Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERLOMBAAN antara Jupiter dan Saturnus dalam mendapatkan bulan terbanyak di Tata Surya akhirnya memiliki titik terang.
Sekelompok ilmuwan baru saja mengumumkan penemuan 128 bulan baru yang sebelumnya tidak diketahui mengorbit Saturnus. Penemuan ini telah diakui secara resmi oleh Persatuan Astronomi Internasional, menjadikan total jumlah bulan yang diketahui di planet ini menjadi 274, jauh meninggalkan Jupiter yang hanya memiliki 95 bulan.
Petunjuk awal mengenai keberadaan bulan-bulan ini muncul antara tahun 2019 dan 2021, saat 62 objek mirip bulan diidentifikasi. Beberapa objek kecil lainnya juga terlihat pada periode tersebut, meskipun belum dapat diidentifikasi.
"Setelah mengetahui bahwa kemungkinan besar ini adalah bulan dan masih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan, kami memutuskan untuk meneliti bidang langit yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada tahun 2023," jelas astronom Edward Ashton dari Academia Sinica di Taiwan.
"Ternyata, kami berhasil menemukan 128 bulan baru. Berdasarkan proyeksi kami, sepertinya Jupiter tidak akan pernah bisa menyusul Saturnus," tambahnya.
Penting untuk dicatat, bulan-bulan ini berbeda dari Bulan Bumi yang besar dan indah. Bulan-bulan ini relatif kecil, semuanya berbentuk bulat tetapi menyerupai kentang, dan hanya berukuran beberapa kilometer—sering disebut sebagai bulan-bulan yang tidak beraturan.
Para peneliti meyakini bulan-bulan ini merupakan sisa-sisa dari sekelompok kecil objek yang terperangkap oleh gravitasi Saturnus pada awal sejarah Tata Surya. Serangkaian tabrakan yang terjadi kemungkinan menghancurkan objek-objek tersebut menjadi pecahan kecil, yang kini ditemukan para astronom.
Faktanya, tabrakan tersebut diperkirakan terjadi sekitar 100 juta tahun lalu, waktu yang tergolong singkat dalam skala planet. Posisi bulan-bulan ini, yang tergolong dalam kelompok bulan Saturnus bernama Norse, menunjukkan lokasi di mana tabrakan terakhir mungkin telah terjadi.
Kelompok Nordik ini terdiri dari bulan-bulan yang mengorbit dalam arah mundur, pada sudut miring, dan memiliki lintasan elips di luar cincin Saturnus. Sama halnya dengan bulan-bulan yang baru ditemukan, bulan-bulan ini juga berbentuk relatif seperti kentang. (Science Alert/Z-2)
Saksikan konjungsi Bulan, Saturnus, dan Venus pada 23 Mei 2025 sebelum matahari terbit. Fenomena langit ini akan terlihat jelas di arah timur dan dapat diamati dengan mata telanjang.
Peneliti mengidentifikasi kawah South Pole-Aitken di bulan menyimpan sisa mantel muda dan laut magma purba.
Penelitian terbaru terhadap sampel dari sisi jauh bulan yang dikumpulkan misi Chang’e 6 mengungkapkan bagian dalam sisi jauh bulan mengandung lebih sedikit air.
Ilmuwan dari Indian Institute of Science (IISc) menemukan bakteri tanah bernama Sporosarcina pasteurii dapat digunakan untuk memperbaiki retakan pada batu bata berbahan regolit bulan.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Misi Chang’e 6 milik Tiongkok berhasil membawa sampel pertama dari sisi jauh Bulan, memberikan wawasan berharga tentang sejarah geologinya.
Penemuan tak disengaja dalam simulasi visual menunjukkan pola spiral tersembunyi di Awan Oort.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Teleskop James Webb mendeteksi adanya es air kristalin di sistem bintang muda, membuka wawasan baru tentang pembentukan planet dan potensi kehidupan di luar Tata Surya.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Planet mengorbit Matahari karena gravitasi! Pelajari selengkapnya tentang hukum Kepler, orbit elips, dan mengapa planet tetap pada jalurnya di tata surya kita. Klik di sini!
Jelajahi Bumi, planet kehidupan! Temukan keajaiban alam, ekosistem unik, dan pentingnya menjaga rumah kita bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved