Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CURIOSITY milik NASA menemukan 'jaring laba-laba' misterius, di wilayah yang belum pernah dijelajahi sebelumnya di dekat ekuator Mars.
Penjelajah tersebut telah dikirim untuk menyelidiki struktur aneh ini yang meliputi hamparan gurun Mars sepanjang enam hingga 12 mil. Mesin ini juga mencari tanda-tanda kehidupan yang pernah terjadi di planet Mars.
Melansir dari Daily Mail, para ahli geologi menduga jaring laba-laba tersebut merupakan versi raksasa dari sejenis mineral yang mengkristal. Ini dikenal sebagai 'boxwork', yang muncul di dalam beberapa gua di Bumi.
Mereka dapat ditemukan di langit-langit Gua Angin di South Dakota, yang terbentuk dari air mineral kalsium karbonat yang merembes ke dalam celah-celah antara batuan lunak yang mengeras menjadi kristal.
Namun, kotak yang luasnya lebih dari 3.800 hektare di Mars ini berbeda karena kemungkinan besar terbentuk air laut Mars dan mungkin telah menjebak fosil kehidupan purba dalam jaringnya.
"Punggung-punggung ini akan mencakup mineral-mineral yang mengkristal di bawah tanah, di tempat yang suhunya lebih hangat. Mikroba Bumi purba bisa saja bertahan hidup di lingkungan yang serupa," jelas Kirsten Siebach, ahli geologi dari Universitas Rice dikutip dari Daily Mail.
Tidak ada yang mengatakan "air cair asin" yang menciptakan jaring Mars ini merupakan lokasi ideal untuk menemukan bukti fosil mikroba alien purba yang masih ada.
Penemuan ini terjadi saat peneliti Australia menemukan meteorit Mars, yang jatuh di Afrika Barat Laut, memberikan lebih banyak bukti adanya air panas di Mars.
Analisis kimia terhadap meteorit itu menunjukkan kondisinya sangat memungkinkan bagi kehidupan akuatik untuk berkembang di tetangga terdekat Bumi itu lebih dari empat miliar tahun yang lalu.
Sejak pertama kali mendarat ke permukaan Mars pada 6 Agustus 2012, Curiosity telah menjelajahi planet tersebut untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Selain itu, ia juga memburu petunjuk tentang iklim Mars, geologi, dan semua air purbanya .
Namun, para peneliti NASA tertarik dengan jaring laba-laba geologi raksasa ini lebih lama lagi, sejak satelit Mars Reconnaissance Orbiter mereka pertama kali menangkap gambar udara dari lanskap yang menghantui ini pada 10 Desember 2006.
Bagaimana formasi seperti itu bisa muncul di permukaan Mars masih menjadi misteri, tetapi teori menunjukkan kekacauan iklim yang telah menghilangkan air di Mars miliaran tahun yang lalu.
"Kemungkinan bukti kehidupan mikroba akuatik di Mars mungkin terperangkap dalam jaring raksasa ini sebagai fosil menjadikannya tempat yang menarik untuk dijelajahi," kata Siebach.
Jaring mikroba dan serangga asing yang berpotensi mati ini berada di bawah bayang-bayang gunung setinggi tiga mil, yang dikenal sebagai 'Gunung Sharp'.
Eksplorasi masa lalu oleh penjelajah Curiosity telah mengungkap banyak lapisan sedimen di sepanjang permukaan tebing Gunung Sharp, yang menunjukkan secara rinci gunung itu terbentuk oleh erosi air melalui endapan danau purba.
Para ilmuwan di NASA menduga erosi ini membantu membentuk jaring laba-laba kristal raksasa, karena aliran air kaya mineral meresap dan mengalir menuruni Gunung Sharp ke dalam retakan di permukaan batu, kemudian mengkristal.
Menurut pemetaan satelit yang diterbitkan Siebach tahun 2014, setidaknya diperlukan 113,6 miliar galon air hangat dan asin yang mengandung mineral untuk menciptakan hamparan kristal yang luas.
Selama lebih dari satu dekade di Planet Merah, penjelajah Curiosity milik NASA telah menjelajahi sekitar 20 mil permukaan Mars untuk mencari petunjuk tentang kehidupan yang mungkin pernah berkembang di sana.
Menurut administrator NASA, Bill Nelson, Curiosity akan mulai mempelajari tonjolan jaring laba-laba dari dekat tahun 2025, tempat ia akan tinggal untuk perjalanan selama sebulan melalui kotak Mars. (Z-3)
Setelah bertahun-tahun dianggap jejak aliran air asin, misteri guratan gelap yang kerap muncul di lereng curam Mars akhirnya terkuak.
SpaceX tetap menargetkan misi ke Mars tahun 2026 menggunakan roket Starship versi terbaru.
Misi NASA InSight ungkap struktur dalam Mars—kerak tebal, mantel pasif, dan inti cair besar. Apakah Mars masih aktif secara geologis? Simak hasilnya di sini.
Elon Musk menyebut kolonisasi Mars sebagai langkah penting untuk kelangsungan hidup umat manusia, karena suatu hari nanti matahari akan membakar habis Bumi.
Mars: Lagu kebangsaan penuh semangat! Temukan sejarah, makna mendalam, dan pengaruhnya dalam membangkitkan jiwa patriotisme.
Kamera HiRISE milik NASA yang berada di pengorbit Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) berhasil menangkap gambar rover Curiosity saat sedang bergerak melintasi Kawah Gale di Mars.
Penelitian terbaru menemukan laba-laba jaring corong di Amerika Utara mampu menyesuaikan struktur jaring mereka sebagai respons terhadap polusi suara di lingkungan perkotaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved