Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
IPenampakan spesies gurita langka penghuni laut dalam Samudra Hindia baru-baru ini berhasil ditangkap oleh kamera dari kapal selam dari tim ekspedisi lima samudra yang dihelat oleh seorang miliarder asal Amerika, Victor Vescovo.
Satwa laut dalam tersebut menampakkan diri saat tim ekspedisi yang dipimpin oleh Dr Alan Jamieson dari Universitas Newcastle melakukan penyelaman di kedalaman 7.000 m seputaran Palung Jawa atau yang juga lazim disebut Palung Sunda.
Tim ekspedisi ini kemudian memaparkan hasil temuannya ini dalam jurnal Marine Biology. Mereka pun menjuluki spesies gurita laut dalam yang mereka temui ini dengan sebutan 'Dumbo'.
Sebutan tersebut diberikan Dr Alan Jamieson pada makhluk ini, karena ia merasa spesies gurita yang berhasil direkamnya ini mirip dengan tokoh gajah dalam kartun Disney tahun 1940-an, yang bernama 'Dumbo' karena memiliki kepala besar dan sirip yang mirip telinga di sisi samping kepalanya.
Dalam eksplorasi tersebut tim peneliti mengirimkan satu kamera khusus ke dasar laut yang disebut 'lander'. Mereka kemudian memcatat berbagai satwa yang ditemuinya, hingga pada kedalaman 5.760 m tim berhasil merekam pergerakan seekor spesies gurita 'Dumbo', dan kembali lagi mereka menemukan spesies yang sama di kedalaman 6.957 m. Masing-masing satwa ini memiliki ukuran tubuh yang tidak terlalu panjang, diperkirakan mencapai 43 cm dan 35 cm.
Para peneliti kemudian menempatkan gurita 'Dumbo' ini dalam keluarga spesies Grimpoteuthis.
Sebelum rekaman tentang spesies ini diperoleh, informasi mengenai spesies gurita 'Dumbo' yang dapat diandalkan oleh para peneliti hanya terbatas pada dokumentasi foto hitam putih yang telah berusia 50 tahun tentang spesies ini yang diambil di lepas pantai Karibia.
Penemuan spesies gurita Dumbo di Palung Jawa ini kemudian melahirkan berbagai spekulasi penjelasan dari para peneliti terkait adaptasi yang dilakukan oleh satwa ini untuk bertahan hidup dasar laut yang memiliki tekanan tinggi.
"Mereka harus melakukan sesuatu yang pintar di dalam sel mereka. Jika Anda membayangkan sebuah sel seperti balon - maka balon tersebut akan meletus di bawah tekanan laut yang tinggi. Jadi, pasti mereka melakukan beberapa reaksi biokimia cerdas untuk agar dapat bertahan di bawah tekanan," papar Dr Jamieson seperti dikutip dari bbc.com (29/5).
"Semua adaptasi yang anda butuhkan untuk hidup dengan tekanan rendah pasti ada di level seluler," lanjutnya.
Dr Jamieson berharap temuannya ini dapat membantu menjelaskan mengenai beberapa informasi tentang kehidupan laut dalam yang masih simpang siur. (M-2)
GOOGLE merilis teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) SpeciesNet. Ini model AI yang mampu mengidentifikasi satwa liar dengan menganalisis foto dari kamera jebak.
Satwa mencakup semua jenis hewan, mulai dari yang berukuran kecil seperti serangga, hingga hewan besar seperti gajah dan paus.
Dia mengatakan bahwa dirinya berharap nantinya dapat membuat gerakan mencintai satwa Indonesia.
Dia menilai sikap mencintai hewan yang dimiliki Presiden Prabowo ini menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini lantaran kehadiran hewan atau satwa merupakan bagian dari ekosistem.
Menhut Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah "hewan" dan "satwa" sering digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki makna yang berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved