Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

2 Meteorit Sahara Diduga Berasal dari Merkurius

Muhammad Ghifari A
21/7/2025 10:00
2 Meteorit Sahara Diduga Berasal dari Merkurius
Ilustrasi(NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington)

TIM ilmuwan sedang melakukan penelitian terhadap dua meteorit yang ditemukan di Gurun Sahara tahun 2023, yang diyakini berasal dari Merkurius. Jika benar, ini akan menjadi penemuan pertama potongan dari planet terdalam dalam tata surya yang pernah mendarat di Bumi.

Merkurius merupakan planet berbatu yang paling jarang diteliti karena posisinya yang dekat dengan Matahari, sehingga menyulitkan upaya eksplorasi. Hingga saat ini, hanya ada dua misi luar angkasa, yaitu Mariner 10 (1973) dan MESSENGER (2004), yang berhasil mengunjungi planet ini.

Misi ketiga, BepiColombo, dijadwalkan tiba pada akhir tahun 2026. Berbeda dengan Bulan dan Mars yang memiliki lebih dari 1. 100 sampel meteorit teridentifikasi, belum ada potongan Merkurius yang pernah diakui.

Ben Rider-Stokes, seorang peneliti dari Open University di Inggris, mengungkapkan secara teori kemungkinan bagi potongan Merkurius untuk sampai ke Bumi, meskipun ini sulit dilakukan karena harus menembus tarikan gravitasi Matahari. Penelitiannya tentang dua meteorit baru ini, Northwest Africa 15915 (NWA 15915) dan Ksar Ghilane 022 (KG 022), menunjukkan kemungkinan asalnya dari Merkurius.

Petunjuk dan Tantangan

Meteorit-meteorit tersebut menunjukkan komposisi kimia menarik, dengan kandungan olivine dan piroksen serta rendahnya besi yang sejalan dengan data dari wahana MESSENGER. Ini berbeda dengan kandidat meteorit Merkurius sebelumnya, seperti NWA 7325 dan aubrite, yang memiliki ketidaksesuaian di bidang kimia.

Namun, ada satu pertentangan besar terkait usia meteorit yang diperkirakan sekitar 4,5 miliar tahun. Sementara itu, sebagian besar permukaan Merkurius diperkirakan baru berusia sekitar 4 miliar tahun.

Rider-Stokes berpendapat selisih 500 juta tahun ini dapat dijelaskan ketidaktepatan dalam estimasi usia permukaan Merkurius yang berasal dari model kawah, bukan takaran usia absolut. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa tanpa sampel fisik langsung dari Merkurius, sulit untuk membuktikan atau menolak asal-usul ini secara definitif.

Sean Solomon, peneliti utama misi MESSENGER NASA, mempertanyakan kemungkinan asal Merkurius karena perbedaan usia formasi tersebut. Namun, dia mengakui adanya kesamaan geokimia yang signifikan dengan bahan dari permukaan Merkurius, termasuk sedikit atau tidak ada kandungan besi serta mineral yang kaya akan sulfur.

Solomon berpendapat meteorit ini mungkin berasal dari bahan awal yang membentuk Merkurius, yang tetap penting untuk penelitian.

Menegaskan asal meteorit dari benda planet lain sangat penting untuk memahami proses geologi dan pembentukan planet di awal tata surya. Dengan bantuan instrumen canggih pada wahana BepiColombo, diharapkan lebih banyak jawaban tentang Merkurius dapat ditemukan di masa depan. Perdebatan tentang asal meteorit dari Sahara ini diharapkan akan terus berlanjut di kalangan ilmuwan planet.  (NASA/Smithsonian/IFLScience/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya