Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
PERNAHKAH anda bertanya tahi lalat yang ada di tubuh anda aman atau berpotensi kanker? Namun perlu biopsi untuk menentukan apakah tahi lalat itu berpotensi kanker atau tidak.
Baru-baru ini peneliti asal Swedia membuat alat yang membantu apakah tahi lalat itu tumor atau kanker. Plester kecil yang dibuat peneliti dari Malmö University mampu mendeteksi apakah tahi lalat itu kanker dalam hitungan menit.
Cara ini dapat mengakhiri cara biopsi. Di mana pasien merasa sakit dan harus menanti dalam waktu yang lamma.
Sebastian Björklund, salah satu peneliti mengungkapkan telah mengidentifikasi 'kandidat yang menjanjikan'. Namun mereka masih membutuhkan beberapa bukti bahwa plester ini mampu menangkap molukul penting dari tumor tersebut. Diperkirakan plester ini baru bisa digunakan pada 2021.
Saat ini, para peneliti melakukan tes pada sukarelawan yang sehat dan pasien kanker kulit untuk membuktikan plester itu dapat mendeteksi tumor. Para peneliti masih membuat prototipe yang pas, karena plester ini harus bisa menganalisis molukul pada saat yang sama.
"Kami berharap ini akan menjadi lebih muda untuk mendeteksi kanker kulit di stadium awal. Kita membayangkan plester ditempatkan di area kulit yang dicurigai kanker untuk mengumpulkan molekul untuk analisis," ujar Profesor Johan Engblom, salah satu peneliti, sebagaimana disitat DailyMail.
Meski belum ditentukan harga jualnya, para peneliti menargetkan harganya lebih murah dibandingkan biopsi, sekitar US$500 atau sekitar Rp7.039.000.
Kanker kulit kebanyakan disebabkan paparan sinar UV. Di Inggris setiap tahun diperkirakan 100ribu terkena kanker kulit, sedangkan di Amerika Serikat sekitar 9.500 orang didiagnosa kanker kulit setiap hari. (M-3)
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Penelitian menemukan konsumsi protein hewani tidak meningkatkan risiko kematian, bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap kematian akibat kanker.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Menurut Senior Consultant Medical Oncology di Parkway Cancer Centre, Dr Richard Quek, terdapat lebih dari 70 subtipe sarkoma yang dikenal saat ini.
Asap ganja memiliki kandungan kompleks yang terdiri dari tetrahydrocannabinol (THC) yang menciptakan efek euforia, partikel halus, serta zat karsinogen yang juga terdapat dalam tembakau.
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved