Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Stres Pengaruhi Persepsi Orang Terhadap Waktu Selama Pandemi

Bagus Pradana
14/7/2020 07:15
Stres Pengaruhi Persepsi Orang Terhadap Waktu Selama Pandemi
Stres, emosi, dan beban kerja memengaruhi persepsi orang terhadap waktu selama Pandemi(Unsplash/ Engin Akyurt)

SELAMA diberlakukannya kebijakan lockdown atau di Indonesia disebut Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), memaksa sebagian orang mesti berdiam di rumah. Apakah Anda merasa jika hari-hari selama beraktivitas di dalam rumah, terasa lebih lama atau lebih cepat? Jika Anda memiliki persepsi tersebut, jangan khawatir, karena hal tersebut normal.

Seorang psikolog dari Inggris berusaha menjelaskan mengenai perubahan persepsi waktu ini dengan menggelar survei daring untuk meneliti dampak dari langkah-langkah pembatasan jarak sosial terhadap perubahan persepsi waktu yang dirasakan masyarakat.

Ia menemukan hampir 80 % respondennya merasakan seolah-olah waktu mengalami pelambatan maupun percepatan dari biasanya. Tergantung pada faktor-faktor seperti stres, emosi, dan beban kerja mereka.

"Delapan puluh persen orang mengalami distorsi terhadap berlalunya waktu selama karantina mandiri," ungkap Ruth Ogden, psikolog dari John Moores University, Liverpool, Inggri, seperti dikutip Dailymail.

"Mereka yang menyatakan waktu seakan lebih lambat,  biasanya memiliki usia yang lebih tua dan mengalami interaksi sosial terbatas selama masa karantina," imbuhnya

Kebijakan pembatasan sosial yang dimaksudkan untuk menekan penyebaran virus covid 19 ini, secara tidak langsung juga memengaruhi perubahan persepsi masyarakat terhadap waktu dalam kehidupan keseharian mereka.

Dr Ogden berhasil menghimpun keterangan berkaitan dengan perubahan persepsi terhadap waktu dari 604 respondennya di Inggris selama awal pandemi.

Setiap peserta diminta memberikan penilaian mengenai seberapa cepat mereka merasa waktu berlalu dibandingkan dengan sebelum pandemi - baik selama satu hari maupun hingga seminggu penuh.

Dalam survei tersebut, setiap responden juga dievaluasi kondisi emosionalnya, beban kerja yang mereka miliki, serta jumlah interaksi sosial yang mereka lakukan sehari-hari.

Hasilnya, lebih dari 80% responden dari survei tersebut menyatakan mengalami perubahan persepsi waktu setelah memasuki masa karantina mandiri.

"Langkah-langkah pemerintah dalam menerapkan pembatasan jarak sosial dan fisik tampaknya memiliki efek berbeda terhadap persepsi waktu setiap orang," terang Dr Ogden.

"Orang-orang yang mengalami hari-hari cepat, juga cenderung akan merasakan minggu-minggunya berjalan cepat. Sedangkan mereka yang mengalami hari-hari lambat, mungkin juga akan mengalami minggu-minggu yang lambat," tambah psikolog senior John Moores University ini. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik