Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Perairan Berusia 12 Miliar Tahun Ditemukan di Luar Angkasa, Lebih Besar dari Seluruh Air di Bumi

Ernest Narus
12/12/2024 18:29
Perairan Berusia 12 Miliar Tahun Ditemukan di Luar Angkasa, Lebih Besar dari Seluruh Air di Bumi
Ilustrasi perairan luar angkasa(Freepik)

PARA ilmuwan telah menemukan reservoir air terbesar dan terjauh yang pernah terdeteksi di alam semesta.

Penemuan ini mengungkapkan bahwa perairan tersebut jauh lebih besar daripada seluruh air yang ada di planet Bumi, bahkan diperkirakan setara dengan 140 triliun kali lipat dari jumlah air yang ada di lautan dunia.

Namun, meskipun penemuan ini menakjubkan, sangat kecil kemungkinan Anda dapat melihatnya melalui teleskop Anda sendiri, karena reservoir air tersebut mengelilingi lubang hitam besar yang disebut quasar, yang berjarak lebih dari 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Penemuan Penting tentang Air di Alam Semesta Awal

Pengamatan yang dilakukan oleh tim ilmuwan mengungkapkan adanya air pada masa ketika alam semesta baru berusia sekitar 1,6 miliar tahun.

Penemuan ini memberikan bukti kuat bahwa air bisa ditemukan di seluruh alam semesta, bahkan pada masa-masa awal pembentukannya.

Matt Bradford, ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, mengungkapkan bahwa penemuan ini menunjukkan bagaimana air dapat tersebar di berbagai penjuru alam semesta, bahkan pada masa-masa paling awal dari pembentukannya.

"Lingkungan di sekitar quasar ini sangat unik karena menghasilkan massa air yang sangat besar," kata Bradford, dikutip dari Unilad.

Quasar dan Peranannya dalam Penemuan Air

Quasar adalah objek langit yang sangat besar dan memancarkan sejumlah besar energi. Gas dan debu yang jatuh ke dalam lubang hitam supermasif di pusatnya menghasilkan radiasi elektromagnetik yang sangat kuat.

Tim astronom mempelajari quasar tertentu yang disebut APM 08279+5255, yang memiliki lubang hitam dengan massa 20 miliar kali lebih besar dari matahari dan menghasilkan energi setara dengan seribu triliun matahari.

Tim Bradford berhasil memperoleh informasi lebih lanjut mengenai air ini, terutama mengenai massa air yang sangat besar, setelah mendeteksi beberapa tanda spektral air yang sangat khas.

Sebelumnya, para astronom belum pernah menemukan uap air yang ada sejauh ini di alam semesta awal. Sementara itu, meskipun ada air di tempat lain di galaksi Bima Sakti, sebagian besar air tersebut terkondensasi dalam bentuk es.

Teknologi dan Pengamatan Milimeter yang Mendorong Penemuan Ini

Penemuan ini juga menyoroti pentingnya pengamatan dalam panjang gelombang milimeter dan submilimeter, yang semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Untuk memaksimalkan potensi penelitian ini, para ilmuwan kini sedang merancang CCAT, sebuah teleskop berukuran 25 meter yang akan dibangun di Gurun Atacama, Chili.

CCAT akan memungkinkan astronom untuk menemukan beberapa galaksi paling awal di alam semesta, membuka peluang baru dalam eksplorasi air dan unsur-unsur penting lainnya di luar angkasa. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik