Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ASTRONOM menemukan aliran besar gas dingin yang dihasilkan tabrakan antar galaksi di awal alam semesta, mungkin membentuk beberapa sistem bintang paling raksasa.
Pembentukan galaksi-galaksi kuno yang berukuran besar dan berbentuk bulat seperti bola dibandingkan dengan galaksi spiral yang relatif datar, layaknya Bima Sakti membingungkan astronom selama beberapa dekade.
Kini, tim yang dipimpin para ilmuwan dari University of Southampton mendekati solusi dari teka-teki ini. Mereka percaya penelitian mereka akhirnya dapat menyelesaikan misteri galaksi yang telah lama ada ini.
"Dua galaksi berbentuk cakram yang bertabrakan menyebabkan gas – bahan bakar pembentuk bintang – tenggelam menuju pusat galaksi, menghasilkan triliunan bintang baru," kata anggota tim sekaligus peneliti dari University of Southampton, Anna Puglisi, dalam sebuah pernyataan. "Tabrakan kosmik ini terjadi sekitar 8-12 miliar tahun yang lalu, ketika alam semesta berada dalam fase evolusi yang jauh lebih aktif.
"Temuan kami membawa kita lebih dekat untuk memecahkan misteri lama dalam astronomi yang akan mendefinisikan ulang pemahaman kita tentang bagaimana galaksi terbentuk di awal alam semesta."
Penelitian tim ini diterbitkan pada Rabu (4 Desember) di jurnal Nature.
Tim tersebut membuat terobosan dengan menggunakan Atacama Large Millimeter Array (ALMA). ALMA adalah proyek astronomi terbesar di dunia, terdiri dari 66 antena radio yang terletak di Gurun Atacama, utara Chile.
Mereka mengumpulkan pengamatan berkualitas tinggi dari banyak galaksi yang jauh menggunakan ALMA dan data dari proyek arsip A3COSMOS dan A3GOODSS. Secara khusus, mereka menganalisis lebih dari 100 galaksi yang saat ini sedang mengalami pembentukan bintang secara intensif.
Pemimpin tim, Qing-Hua Tan dari Purple Mountain Observatory, menjelaskan proyek ini menggunakan teknik baru untuk memeriksa distribusi cahaya dari galaksi-galaksi yang sangat jauh dan terang.
"Ini adalah bukti nyata pertama galaksi berbentuk bulat terbentuk secara langsung melalui episode pembentukan bintang yang intens di inti galaksi-galaksi yang jauh," kata Tan. "Astrofisikawan telah berusaha memahami proses ini selama beberapa dekade.
"Galaksi-galaksi ini terbentuk dengan cepat – gas tersedot ke dalam untuk memberi makan lubang hitam dan memicu ledakan bintang, yang tercipta dengan laju 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan Bima Sakti."
Tim ini akan menggabungkan temuan mereka dengan data yang dikumpulkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) dan satelit Euclid.
Langkah ini diharapkan membantu mereka memetakan populasi bintang di dalam galaksi target untuk memberikan wawasan lebih lanjut tentang misteri pembentukan galaksi raksasa.
"Ini akan memberi kita gambaran yang lebih lengkap tentang pembentukan galaksi di masa awal dan memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana alam semesta berkembang sejak awal waktu," pungkas Puglisi. (Space/Z-3)
ALMA berhasil memetakan struktur internal galaksi awal dan menunjukkan bukti pembentukan cakram galaksi serta sisa tabrakan kosmik di era awal alam semesta.
Tim Ilmuan memperkirakan alam semesta terbentuk di dalam sebuah lubang hitam kolosal, yang berada dalam semesta 'induk'.
Observatorium Vera C. Rubin keluarkan foto perdana mereka akan alam semesta.
Fisikawan Nikodem Poplawski mengajukan teori mengejutkan: alam semesta berputar, dan ini bisa menjelaskan melemahnya energi gelap.
Ilmuwan asal Amerika Serikat dan Jepang berpacu mencari jawaban mengapa alam semesta kita ada?
Penelitian terbaru dari Radboud University, Belanda, mengungkap bahwa akhir alam semesta bisa terjadi jauh lebih cepat dari yang selama ini diperkirakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved