Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lapisan Es Greenland Retak, Lebih Cepat Dari yang Diperkirakan Ilmuwan

Rany Siahaan
07/2/2025 11:32
Lapisan Es Greenland Retak, Lebih Cepat Dari yang Diperkirakan Ilmuwan
Retakan di Es Greenland(MI/ Dok Tom Chudley (Durham University))

RETAKAN besar di lapisan Es Greenland telah tumbuh secara signifikan lebih besar dan lebih dalam hanya dalam tempo lima tahun, peta 3D baru mengungkapkan. Temuan ini menunjukkan bahwa daratan itu terbuka lebih cepat daripada yang diperkiraan oleh para ilmuwan

Sebagian besar retakan ini, yang disebut celah-celah, terletak di sekitar tepi lapisan es, tempat mereka menyalurkan es dan air lelehan ke laut

Tetapi, celah ini juga menyedot air lelehan dan panas ke arah glester pedalaman, yang menurut peneliti dapat memicu “efek domino” yang menyebabkan pencairan bencana dan kenaikan permukaan laut. 

Lapisan Es Greenland menutupi 80% daratan Greenland dan memiliki ketebalan 1,9 mil (3 kilometer) di titik paling tebalnya. Air dari lapisan Es Greenland ini sudah menjadi sumber global terbesar atas kenaikan permukaan laut dengan menyumbang kenaikan 0,6 inci (15,24 centimeter) sejak 1990-an.

Pencairan es menyebabkan glester lapisan Es Greenland mengalir lebih cepat menuruni lereng dan lembah. Hal ini meregangkan lapisan es batu begitu banyak sehingga retak terbuka. 

“Saat lapisan es berakselerasi, kami berharap untuk melihat lebih banyak celah yang dalam. Jadi penelitian kami bertujuan untuk melihat di mana celah-celah ini berada dan bagaimana mereka berubah di abad ke-21,” ujar Thomas Chudley seorang ahli Glasiologis di Durham University. 

Chudley dan rekan-rekannya memeriksa celah-celah Greenland dengan menyatukan lebih dari 8.000 peta 3D permukaan pulau. Para peneliti mengambil data mereka dari Pusat Geospasial Kutub di Minnesota University untuk membuat peta 3D dari gambar satelit beresolusi tinggi.  (livescience/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya