Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Millah Kalimah Muslimat: Terenyuh Anak Putus Sekolah

Bagus Pradana
29/11/2020 01:10
Millah Kalimah Muslimat: Terenyuh Anak Putus Sekolah
Millah Kalimah Muslimat(MI/SUMARYANTO BRONTO)

DUNIA pendidikan rupanya tidak bisa lama ditinggalkan Millah Kalimah Muslimat. Sempat berhenti sebagai pendidik pada 2013 demi fokus berbisnis kuliner, setahun kemudian Millah kembali lagi sebagai pendidik, bahkan mendirikan yayasan sendiri yang memiliki sekolah taman kanak-kanak gratis.

Menjadi salah satu bintang tamu Kick Andy episode Pengabdian Sepenuh Jiwa, Millah mengungkapkan jika ia sempat terpilih menjadi kepala sekolah taman kanak-kanak terbaik tingkat Kota Bandung pada 2013. Pada 2014, di tengah fokus berbisnis kuliner, ia terenyuh mendapati banyak anak-anak di kampung dekat tinggalnya yang tidak bersekolah akibat biaya.

Kejadian itu membersitkan niat mendirikan sekolah di dalam dirinya. Saat bercerita kepada sang suami, Prihantono, konsultan arsitek di Bandung, Millah tidak hanya mendapat izin, tetapi juga modal. Sang suami merelakan dua mobilnya sebagai modal awal membuka sekolah.

Pada 2016, terwujudlah yayasan pendidikan Yayasan Rumah Kasih Mandiri (RKM) yang kemudian membawahi taman kanak-kanak gratis berkonsep islami. Sekolah yang ia sebut sebagai tahfidzpreneur itu awalnya dijalankan di garasi rumahnya. Millah blusukan ke rumah-rumah warga, mencari keluarga yang memiliki kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Setelah banyak orangtua berminat untuk mengikutsertakan anaknya untuk belajar, ia pun mulai membuka kelas taman bermain dan tempat penitipan anak (daycare). Daycare berbayar ini diperuntukkan warga kelas ekonomi menengah. Pendapatan dari daycare itu digunakan untuk operasional sekolah tahfidzpreneur.

Pada medio 2019, Millah membuka sebuah SD agar anak-anak putus sekolah di sekitar desanya kembali dapat melanjutkan pendidikannya.

“Jika ditotal jumlah keseluruhan siswa di TK dan SD kami ada sekitar 200 anak. Sebanyak 75% di antara mereka kami gratiskan, sedangkan 25% lainnya kami kenai biaya, tapi gara-gara covid-19 kemarin akhirnya yang 25% itu juga tidak dituntut untuk membayar biaya sekolahnya karena kita tahu bahwa kondisi ekonomi memang sedang sulit,” jelas guru yang juga asesor di Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (BAN-PAUD) Kabupaten Bandung ini.

Millah juga membuka pogram kejar paket B dan C gratis serta mendirikan panti asuhan yang saat ini sudah menampung 15 anak. Untuk melatih ibuibu desa berwirausaha, Millah membuka lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di bidang wirausaha kuliner. (Bus/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya