Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SELAMA ini, sebagian besar meteorit yang jatuh ke Bumi diketahui berasal dari sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter. Namun, sekitar 1.000 meteorit telah diidentifikasi berasal dari Bulan dan Mars, kemungkinan akibat hantaman asteroid yang melontarkan material dari permukaan kedua benda langit itu ke arah Bumi.
Secara teoritis, sangat mungkin juga ada meteorit yang berasal dari Merkurius — planet terdekat dengan Matahari. Namun hingga kini, belum ada satu pun meteorit yang dikonfirmasi berasal dari planet tersebut, menjadikannya misteri lama dalam dunia ilmu antariksa.
Kini, studi terbaru yang dilakukan sekelompok ilmuwan telah menemukan dua meteorit yang diduga kuat memiliki asal-usul dari Merkurius. Jika hipotesis ini terbukti, temuan ini dapat membuka jendela baru untuk memahami proses pembentukan dan evolusi planet tersebut—tanpa perlu mengirim misi pengambilan sampel yang rumit dan mahal.
Karena letaknya yang sangat dekat dengan Matahari, misi pengambilan sampel langsung dari Merkurius menjadi sangat menantang secara teknis dan logistik. Oleh karena itu, jika benar ada fragmen alami dari Merkurius yang sampai ke Bumi, nilainya bagi sains akan sangat besar.
Data dari misi MESSENGER milik NASA sebelumnya telah memberikan gambaran umum tentang komposisi permukaan Merkurius. Planet ini diperkirakan kaya akan mineral seperti plagioklas yang mengandung natrium (misalnya albite), piroksen miskin zat besi (seperti enstatite), olivine rendah besi (seperti forsterite), serta mineral sulfida seperti oldhamite.
Salah satu meteorit yang pernah diusulkan sebagai kandidat berasal dari Merkurius adalah Northwest Africa (NWA) 7325. Namun kandungan mineralnya, seperti piroksen kaya kromium dan besi, tidak cocok dengan data komposisi permukaan Merkurius, sehingga hipotesis tersebut diragukan.
Dalam studi terbaru, para peneliti mengkaji dua meteorit langka: Ksar Ghilane 022 dan Northwest Africa 15915. Keduanya diduga berasal dari satu tubuh induk yang sama dan menunjukkan kemiripan mineral dengan kerak Merkurius.
Kedua meteorit tersebut mengandung mineral olivine, pyroxene, sedikit plagioklas albite, dan oldhamite — kombinasi yang konsisten dengan prediksi komposisi permukaan Merkurius. Komposisi oksigennya juga mirip dengan kelompok meteorit aubrite, yang sebelumnya sempat diduga berasal dari mantel dangkal Merkurius.
Namun demikian, masih ada perbedaan signifikan. Kedua meteorit hanya mengandung jejak plagioklas, sedangkan permukaan Merkurius diperkirakan mengandung lebih dari 37%. Selain itu, usia kedua sampel diperkirakan mencapai 4,528 miliar tahun, jauh lebih tua dari permukaan tertua Merkurius yang diperkirakan berusia sekitar 4 miliar tahun berdasarkan hitungan kawah.
Jika benar berasal dari Merkurius, maka kedua meteorit ini mungkin mewakili material purba yang sudah tidak lagi ditemukan di permukaan planet tersebut saat ini.
Mengaitkan meteorit dengan asal planet tertentu bukanlah hal mudah. Sebelumnya, meteorit Bulan bisa dipastikan identitasnya berkat sampel dari misi Apollo. Meteorit Mars pun dikenali dari kesamaan kandungan gas yang terperangkap di dalamnya dengan atmosfer Mars yang diukur wahana antariksa.
Namun untuk Merkurius, kita belum punya sampel pembanding. Di sinilah misi BepiColombo, kolaborasi antara badan antariksa Eropa dan Jepang, berperan penting. Wahana ini kini tengah mengorbit Merkurius dan akan segera mengirim data resolusi tinggi yang bisa membantu menelusuri asal usul kedua meteorit ini.
Jika benar meteorit dari Merkurius berhasil diidentifikasi, para ilmuwan berharap bisa menjawab berbagai pertanyaan mendasar: mulai dari usia dan evolusi kerak planet tersebut, hingga kandungan kimia dan gas yang menyusunnya.
Asal usul meteorit Ksar Ghilane 022 dan NWA 15915 diperkirakan akan terus menjadi bahan diskusi di kalangan ilmuwan. Beberapa presentasi terkait topik ini bahkan telah dijadwalkan dalam pertemuan Meteoritical Society Meeting 2025 di Australia. Diskusi-diskusi mendatang diharapkan dapat memperjelas asal muasal dua sampel misterius ini—dan mungkin, untuk pertama kalinya, menghadirkan bukti nyata meteorit dari Merkurius. (Live Science/Z-2)
Para peneliti menemukan Lima artefak kuno dari besi meteorit dalam koleksi Museum Czestochowa, Polandia.
DI dunia astronomi, selain meteor terdapat juga meteoroid dan meteorit. Lalu, apa perbedaan antara meteoroid, meteor, dan meteorit? Berikut penjelasannya.
SEBUAH penelitian terbaru mengungkap ada air di Mars yang ditunjukkan oleh butiran zirkon berusia 4,45 miliar tahun dari meteorit Mars.
Pada tahun 2011, meteorit Mars yang diberi nama Black Beauty ditemukan di Gurun Sahara. Meteorit ini menjadi salah satu penemuan penting dalam kajian tentang planet merah.
Penemuan meteorit ALH84001 dari Mars menjadi terobosan dalam ilmu pengetahuan planet. Meteorit ini ditemukan di Antartika tahun 1984 dan memberikan bukti adanya air di Mars.
Kehidupan di Bumi yang bermula dari sekitar 4,6 miliar tahun lalu terus menjadi teka-teki bagi para ilmuwan. Ini sejumlah penelitian dan teori mereka.
Gambar itu didapatkan hampir tiga tahun setelah misi kapal nirawak itu diluncurkan menggunakan Roket Ariane 5.
Misi antariksa BepiColombo berhasil melakukan flyby keempatnya di dekat Merkurius, memberikan wawasan baru tentang kutub selatan dan lingkungan magnetik planet itu.
Wahana antariksa BepiColombo, hasil kolaborasi ESA dan JAXA, berhasil melakukan flyby kelima dari enam kali manuver di dekat planet Merkurius pada 1 Desember 2024.
BepiColombo, pesawat ruang angkasa milik ESA dan JAXA, berhasil mengungkap permukaan Merkurius dalam cahaya inframerah tengah untuk pertama kalinya.
Pesawat luar angkasa BepiColombo, kolaborasi ESA dan JAXA, sukses menyelesaikan lintasan keenam di sekitar Merkurius, planet terkecil di tata surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved