Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Melepas Kawanan Hewan di Kutub Utara Bantu Atasi Krisis Iklim

Fathurrozak
29/4/2020 13:23
Melepas Kawanan Hewan di Kutub Utara Bantu Atasi Krisis Iklim
kutub utara(Olivier MORIN / AFP)

PENELITI menyatakan melepaskan kawanan hewan seperti bison, rusa, dan kuda ke Kutub Utara dapat membantu mengatasi krisis iklim. Simulasi kondisi yang terkomputerisasi di wilayah kutub menemukan bahwa dengan cukup banyak satwa liar, 80 % tanah permafrost (tanah yang berada di titik beku) dapat diselamatkan, mencegah lingkaran setan dari bencana lingkungan.

Setengah dari semua daerah permafrost akan mencair pada tahun 2100 dengan laju perubahan iklim saat ini, kata para ilmuwan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, yang diperkirakan akan menaikkan suhu tanah beku sebesar 7F.

Tetapi, para ahli di Jerman menghitung bahwa jika kawanan kuda, bison, dan rusa menghuni kembali tundra, suhu tanah hanya akan naik 4F, melindungi sebagian besar dari peleburan. Di daerah yang sangat dingin seperti Kutub Utara, udaranya bahkan lebih dingin dan selimut salju tebal bertindak sebagai isolasi di darat, melindunginya dari udara dan menjaganya agar tetap lebih ringan.

Namun hewan yang merumput dapat menjaga tanah tetap dingin dengan menyebarkan salju dan mengompres tanah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal alam Scientific Reports tersebut. Ketika permafrost mencair, ia melepaskan gas yang memerangkap panas yang telah terkubur selama puluhan ribu tahun kembali ke atmosfer, sehingga mempercepat krisis iklim.

Bulan lalu para ilmuwan menemukan lapisan es di kutub mencair enam kali lebih cepat daripada di tahun 1990-an. Studi baru dilakukan oleh Profesor Christian Beer dan timnya di Universitas Hamburg, yang mereplikasi dampak hewan di belahan bumi utara selama setahun menggunakan data dari daerah tersebut.

"Jenis manipulasi alami dalam ekosistem yang sangat relevan untuk sistem iklim ini belum diteliti sampai saat ini, tetapi memiliki potensi yang luar biasa," kata Prof Beer, dikutip dari Independent.co.uk. (M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya