Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Wilibrordus Megandika Wicaksono: Mengangkat Kerinduan Anak Panti

Bagus Pradana
20/12/2020 01:10
Wilibrordus Megandika Wicaksono: Mengangkat Kerinduan Anak Panti
Wilibrordus Megandika Wicaksono(MI/ANDRI WIDIYANTO)

AKSI bagi kampung halaman juga dilakukan Wilibrordus Megandika Wicaksono. Jurnalis harian Kompas itu mengangkat kisah kerja tulus para suster dan kehidupan anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu, Banyumas, Jawa Tengah.

Tidak hanya lewat tulisan di harian tempatnya bekerja, jurnalis yang akrab disapa Dika itu menuangkan kisah dalam buku. Dika mengajak enam wartawan lainnya dalam menulis buku yang kemudian terbit dengan judul Di Tepi Sungai Serayu Aku Merindu. Hasil penjualan buku yang dicetak sebanyak 125 eksemplar itu akan didonasikan untuk operasional panti.

Menjadi bintang tamu Kick Andy episode Jurnalis: Berkarya dan Bermakna yang tayang hari ini (20/12), Dika mengungkapkan buku itu juga diharapkan menjadi suntikan semangat para anak panti. “Salah satu tujuan dari penulisan buku ini ialah untuk menyembuhkan luka batin mereka. Saya berharap adik-adik itu lebih mengenal apa kerinduan mereka yang paling dalam dengan mengidentifi kasi kerinduan itu, dia akan kenal diri sendiri sehingga dapat tumbuh kembang secara optimal,” tutur jurnalis berusia 32 tahun itu.

Aksi sosial Dika bagi Panti Asuhan Bunda Serayu diawali dari sebuah boks bayi. Empat tahun lalu, saat ditempatkan kembali di kampung halamannya, Purwokerto, Jawa Tengah, Dika dan istri membuka usaha sampingan penyewaan peralatan bayi.

Pria yang sebelumnya bertugas di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, itu mendapat titipan boks bayi dari seorang temannya. Lama tidak ada juga yang menyewa, akhirnya boks itu direlakan untuk disumbangkan, Dika pun menghubungi panti asuhan tersebut dan bersambut dengan adanya kebutuhan mendesak boks bayi.

Setiba di panti asuhan, Dika yang juga seorang ayah merasa tersentuh ketika melihat bayi-bayi yatim piatu yang tidur tanpa didampingi orangtua. Ia kemudian menulis artikel mengenai kehidupan di panti tersebut dan sukses mendatangkan banyak donatur.

Komunikasi Dika dengan para suster dan anak-anak di panti yang terus berlanjut memunculkan ide untuk membuat tulisan yang lebih panjang. “Saya itu enggak punya duit, enggak punya harta buat bantu mereka. Tapi saya punya pengalaman menulis. Kenapa enggak ajak teman-teman yang satu frekuensi? Ini inspiratif lo,” terang Dika.

Ajakan itu disambut temantemannya. Namun, dalam penulisan, ia dan rekan-rekannya bersepakat untuk tidak menyebutkan nama-nama narasumber sebab tujuan mereka memang hanya ingin mengangkat kisah-kisah inspiratif dari kehidupan di sana. Dika pun berharap kerja tulus ia dan rekan -rekannya dapat lebih banyak membantu kehidupan anak-anak malang tersebut. (Bus/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik