Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PENELITIAN mengungkapkan memelihara kucing dapat membuat manusia lebih bahagia dan sehat. Meskipun terkadang membuat terbangun pada dini hari karena meminta makan. Tapi banyak orang yang tetap setia memelihara hewan berbulu satu ini.
Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 49 juta rumah yang memiliki kucing peliharaan. Hal seperti ini menimbulkan pertanyaan, mengapa manusia rela mengeluarkan rata-rata lebih dari seribu dolar per tahun untuk hewan mungil ini?
Tetapi menariknya, penelitian ilmiah juga memberikan pandangan baru. Meskipun kucing terkadang merusak furniture, mampu memberi manfaat bagi kebahagiaan pemiliknya.
Kucing menghadirkan rasa nyaman, mengurangi kesepian, serta memberikan hiburan dengan tingkah lucunya. Tidak mengherankan jika video tentang kucing sangat populer di internet. Generasi Milenial dan Gen Z, yang dikenal sangat memperhatikan kesehatan mental, memperlakukan kucing layaknya anggota keluarga. Bahkan banyak orang yang merayakan ulang tahun kucing mereka,
Sebuah survey tahun 2024 mengungkapkan 82% pemilik hewan menganggap hewan peliharaannya seperti anak sendiri. Tidak mengherankan jika hewan berkumis satu ini juga memberikan rasa kebersamaan dan kebahagiaan.
Secara ilmiah, interaksi dengan kucing terbukti mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan emosi positif dan kesehatan psikologis, yaitu korteks prefrontal dan girus frontal inferior. Sebuah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pemilik kucing cenderung lebih sedikit mengalami emosi negatif maupun perasaan terisolasi.
Kucing, seperti halnya anjing, merupakan sahabat setia yang tidak menilai kita dan selalu menerima kita apa adanya. Ikatan emosional semacam ini membuat manusia merasa lebih aman, terutama bagi mereka yang kesulitan menjalin hubungan sosial. Sebuah penelitian di tahun 2024 bahkan mengungkapkan pemilik kucing atau anjing cenderung lebih bahagia dibandingkan orang yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Kehadiran hewan peliharaan terbukti menurunkan kadar hormon stres (kortisol) serta menjaga tekanan darah tetap stabil. Dalam sebuah eksperimen, peneliti mengamati 120 pasangan suami istri yang menghadapi situasi menegangkan, seperti mengerjakan soal matematika atau mencelupkan tangan ke air es. Hasilnya menunjukkan pemilik kucing memiliki detak jantung dan tekanan darah lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki hewan.
Ketika ditemani kucing, manusia cenderung merasa tertantang alih-alih terancam, serta pulih lebih cepat usai stres. Bahkan hanya 10 menit berinteraksi dengan kucing sudah cukup untuk menurunkan detak jantung dan tekanan darah, dan efek ini semakin kuat pada orang yang telah memelihara kucing lebih dari dua tahun.
Bagi pencinta kucing, hewan ini menjadi bagian dari jaringan sosial mereka. Rasa nyaman yang ditimbulkan membuat seseorang lebih mampu bersikap positif kepada orang lain. Riset juga menemukan pemilik kucing cenderung lebih terbuka secara intelektual, penuh rasa ingin tahu, meski di sisi lain lebih mandiri dan sedikit tertutup.
Selain memperkuat ikatan emosional, kucing juga membawa dampak positif bagi Kesehatan fisik. Banyak pemilik kucing yang kini mengajak kucingnya keluar rumah dengan tali untuk memberi suasana baru dan udara segar.
Salah satu hal unik dari kucing adalah dengkuran mereka. Suara dengkuran hewan mungil ini berada pada frekuensi 25–150 Hertz.
Menurut Leslie Lyons, Direktur Laboratorium Genetika Kucing dan Kedokteran Komparatif di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Missouri, frekuensi rendah 25–50 Hz dapat menstimulasi otot dan mendukung penyembuhan tulang. Jadi, ketika kucing mendengkur di samping pemiliknya, selain menenangkan, suara itu juga berpotensi memberi efek penyembuhan alami.
Selain itu, penelitian mengaitkan keberadaan kucing dapat meningkatkan sejumlah manfaat Kesehatan, seperti:
Beberapa penelitian menunjukkan kucing dapat membantu meringankan gejala depresi dengan memberi rasa dukungan sosial.
Walaupun sebagian besar penelitian tentang kucing bersifat korelasional dan masih dibutuhkan penelitian yang lebih objektif, tapi temuan sejauh ini tetap konsisten, bahwa kucing mampu memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Mereka menenangkan, memberi rasa kebersamaan, dan mengurangi rasa kesepian. (healthline/Z-2)
Penelitian mengungkapkan kucing yang menderita demensia mengalami perubahan otak, mirip dengan manusia.
Walaupun secara ukuran, harimau dan kucing memang berbeda jauh, dari segi kebutuhan nutrisi makanan, mereka cukup memiliki kesamaan.
Mengapa kucing suka menggosokkan tubuhnya pada beton atau duduk di atas ubin? Ini penjelasannya dari ahli biologi.
Penelitian terbaru menemukan memelihara anjing atau kucing dapat menjadi faktor pelindung yang memperlambat penurunan fungsi otak.
Studi terbaru mengungkap kucing lebih sering tidur miring ke kiri sebagai strategi bertahan hidup.
Ilmuwan Tiongkok menemukan cara mengubah stem cell atau sel punca manusia menjadi sel otak penghasil dopamin.
Penting bagi keluarga maupun orangtua yang memiliki remaja bisa memahami perubahan perilaku remaja agar bisa mendeteksi dini jika anak mereka mengalami masalah kesehatan mental.
Functional Freeze adalah kondisi emosional di mana orang tua tetap menjalankan rutinitas sehari-hari namun merasa mati rasa secara internal.
KESEHATAN mental dinilai menjadi isu yang perlu menjadi perhatian di momen hari kemerdekaan.
Fenomena ini, menurut Kak Seto, tak lepas dari lemahnya interaksi sosial di dunia nyata, yang semakin tergeser oleh aktivitas di dunia maya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved