Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
BUKAN Virus Korona, HIV, atau penyakit jantung, atau perang sekali pun yang menjadi ancaman utama kehidupan umat manusia, melainkan polusi udara. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cardiovascular Research, polusi udara dapat mengurangi harapan hidup global hingga tiga tahun dan menyebabkan 8,8 juta kematian dini setiap tahunnya.
Polusi udara kini menjadi pembunuh utama umat manusia, bahkan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh malaria, HIV, atau merokok.
Seperti dikutip Dailymail, dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Jerman itu dikhawatirkan dunia tengah menghadapi pandemi polusi udara (wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia) yang dapat memperpendek umur rata-rata di seluruh dunia.
Tim penelitian yang dipimpin oleh profesor dari Max Planck Institute for Chemistry, Jos Lelieveld, memeriksa hubungan antara paparan polusi udara dan hilangnya harapan hidup orang.
Penelitian tersebut menemukan paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah melalui peningkatan stres oksidatif, dengan mempengaruhi jantung dan pembuluh darah yang berperan menyuplai otak.
Penyakit jantung koroner dan stroke menjadi penyebab hampir setengah dari jumlah kematian tersebut. Sedangkan sebagian besar penyebab kematian lainnya, disebabkan oleh penyakit paru-paru dan penyakit tidak menular lainnya, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Sedangkan dari jumlah tersebut, hanya 6 % kematian akibat penyakit kanker paru-paru yang disebabkan oleh polusi udara.
Sementara itu sekitar dua pertiga atau sekitar 5,5 juta kematian dianggap dapat dihindari, karena disebabkan oleh polusi buatan manusia, seperti yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Sehingga dengan mengeliminasi campuran berracun dari molekul dan partikel penyumbat paru-paru yang dihasilkan oleh pembakaran minyak, gas, dan batubara, harapan hidup global dapat mengembalikan harapan hidup setahun penuh. Adapun bila menyingkirkan emisi buatan manusia, harapan hidup global akan meningkat hampir dua tahun.
"Polusi udara adalah risiko kesehatan masyarakat yang lebih besar daripada merokok. Sebagian besar dapat dihindari dengan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan yang bersih," terang Max Planck kepada AFP.
Rekan penulis penelitian, Profesor Thomas Münzel, mengatakan karena dampak polusi udara bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan menjadi fenomena di seluruh dunia, maka para peneliti meyakini temuan mereka yang menunjukkan adanya pandemi polusi udara.
"Hasil kami menunjukkan ada pandemi polusi udara. Baik polusi udara dan asap rokok dapat dicegah, tetapi selama beberapa dasawarsa terakhir perhatian terhadap polusi udara lebih sedikit ketimbang merokok, terutama di kalangan ahli jantung," terang Thomas. (M-4)
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Kanker payudara merupakan diagnosis yang menakutkan bagi banyak perempuan. Itu menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian.
Sebanyak 54% warga Amerika Serikat yakin konsumsi alkohol berdampak negatif bagi kesehatan.
Ledakan di pabrik US Steel Clairton, Pennsylvania, mengakibatkan satu orang tewas, 10 orang terluka, dan 1 pekerja masih dinyatakan hilang.
Penghijauan merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved