Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Wabah Korona Bikin Suram Industri Pariwisata

Fathurrozak
29/7/2020 14:27
Wabah Korona Bikin Suram Industri Pariwisata
Kawasan Wisata Grand Canal, di Macau, Tiongkok, Sepi selama wabah Korona.(Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Dalam lima bulan sejak Januari hingga Mei, industri pariwisata global telah mencapai angka kerugian yang fantastis.

Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) merilis data yang menyatakan pandemi covid-19 dan kebijakan lockdown telah membawa kerugian untuk pariwisata global hingga US$320 miliar (Rp4,6 kuadriliun). Kerugian itu terhitung sejak Januari hingga Mei 2020.

Menurut perhitungan UNWTO, dalam lima bulan pada semester awal tahun ini, jumlah wisatawan turun lebih dari setengahnya bila dibandingkan dengan tahun lalu. Artinya, dunia kehilangan 300 juta wisatawan.

Penurunan perjalanan yang tercatat ini lebih dari tiga kali lipat dari penurunan pada 2009 selama krisis ekonomi global. Pada Juni silam, International Air Transport Association (IATA) mengatakan pihaknya mengandalkan maskapai penerbangan yang kehilangan US$84,3 miliar (Rp1,2 kuadriliun) tahun ini. Mereka memerkirakan perjalanan udara kemungkinan tidak akan kembali ke normal hingga 2024.

 “Lalu lintas penumpang mencapai titik terendah pada bulan April. Peningkatan yang telah kita lihat adalah penerbangan domestik. Pasar internasional sebagian besar tetap ditutup,” kata Direktur Jenderal dan CEO Alexandre de Juniac.

 Sementara itu, UNWTO mengakui tanda-tanda harapan akan semakin banyak orang yang bepergian - terutama ketika negara-negara Eropa mulai membuka kembali perbatasan mereka kepada pengunjung dari beberapa negara bulan ini. Baru-baru ini, dari kasus virus korona yang baru dilaporkan di seluruh Eropa dan di negara-negara lain mengancam kemajuan yang dibuat sektor pariwisata. Laporan tersebut secara khusus menyebut AS dan Kanada sebagai dua negara yang bertanggung jawab atas banyak wisatawan yang tetap ‘macet,’ ketika akan melakukan perjalanan. Pasalnya,  para pelancong AS masih dilarang dari banyak negara sebagai akibat dari tingginya tingkat orang yang teinfeksi di sana.

 “Data terbaru ini menjelaskan pentingnya memulai kembali pariwisata segera setelah aman untuk melakukannya. Penurunan dramatis dalam pariwisata internasional menempatkan jutaan mata pencaharian berisiko, termasuk di negara-negara berkembang, ”kata Sekretaris Jenderal World Tourist Organization Zurab Pololikashvili, dikutip Forbes.

 “Pemerintah di setiap wilayah dunia memiliki tanggung jawab ganda: untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat dan juga melindungi pekerjaan dan bisnis,” tambahnya. UNWTO mengatakan mayoritas panel ahli sepakat tingkat pariwisata global harus bangkit kembali pada akhir tahun 2021. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik