Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ilmuwan Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Atasi Demam Berdarah

Abdillah Marzuqi
20/5/2020 08:00
Ilmuwan Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Atasi Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah(MAURO PIMENTEL / AFP)

SEKITAR  40% populasi dunia hidup di wilayah dengan risiko tinggi demam berdarah. Jumlah itu setara dengan 3 miliar orang di 100 negara. Mereka juga berhadapan dengan virus mematikan lain seperti zika, demam kuning, dan chikungunya.

Parahnya, kebanyakan dari mereka juga tengah berjuang melawan kemiskinan di wilayah padat penduduk. Banyak di antaranya yang harus meregang nyawa di usia muda.

Para ilmuwan pun tidak tinggal diam. Mereka berusaha menemukan cara untuk menghadapi virus dengue. Mereka memodifikasi nyamuk di untuk kemudian dilepaskan ke alam.

Pelepasan secara berkala itu ternyata berhasil menekan ancaman demam berdarah di Asia Pasifik dan Amerika Selatan. Kini, para peneliti tengah beralih ke teknologi digital untuk menyebarkan keberhasilan tersebut.

Demam berdarah memang belum ada obat, namun bagaimana jika ada sesatu yang membatasi ruang gerak nyamuk?

Ternyata ada bakteri Wolbachia yang mampu membatasi replikasi demam berdarah dan virus lainnya di dalam tubuh nyamuk.

Para ilmuwan dari Monash University Australia dalam World Mosquito Program membiakkan nyamuk dengan sel yang diinfeksi wolbachia. Mereka lalu melepaskannya ke lingkungan untuk kawin dengan nyamuk lokal. Perkawinan silang itu akan menyebarkan wolbachia ke seluruh populasi nyamuk dan menetralkan kemampuan nyamuk untuk membawa penyakit. Seperti nyamuk rumahan, Aedes aegypti

World Mosquito Program adalah sebuah konsorsium penelitian nirlaba global yang berkantor pusat di Vietnam. Program itu mendapat hibah Microsoft AI for Earth untuk membawa Wolbachia ke tingkat global.

Mikroorganisme itu dapat menjadi pahlawan bagi masyarakat internasional dengan bantuan data, machine learning, artificial intelligence (AI), dan cloud computing.

"Kunci keberhasilannya adalah menentukan titik rilis terbaik bagi nyamuk termodifikasi ini agar dapat memaksimalkan dampaknya," terang Senior Manager Project Delivery World Mosquito Program Ben Green.

Program itu bertujuan untuk melindungi 100 juta orang di 12 negara. Para peneliti tengah mengumpulkan data untuk menciptakan model deep learning guna menentukan titik rilis terbaik.

Hibah AI for Earth Microsoft membantu para peneliti menghentikan penyebaran demam berdarah. Kecerdasan buatan (AI) dapat membantu para peneliti mempercepat kerja analisis serta meminimalisir tugas yang melelahkan dan memakan waktu. Pada saat peneliti mulai mengumpulkan banyak data, akan sangat banyak data yang harus dikelola.

“Pada akhirnya, di sinilah machine learning dapat membantu dengan mengambil semua data untuk mencari satu estimasi probabilitas serta memetakannya. Ini akan menghemat biaya, dan berskala (scalable). Dari pada mencari visualisasi data dan analitik untuk satu area tertentu, Anda sekarang dapat melakukannya untuk satu kota, satu negara, atau untuk seluruh dunia,” tambah Chief Environmental Officer Microsoft Lucas Joppa dalam keterangan tertulisnya yang diterima Media Indonesia, Selasa (5/19).

Wolbachia adalah bakteri yang secara alami hidup di sekitar 60% spesies serangga. Sayangnya, wolbachia tidak hidup pada Aedes aegypti. Padahal gigitan nyamuk itu dapat menginfeksi manusia.

Ilmuwan lalu mencoba menanam bakteri tersebut dalam sel nyamuk Aedes aegypti. Hasilnya, kemampuan penyebaran virus dari nyamuk itu menurun drastis. Selain itu, Wolbachia juga memperngaruhi kemampuan reproduksi nyamuk. Ketika nyamuk jantan dengan Wolbachia dikawinkan dengan betina tanpa bakteri, telur mereka tidak akan menetas.

Sedangkan ketika betina dengan wolbachia dikawinkan dengan jantan tanpa wolbachia, telurnya akan menghasilkan keturunan dengan Wolbachia. Saat keduanya memiliki Wolbachia, keturunan mereka juga akan memilikinya. Sehingga dalam beberapa generasi, jumlah nyamuk dengan wolbachia akan bertambah terus. Nyamuk memang akan tetap ada, tapi manusia bisa terbebas dari demam berdarah. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya