Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
Pekan lalu, penyanyi Adele mengunggah sampul buku berjudul Untamed: Stop Pleasing, Start Living karya Glennon Doyle. Perempuan berusia 32 tahun itu menyebut buku Doyle memberinya perspektif baru tentang bagaimana hidup dan mengurangi stres, kusut, bingung, dan tidak mementingkan diri sendiri.
Bagi Adele, buku bergenre self-help (pengembangan diri) itu mampu membantunya menemukan kegembiraan, kebahagiaan, dan kebebasan. Buku yang mampu menggetarkan pikiran dan membuat jiwa menjerit.
"Jika Anda siap - buku ini akan mengguncang otak Anda dan membuat jiwa Anda menjerit," terang pelantun hit Rolling in the Deep tersebut.
Buku Untamed: Stop Pleasing, Start Living adalah tentang bagaimana perempuan harus mendengarkan suara hati mereka. Buku itu berisikan nasihat tentang cara menyesuaikan dan merangkul kehidupan.
Ada yang menarik dari ungkapan Adele usai membaca buku itu. Ada hal yang patut dilepas, ada pula yang harus diraih. Tidak ada yang gampang, begitu pula dalam hidup. Setiap orang bertanggung jawab atas kebahagiaan mereka sendiri.
“Hidup yang baik adalah hidup yang sulit!” tegas Adele.
Adele bukan satu-satunya orang yang memuji karya Doyle. Beberapa figur kenamaan juga memuji buku tersebut dan memasukkannya dalam daftar bacaan, seperti Reese Witherspoon, Oprah, dan Emma Watson.
Buku pengembangan diri memang tidak menjanjikan kunci kebahagiaan. Tidak ada pula jaminan usai membaca buku itu akan menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, buku genre itu, setidaknya, dapat membantu memperbaikan perasaan dan membuat seseorang tidak merasa sendirian.
Buku self-help dianggap sering terlalu optimistis dan serius. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk coba membaca. The Independent merangkum beberapa buku senada.
-The Chimp Paradox karya Steve Peters. Buku itu dimaksudkan sebagai pedoman untuk membantu pembaca memahami reaksi terhadap situasi tertentu dengan cara tertentu.
- Thinking Fast and Slow karya Daniel Kahneman. Buku ini bakal menjabarkan dua sistem pendorong yang terjadi dalam proses berpikir manusia. Pertama, cepat, intuitif, dan emosional. Kedua, sengaja, lebih lambat, dan lebih logis. Dikenal sebagai pemenang Nobel, Kahneman juga menggunakan teori intelektual tentang kognisi dan mekanisme pengambilan keputusan. Hal itu bakal memberikan wawasan praktis tentang pikiran berfungsi dan cara memperlambat pikiran.
- Talking to Strangers: What We Should Know about the People We Don't Know karya Malcom Gladwell.
Buku itu memuncaki daftar buku terlaris New York Times. Penulis mengeksplorasi alasan seseorang begitu sering salah membaca orang yang tidak dikenal. Prasangka dan praduga menjadi lekat. Padahal, belum tentu tepat.
- The Life-Changing Magic of Not Giving a F**k karya Sarah Knight. Terinspirasi buku The Life Changing Magic of Tidying karya Marie Konodo, Knight menerapkan pendekatan serupa pada kekacauan mental yang menghambat hidup. Itu semua bermuara pada moto sederhana yang mampu mengubah hidup 'tidak menyesal'.
- The Things You Can See Only When You Slow Down: How to be Calm in a Busy World karya Haemin Sunim. Buku terlaris internasional itu bakal mendorong pembacanya untuk bertanya pada diri sendiri, apakah dunia memang sibuk, atau apakah itu hanya dalam pikiran? (M-2)
Di era media sosial, tampil di halaman FYP (For You Page) menjadi salah satu tujuan utama bagi konten kreator. Untuk mencapai hal ini, kualitas foto yang dihasilkan haruslah luar biasa
Strategi keamanan siber yang tangguh dimulai dengan visibilitas yang lengkap, mengetahui apa yang perlu dilindungi dan ketika risiko terbesar berada.
Alat dengar yang digunakan sehari-hari disarankan yang memiliki noise cancelling untuk meredam suara bising dari luar.
Untuk penyimpanan di kulkas, Tuti menyarankan agar daging disimpan beku di freezer dan dikemas sesuai dengan porsi kebutuhan sajian.
Tanpa pemahaman dan kontrol diri yang baik, kebiasaan membagikan informasi dan konten di media sosial bisa mengganggu dan merugikan orang lain.
Perasaan kecewa adalah hal yang sangat manusiawi ketika harapan tidak sejalan dengan kenyataan. Misalnya, saat melihat keberhasilan teman-teman sebaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved