Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MAYORITAS perusahaan swasta di Indonesia ternyata belum siap menghadapi serangan siber di tengah masifnya disrupsi kecerdasan buatan (AI) belakangan ini. Ketua Umum Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF), Saga Iqranegara menyebut, tidak banyak perusahaan yang memperhatikan keamanan sistem dan data mereka.
"Biasanya perusahaan baru memanggil ahli keamanan siber saat sudah terjadi masalah, semestinya itu bisa dicegah sejak awal," kata Saga saat dihubungi awak media, Kamis (29/5).
Sedikitnya perusahaan yang memperhatikan keamanan sistem dan data mereka tampak pada Cybersecurity Readiness Index yang dirilis baru-baru ini oleh Cisco, sebuah perusahaan teknologi global. Dalam laporannya, hanya 11% korporasi di Indonesia yang memiliki kesiapan untuk menghadapi ancaman keamanan siber.
Artinya, 89% perusahaan rentan mengalami serangan siber yang mengancam keamanan basis data dan aktivitas digital organisasi.
Selain itu, AI juga telah merevolusi keamanan siber dan menaikkan tingkat ancaman, dengan 9 dari 10 organisasi (91%) mengalami insiden keamanan yang berhubungan dengan AI tahun lalu. Dari 61% organisasi yang menghadapi serangan siber, mereka justru dihambat oleh framework keamanan yang kompleks dengan solusi sistem yang tidak terintegrasi (disparate point solution).
Selain itu, dari perusahaan-perusahaan tersebut, hanya 68% dari responden percaya bahwa tim mereka memahami ancaman terkait AI. Perusahaan yang yakin bahwa tim mereka memahami cara pelaku kejahatan menggunakan AI untuk meluncurkan serangan siber hanya berkisar 65%.
Menurut Saga, tidak banyak perusahaan yang mampu menyiapkan dan menjaga keamanan sibernya. Di sisi lain, jika mereka hendak menggunakan jasa keamanan siber, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
"Namun, risiko atas kondisi ini (jika tidak menggunakan jasa keamanan siber) akan lebih besar, kerugian perusahaan akan jauh lebih besar," kata Saga yang aktif berkecimpung di industri digital.
Untuk itu, ia pun mendorong lahirnya lebih banyak talenta digital yang memiliki kualifikasi dalam menghadapi ancaman di dunia digital. "Indonesia membutuhkan lebih banyak lulusan keamanan siber yang tersertifikasi," tandasnya.
Secara terpisah, Direktur Politeknik AI Budi Mulia Dua (PLAI BMD) Ridho Rahmadi menegaskan perlunya perguruan tinggi dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas para talenta dan profesional di bidang AI, khususnya yang menguasai keamanan siber.
"Apalagi pada 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta talenta digital yang artinya bisa sekian kali lipat jika diproyeksikan pada kebutuhan talenta AI dengan kepakaran lebih spesifik di dalam spektrum digitalisasi, seperti untuk menjaga keamanan siber," ujar doktor di bidang _data science and machine learning_ Universitas Radboud, Belanda, ini.
Untuk itu, penguatan keamanan dunia siber memerlukan talenta-talenta digital yang dibekali keterampilan teknis dan telah belajar langsung tentang _cyber security_ dari dunia industri. Pendidikan yang diberikan harus mampu memberikan lulusannya kecakapan terkait rekayasa keamanan siber yang diperkuat pengajar profesional dan praktisi andal.
"Jadi ketika lulus, mereka siap menghadapi ancaman dunia siber yang sesungguhnya," tutup peraih gelar master di bidang AI dari Universitas Johannes Keppler Linz dan Universitas Teknik Ceko.
Rahasiakan file pentingmu! Temukan trik menyembunyikan file di komputer tanpa aplikasi. Dijamin aman & tak terlacak. Klik untuk tutorial lengkapnya!
Hapus jejak digitalmu! Panduan lengkap cara menghilangkan data pribadi online & meningkatkan privasi. Amankan informasi pentingmu sekarang!
Dalam keamanan data, mekanisme menyimpan dan mengelola key lebih penting daripada pemilihan algoritma enkripsi.
Hapus data KTP dari pinjol ilegal! Panduan lengkap & aman melindungi informasi pribadi Anda. Cegah penyalahgunaan data & ajukan penghapusan sekarang juga!
Amankan data pribadi online! Tips ampuh cegah peretasan & penipuan. Lindungi privasi Anda di internet sekarang! Klik & baca selengkapnya!
Ketiga layanan terbaru Tik Tok tersebut bisa dipakai untuk mengubah gambar ke video, teks ke video, hingga menampilkan produk.
BCA memandang pemanfaatan AI saat ini sudah memberikan dampak besar di banyak industri dan membuka banyak peluang.
Lebih dari separuh organisasi di Indonesia (54%) telah mengalami serangan siber berbasis AI dalam 12 bulan terakhir.
QuantumByte, platform artificial intelligence app builder yang dikembangkan oleh startup Indonesia, Quantum Teknologi Nusantara terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sahabat-AI juga menjadi wadah pembelajaran bagi talenta muda Indonesia.
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved