Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENELITIAN terbaru telah mengungkap fakta mengejutkan tentang sebuah fosil langka berusia 280 juta tahun yang sebelumnya dianggap menyimpan jaringan lunak yang terawetkan.
Setelah dilakukan analisis mendalam, ternyata sebagian besar temuan ini hanyalah lapisan cat hitam yang diaplikasikan pada batu yang diukir menyerupai kadal purba.
Fosil tersebut, dikenal sebagai Tridentinosaurus antiquus, pertama kali ditemukan di Pegunungan Alpen Italia pada tahun 1931. Selama beberapa dekade, para ilmuwan percaya bahwa spesimen ini adalah kunci penting dalam memahami evolusi reptil awal. Namun, studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Palaeontology menunjukkan bahwa sebagian besar detail yang selama ini diyakini sebagai jaringan lunak ternyata merupakan hasil buatan manusia.
Dr. Valentina Rossi dari University College Cork (UCC), Irlandia, yang memimpin penelitian ini, menegaskan bahwa selama ini para ilmuwan telah tertipu oleh garis luar tubuh fosil yang tampak gelap. Garis tersebut diyakini sebagai jaringan lunak yang terawetkan, tetapi setelah dilakukan analisis mikroskopis, hasilnya menunjukkan bahwa teksturnya lebih menyerupai cat daripada jaringan fosil yang sesungguhnya.
“Jaringan lunak fosil adalah temuan yang sangat langka dan berharga. Namun, dalam kasus ini, apa yang kita lihat selama ini ternyata bukanlah jaringan yang terawetkan, melainkan lapisan cat yang diterapkan pada batu,” ujar Dr. Rossi.
Tim peneliti menggunakan berbagai metode analisis modern, termasuk fotografi ultraviolet, untuk mengungkap keberadaan lapisan tambahan yang melapisi fosil tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa di balik lapisan cat tersebut, kemungkinan masih ada sisa jaringan asli yang dapat memberikan wawasan baru tentang spesies ini.
Prof. Evelyn Kustatscher, salah satu anggota tim penelitian, menyatakan bahwa keanehan dalam pengawetan fosil ini telah menjadi misteri selama hampir satu abad. “Apa yang selama ini kita yakini sebagai kulit yang terkarbonisasi ternyata hanyalah cat,” ungkapnya.
Meskipun sebagian besar dari spesimen ini ternyata tidak asli, para peneliti tetap menemukan bagian fosil yang benar-benar otentik. Tulang-tulang tungkai belakang, khususnya tulang paha, terbukti asli meskipun dalam kondisi kurang baik. Selain itu, beberapa sisik tulang kecil yang dikenal sebagai osteoderm juga ditemukan, menyerupai sisik pada buaya modern.
Penemuan ini memberikan pelajaran penting bagi dunia paleontologi: bahkan fosil yang telah lama dianggap sebagai temuan besar perlu ditinjau ulang dengan metode penelitian modern. Studi ini menunjukkan bagaimana teknologi canggih dapat membantu mengungkap fakta yang telah tersembunyi selama hampir seratus tahun.
Dengan terungkapnya fakta ini, para ilmuwan kini harus lebih berhati-hati dalam menggunakan spesimen seperti Tridentinosaurus antiquus dalam studi ilmiah mendatang. (SciTechDaily/Z-10)
Hasil-hasil penyelidikan itu akan didalami untuk mengetahui ada atau tidaknya dugaan perbuatan yang melanggar hukum
Polisi gadungan itu sempat dilihat warga berkeliling dan duduk di dekat jembatan sebelum membidik target.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut kasus penipuan yang dilakukan Yusup Sulaeman dengan mengaku pegawai KPK sangat tidak lazim.
UMKM sering dihadapkan pada berbagai tantangan dalam pengelolaan keuangan, termasuk risiko transaksi palsu yang merugikan.
Dalam era digital yang serba terkoneksi, aplikasi olahraga seperti Strava telah menjadi sangat populer di kalangan penggemar kebugaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved