian Uttarakhand yang berjarak 530 kilometer (330 mil) di hulu ke timur laut Delhi, merupakan pemasok utama air bagi penduduk New Delhi. Namun, pihak berwenang tidak menyebutkan berapa lama pasokan air akan terhenti.

Banjir menyapu lembah itu dan menghancurkan kompleks pembangkit listrik serta menghancurkan jalan dan jembatan. Sekitar 50 orang tewas dan 150 lainnya hilang dalam peristiwa tersebut. Tim penyelamat belum lama ini mengeluarkan mayat dari terowongan yang dipenuhi lumpur dan puing-puing di mana lebih dari 30 pekerja diduga terjebak.

Banjir tersebut diyakini dipicu oleh sebongkah gletser yang meluncur ke lereng gunung atau danau glasial yang menembus tepiannya. Air dari lembah mengalir ke Sungai Gangga dan dari sana ke Delhi.

Raghav Chadha, wakil ketua dewan air Delhi mendesak penduduk untuk menggunakan air dengan bijaksana karena dua dari instalasi pengolahan air utama kota tidak dapat beroperasi dengan kapasitas penuh karena air tercemar kotoran.

Dia mengatakan tim telah dikerahkan untuk membersihkan filter dan menyiram air baku dengan amonia tinggi.

New Delhi, yang berpenduduk lebih dari 20 juta, menghadapi kekurangan air setiap musim panas. Sebanyak 60% air yang dipasok ke kota itu berasal dari Sungai Yamuna dan sekitar 34% dari Sungai Gangga. Keduanya menghadapi masalah polusi yang parah dalam beberapa tahun terakhir. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya