Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
EPIDEMIOLOG dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Citra Indriani memberikan penjelasan mengenai virus SARS-CoV-2 bernama Nimbus atau NB.1.8.1. Menurutnya, itu merupakan mutasi virus covid-19 dan wajar terjadi seperti halnya virus influenza.
Citra menjelaskan meskipun varian Nimbus saat ini cukup dominan, bukan berarti menjadi satu-satunya yang bersirkulasi.
“Dari data global, tren varian NB.1.8.1 memang sempat meningkat pada April, tapi kini mulai menurun,” ungkapnya dilansir dari keterangan tertulis.
WHO membagi klasifikasi varian menjadi tiga kategori utama, yakni Varian of Concern (VOC), Variant of Interest (VOI), dan Variant Under Monitoring (VUM).
Nimbus, kata Citra, berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
Dia juga menyampaikan gejala infeksi varian Nimbus umumnya menyerupai infeksi saluran pernapasan atas biasa, seperti batuk dan pilek, dengan satu ciri khas yang banyak dilaporkan, yaitu nyeri tenggorokan yang tajam.
Meski demikian, Citra menyebut belum ada bukti bahwa varian ini lebih parah atau lebih menular dibanding Omicron maupun Delta.
“Mekanisme penularannya pun masih sama, yakni lewat droplet, kontak erat, dan napas,” kata dia.
Seperti varian lainnya, kelompok lansia, penderita komorbid, serta individu yang belum mendapat vaksinasi lengkap tetap menjadi golongan paling rentan.
Fatalitas lebih banyak terjadi pada mereka yang punya riwayat penyakit dan tidak memiliki kekebalan yang cukup.
“Vaksinasi tidak membuat kita kebal sepenuhnya, tapi sangat membantu mencegah keparahan,” ujarnya.
Citra juga menyoroti pentingnya surveilans aktif di fasilitas layanan kesehatan, mengingat mobilitas antarnegara yang tinggi membuka kemungkinan masuknya varian Nimbus ke Indonesia.
Ia menganjurkan masyarakat segera beristirahat atau bekerja dari rumah bila mengalami gejala flu ringan, serta menerapkan kembali protokol kesehatan dasar.
“Etika batuk, cuci tangan, menjaga jarak, dan pakai masker jika sakit, itu kunci,” tutur Citra.
Meski munculnya varian baru merupakan bagian dari evolusi alami virus, Citra mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga pola hidup sehat.
“Peran serta masyarakat dan institusi kesehatan sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih luas dan menjaga stabilitas kesehatan masyarakat,” tandasnya. (Z-1)
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved