Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bahayanya Motif Bisnis Semata Bagi Sutradara dan Produser Film

Fathurrozak
22/11/2019 17:35
Bahayanya Motif Bisnis Semata Bagi Sutradara dan Produser Film
Sutradara Yandy Laurens(MI/ Sumaryanto Bronto)

YANDY Laurens bisa dibilang kuda hitam di komunitas sutradara film. Baru merilis film panjang pertama pada awal tahun ini, Yandy langsung masuk nominasi sutradara terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2019 lewat film Keluarga Cemara itu.

Film yang dibintangi Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahma itu pun meraih lima nominasi lainnya di FFI 2019. Tidak hanya berkaca dari keluarga Cemara, Yandy menilai jika film yang berbasis Intellectual Property (IP) atau film adaptasi/ berlisensi/ franchise akan semakin banyak diproduksi. Itu termasuk film-film yang berasal dari sinetron.

Menurutnya kecenderungan ini tidak jauh berbeda dengan sudah lama dijalankan Hollywood. "Pertama, ketika bisa menjadi IP yang legendaris, selain punya cerita yang bagus, berarti juga memiliki nilai yang kuat. Secara statement mengangkat materi yang memang sudah bagus. Yang kedua, orang punya familiarity. Kenapa Sony selalu rebooth Spiderman? Karena menurut mereka itu memangkas setengah biaya promo. Tidak perlu lagi menjelaskan siapa Peter Parker," tutur Yandy saat ditemui di sela penganugerahan Eagle Awards Documentary 2019, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, (20/11).

Meski begitu sutradara berusia 30 tahun ini menekankan pentingnya pesan yang ingin disampaikan sutradara dan produser lewat film tersebut. Tidak semata demi komersialitas.

"Setiap film yang dibuat haruslah punya producer dan director statement. Kalau dorongannya hanya filmnya laku, lama-lama jadi kehilangan jati diri. Saat memilih IP yang mau diangkat, punya statement mau ngomong apa. Itu yang harus dijaga," tekannya. Selain itu menurutnya film IP juga tidak menjamin resiko kegagalan pasar. "Toh film flop tetaplah 50:50," tambahnya.

Terkait proyek terbaru, Yandy mengungkapkan tengah menulis skrip untuk film panjang keduanya. Film itu rencana diproduksi oleh rumah produksinya sendiri, Cerita Films dan berkejasama dengan Fourcolours Films milik Ifa Isfansyah.

Meski begitu Yandy masih merahasiakan tema film yang akan masuk proses syuting bulan Maret 2020. "Belum boleh cerita. Ya masih tentang relationship, dan masih bergenre drama," pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya