Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
BAGI orang awam mungkin sulit membayangkan bagaimana caranya meukis suara. Namun, tidak bagi Jack Coulter. Seniman asal Irlandia Utara ini telah terbiasa menerjemahkan suara ke dalam bentuk lukisan. Baru-baru ini, ia kembali menyajikan hasil karyanya. Kali ini ia melukis suara salah satu festival musik terbesar di dunia, Glastonbury.
Pelukis berusia 21 tahun itu mengerjakan proyek bersama penyedia aplikasi pemutar musik, Deezer. Hasil karya dibuat Coulter yang merupakan pengidap sinestesia, ketika mendengarkan rekaman atau daftar putar musik Glastonbury 2016 di aplikasi tersebut.
Sinestesia ialah fenomena neurologis. Pengidapnya di dunia 1 : 2000. Mereka mampu melihat suara yang ditangkap telinga dan rasa yang dikecap lidah. Dengan kemampuan tersebut, Coulter mengaku mampu menanggapi suara secara emosional.
“Saya menangkap elemen atmosfer yang indah dari para seniman, sekaligus menyejajarkan nada gelap dari suasana melankolis," katanya, seperti dilansir dari Independent, Selasa, (12/1).
Menurut Coulter kondisi yang dialaminya ini cukup sulit untuk dijelaskan pada orang biasa. Kompleksitas yang ditemui sebagai pengidap sinestesia, membawa hidup dan visi keseniannya ke dalam permainan warna tetrakromatik.
“Saya berharap lukisan saya dapat meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya gambaran bobot dunia yang tercemar polusi suara,” imbuhnya.
Coulter tahun lalu juga sempat memamerkan karyanya. Kala itu ia melukis suara lagu 'Before We Forgot How to Dream', yang menjadi debut musikus, Soak. Ketika mendengarkan musik, Coulter mengaku merasakan dorongan intrinsik dan ekstrinsik untuk melahirkan lukisan.
"Interpretasi visual saya tentang 'suara' dalam musikalitas saat ini terstimulasi ketika saya tenggelam dalam jiwa, estetika, dan persepsi dalam komposisi musik atau karya musik tertentu. Jika lukisan saya dapat menimbulkan pengalaman visual auditori dari Glastonbury bahkan dalam arti sekecil apa pun, itu akan menjadi sangat istimewa. Saya ingin lukisan ini dilihat sebagai satu-satunya visual dari bahasa isyarat musik,” katanya.(M-4)
Selain melayang di udara, Yura Yunita juga mengatakan dirinya akan bernyanyi di atas binatang artificial dengan ukuran sangat besar.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Normal Guy menjadi rilisan keempat Chris LaRocca pada tahun ini, sekaligus bagian dari rangkaian menuju EP terbarunya Dog Years, yang akan dirilis akhir tahun ini.
Lagu ini menghadirkan warna musik dari Wijaya 80 yang lebih ringan dan enerjik sekaligus jadi komposisi dengan nuansa paling menyenangkan dalam karya-karya mereka sejauh ini.
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Perasaan sedih dan stres saat harus kembali ke rutinitas usai liburan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah post holiday blues.
Pondok Pesantren Darunnajah menghadirkan Darunnajah Assessment and Development Center (DADC), sebuah pusat asesmen dan pengembangan psikologis bagi santri, pendidik, dan masyarakat umum.
Pentingnya peran psikologi sebagai disiplin ilmu dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan masyarakat yang sehat secara mental dan berdaya saing.
Saat ini, timnas U-20 sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung sejak 5-30 Januari sebelum tampil di Piala Asia U-20 di Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved