Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KONSUMSI berlebih yang dilakukan masyarakat berpenghasilan tinggi berdampak pada perubahan iklim. Makalah yang diterbitkan oleh para peneliti di University of New South Wales, Australia menyatakan perubahan gaya hidup dan sikap berbeda terhadap kekayaan, dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang dihadapi dunia.
“Kesimpulan utama dari tinjauan kami adalah bahwa kita tidak dapat bergantung pada teknologi saja untuk menyelesaikan masalah lingkungan eksistensial, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi. Tetapi kami juga harus mengubah gaya hidup yang makmur dan mengurangi konsumsi berlebih," Kata penulis utama makalah ini, Profesor Tommy Wiedmann seperti dilansir euronews.
Seperti diketahui, pembuatan pakaian, perumahan, kendaraan, dan sebagainya berdampak pada lingkungan, seperti pencemaran, perusakan hutan, hingga polusi. Para peneliti mengatakan, masyarakat terutama golongan kaya, harus mengatasi konsumsi berlebihan ini, seperti tidak perlu memiliki banyak rumah, kendaraan, dan makanan berlebih. Perilaku ini, kata Prof Wiedmann, perlu diubah.
"Ini hampir tidak pernah diakui, tetapi transisi menuju keberlanjutan hanya akan efektif jika kemajuan teknologi dilengkapi dengan perubahan gaya hidup masyarakat secara luas," kata rekan penulis makalah dan Profesor Riset Keberlanjutan di University of Sydney, Manfred Lezen.
Para peneliti ini juga mengakui bahwa tanggung jawab untuk perubahan tidak hanya terletak pada individu. Pemerintah dan masyarakat pun perlu menyingkirkan obsesi terhadap pertumbuhan ekonomi, karena oandangan seperti itu mendorong orang untuk semakin banyak mengonsumsi.
Dalam sebuah surat yang dibagikan kepada surat kabar The Guardian di Inggris, sekelompok 83 orang terkaya di dunia meminta pemerintah meningkatkan pajak pada orang kaya untuk membayar pemulihan ekonomi setelah pandemi covid-19.
Mereka meminta politisi untuk mengatasi ketidaksetaraan global dan mengakui bahwa kenaikan pajak pada orang kaya dan transparansi pajak internasional yang lebih besar, sangat penting untuk solusi jangka panjang. (M-4)
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved