Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ini Tren Keamanan Siber yang Harus Diwaspadai di 2025

Basuki Eka Purnama
17/12/2024 11:41
Ini Tren Keamanan Siber yang Harus Diwaspadai di 2025
Ilustrasi(Freepik)

KEAMANAN siber semakin menjadi isu penting bagi perusahaan dan pemerintah di tengah perkembangan teknologi yang pesat. 

Menurut laporan CyberArk 2024 Threat Landscape, sebanyak 95% organisasi di kawasan Asia-Pasifik dan Jepang mengalami kebocoran data identitas lebih dari dua kali dalam satu tahun terakhir. 

Dengan ancaman siber yang semakin kompleks, 2025 diperkirakan menjadi momen krusial bagi keamanan digital global.

Vice-President of Solution Engineers untuk Asia Pasifik dan Jepang, CyberArk Jeffrey Kok menjelaskan bahwa serangan siber telah berkembang secara signifikan. 

"Perusahaan perlu menyesuaikan strategi mereka dengan mengutamakan keamanan identitas. Langkah proaktif ini akan membantu menghadapi ancaman yang terus berevolusi," ungkapnya. 

Dalam lanskap yang semakin dinamis ini, langkah mitigasi harus melibatkan integrasi teknologi yang lebih canggih.

CyberArk memaparkan tujuh prediksi yang dapat membantu organisasi menghadapi ancaman baru, termasuk meningkatnya serangan terhadap AI, kebutuhan akan manajemen identitas mesin yang lebih baik, dan kesiapan menghadapi era pasca-kuantum. 

Dengan meningkatnya adopsi AI pada perangkat sehari-hari, serangan pada sistem ini diperkirakan akan menjadi lebih canggih. 

"Melindungi infrastruktur AI adalah prioritas karena teknologi ini kini menjadi bagian dari operasional inti organisasi," ungkap Jeffrey.

Selain itu, CyberArk juga menyoroti pentingnya pengelolaan identitas mesin yang semakin mendominasi sistem cloud-native dan pengembangan perangkat lunak. 

Ketergantungan pada sertifikat digital yang lebih singkat, seperti yang diterapkan oleh Apple dan Google, memerlukan otomatisasi agar risiko gangguan dapat diminimalkan. 

Jeffrey menegaskan organisasi harus memastikan kontinuitas operasional mereka melalui solusi otomatisasi ini.

Prediksi ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengutamakan keamanan siber dalam perencanaan strategis organisasi. Dengan berinvestasi pada teknologi inovatif dan mengembangkan kerangka kerja yang adaptif, organisasi dapat melindungi data mereka dan tetap relevan di tengah tantangan era digital. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya