Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Ratusan Jenazah Prajurit Era Napoleon Dimakamkan Ulang

Adiyanto
14/2/2021 09:05
Ratusan Jenazah Prajurit Era Napoleon Dimakamkan Ulang
Upacara penguburan kembali ratusan jenazah prajurit Prancis dan Rusia di Era Perang Napoleon, dua abad silam(Dimitar DILKOFF / AFP)

PEJABAT dan pemimpin militer Prancis dan Rusia, Sabtu (13/2) menguburkan kembali sisa-sisa prajurit mereka yang tewas dalam Pertempuran Vyazma, lebih dari dua abad silam. Tentara Prancis dan Rusia itu tewas selama penyerbuan Napoleon ke Moskow, pada 1812.

Pejabat dan keturunan pemimpin militer Rusia dan Prancis abad ke-19, berkumpul pada upacara pemakaman yang dterpa angin dingin di Vyazma, kota yang berjarak 200 Km barat Moskow, untuk menguburkan kembali sisa-sisa 126 orang yang tewas dalam salah satu pertempuran paling berdarah yang diinisiasi Napoleon.

Peti mati berisi sisa-sisa 120 tentara, serta tiga perempuan dan tiga remaja laki-laki, dimasukkan ke dalam tanah yang tertutup salju yang kemudian diiringi tembakan salvo. "Seiring berlalunya generasi, kematian dan waktu mendamaikan semua orang," kata Yulia Khitrovo, keturunan marsekal Rusia, Mikhail Kutuzov, yang dianggap sebagai pahlawan nasional karena berhasil memukul mundur pasukan Napoleon, pada upacara tersebut.

Pangeran Joachim Murat, keturunan salah satu marsekal paling terkenal di kubu Napoleon (Prancis), juga hadir bersama puluhan orang lainnya. Upacara pemakaman itu dilakukan saat Prancis memeringati peringatan dua abad kematian Napoleon tahun ini.

Upacara tersebut juga menandai momen persatuan antara Rusia dan Eropa, di tengah ketegangan yang meningkat atas serangkaian masalah, termasuk tindakan keras Kremlin terhadap oposisi dalam negeri.

Area perkuburan massal ini pertama kali ditemukan selama pekerjaan konstruksi. Awalnya, ratusan jenazah itu diduga korban Perang Dunia II.   Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia kemudian menunjukkan, jenazah tersebut adalah korban perang di era Napoleon. “Kebanyakan dari mereka berusia 30-an pada saat tewas,” kata antropolog Tatyana Shvedchikova.

Alexander Khokhlov, kepala ekspedisi arkeologi Rusia mengatakan, penemuan kancing logam di seragam para prajurit itu, membantu mengetahui asal mereka yakni dari resimen infanteri ke-30 dan ke-55 Angkatan Darat Prancis serta resimen infanteri ke-24 Rusia. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya