Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENELITI menyatakan melepaskan kawanan hewan seperti bison, rusa, dan kuda ke Kutub Utara dapat membantu mengatasi krisis iklim. Simulasi kondisi yang terkomputerisasi di wilayah kutub menemukan bahwa dengan cukup banyak satwa liar, 80 % tanah permafrost (tanah yang berada di titik beku) dapat diselamatkan, mencegah lingkaran setan dari bencana lingkungan.
Setengah dari semua daerah permafrost akan mencair pada tahun 2100 dengan laju perubahan iklim saat ini, kata para ilmuwan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, yang diperkirakan akan menaikkan suhu tanah beku sebesar 7F.
Tetapi, para ahli di Jerman menghitung bahwa jika kawanan kuda, bison, dan rusa menghuni kembali tundra, suhu tanah hanya akan naik 4F, melindungi sebagian besar dari peleburan. Di daerah yang sangat dingin seperti Kutub Utara, udaranya bahkan lebih dingin dan selimut salju tebal bertindak sebagai isolasi di darat, melindunginya dari udara dan menjaganya agar tetap lebih ringan.
Namun hewan yang merumput dapat menjaga tanah tetap dingin dengan menyebarkan salju dan mengompres tanah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal alam Scientific Reports tersebut. Ketika permafrost mencair, ia melepaskan gas yang memerangkap panas yang telah terkubur selama puluhan ribu tahun kembali ke atmosfer, sehingga mempercepat krisis iklim.
Bulan lalu para ilmuwan menemukan lapisan es di kutub mencair enam kali lebih cepat daripada di tahun 1990-an. Studi baru dilakukan oleh Profesor Christian Beer dan timnya di Universitas Hamburg, yang mereplikasi dampak hewan di belahan bumi utara selama setahun menggunakan data dari daerah tersebut.
"Jenis manipulasi alami dalam ekosistem yang sangat relevan untuk sistem iklim ini belum diteliti sampai saat ini, tetapi memiliki potensi yang luar biasa," kata Prof Beer, dikutip dari Independent.co.uk. (M-4)
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved