Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SAMA seperti bioskop dan panggung musik, teater juga menghadapi tantangan berat saat pandemi. Tidak ingin terpuruk, para dramawan Inggris seperti Simon Stephens, Mike Bartlett, Alan Ayckbourn, hingga Adjoa Andoh, kini semakin melirik medium drama audio.
Simon Stephens yang merupakan penulis naskah teater menilai drama audio cocok dengan tradisi teater di Inggris yang menghargai proses mendengarkan di atas segalanya. Ia mengutip Samuel Pepys--penulis yang juga terkenal karena buku hariannya, yang menulis ‘hearing’ in a new play at the Globe, alih-alih Pepys menulisnya dengan kata watching.
Tahun lalu, Stephens telah mengadaptasi novel distopia karya José Saramago Blindness, menjadi sebuah instalasi di Donmar London yang menciptakan keintiman dengan menyampaikan ceritanya melalui headphone binaural. Sistem audio binaural merupakan metode perekaman suara yang menggunakan dua mikrofon, ditata untuk menciptakan sensasi suara stereo 3D untuk pendengar yang benar-benar berada di ruangan.
Stephens menganggap itu sebagai ‘pembebasan’ untuk membayangkan kembali drama sebagai pengalaman suara daripada pertunjukan teater yang berjarak secara sosial. “Bagi saya, ada sisi teatrikal dalam perjalanan Blindness (dalam masa lockdown), dan kemudian pengalaman luar biasa dari orang asing yang datang untuk mendengarkan bersama. Ada sesuatu yang indah, hampir religius tentang itu,” kata Stephens dikutip dari The Guardian, Rabu, (3/2).
Penulis naskah teater Mike Bartlett juga percaya drama audio sangat cocok dengan zaman saat ini. Pasalnya, hampir kebanyakan orang menikmati segala keintiman personalnya dengan sendirian menonton serial tv atau konferensi video.
Ia menilai, saat ini juga banyak orang memiliki lebih dari satu headphone. Pada akhir tahun lalu, Bartlett telah memulai proyek audionya dengan menulis Phoenix, drama satir yang terinspirasi oleh politikus Inggris Dominic Cummings. Naskah Phoenix ditulis, direkam, dan diedit dalam waktu 10 hari. Drama audio dapat menawarkan respons cepat untuk masalah saat ini dan membawa konektivitas saat masa isolasi.
“Secara artistik, ini menawarkan ekspresi yang lebih memuaskan untuk dramawan sekarang. Ini adalah salah satu bentuk drama yang tidak bisa disentuh oleh pandemi, artinya, pandemi tidak bisa menahan para pelaku teater. Anda dapat membuat audio yang utuh, yang akan sama seperti jika kita tidak berada dalam pandemi. Anda tidak boleh berkompromi,” sambung Bartlett.
Seni Berbeda
Adjoa Andoh, yang sudah terlibat dengan drama audio sejak akhir 80-an dan sudah banyak melatih para aktor untuk posisi ini, mengatakan ada seni yang berbeda dalam drama audio. “Saya selalu mengatakan, mikrofon adalah telinga pendengar, dan yang Anda miliki sebagai aktor hanyalah suara Anda. Drama radio akan sering membutuhkan kecakapan dalam beberapa aksen dan sebagian besar seninya terletak pada memberi nuansa suara,” kata Andoh.
Produser Eksekutif di Ellie Keel Productions, Ellie Keel mengatakan salah jika menganggap antara pertunjukkan teater secara langsung dan drama audio berada di dua sisi yang terpisah. Keduanya justru saling berhubungan dan memiliki interaksi, seperti halnya diagram venn, analogi Ellie. Perusahaan produksi Keel bergabung dengan 45 North untuk membuat serial Written on the Waves, yang terdiri dari delapan drama audio.
“Serial tersebut benar-benar merupakan respons terhadap pandemi. Itu adalah cara yang bagus untuk mempekerjakan banyak orang.” (M-1)
Pendekatan emosi, daya magis, dan interaksi dalam teater.
Pembangunan proyek Teater Halaman di TIM bertujuan menghadirkan ruang berekspresi yang nyaman, sekaligus memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
"Melalui kegiatan di teater ini juga dapat melatih sikap percaya diri anak. Dalam sebuah pementasan teater dengan banyak penonton membuat anak makin membentuk karakternya,"
Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah menghancurkan sebuah teater yang menampung lebih dari seribu orang di Kota Mariupol yang terkepung.
Hanya dalam beberapa hari invasi ini berlangsung, kata dia, semua aktor dan guru bahasa Inggris bergabung menjadi relawan untuk memperkuat pertahanan Ukraina.
Cheppy mengatakan, dalam dunia diplomatik, seni dan budaya menjadi salah satu cara yang dapat digunakan sebagai sarana diplomasi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved