Pencarian Kehidupan di Mars: Wawasan Baru dari Curiosity tentang Perubahan Iklim Mars

Thalatie K Yani
17/10/2024 13:30
Pencarian Kehidupan di Mars: Wawasan Baru dari Curiosity tentang Perubahan Iklim Mars
Data penjelajah Curiosity NASA memberikan wawasan tentang bagaimana Mars  berubah dari planet yang kaya akan air dan berpotensi dihuni, menjadi gurun yang tak dapat dihuni. (NASA)

SETIAP hari, kita semakin dekat untuk mengetahui apakah kehidupan di Mars pernah ada atau bahkan mungkin terjadi. Baru-baru ini, para ilmuwan yang mempelajari data dari penjelajah Curiosity milik NASA memperoleh wawasan baru tentang bagaimana Mars mungkin berubah dari planet yang kaya akan air dan berpotensi dihuni menjadi gurun yang benar-benar tak bisa dihuni.

Saat Curiosity menjelajahi Kawah Gale di Mars, ia melakukan eksperimen pada batuan. Menggunakan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) dan Tunable Laser Spectrometer (TLS), penjelajah ini memanaskan sampel batuan untuk menganalisis gas yang dihasilkan. Ketika melakukan tugas ini pada mineral yang kaya karbon, atau karbonat, yang sering berfungsi sebagai catatan iklim, Curiosity mengungkapkan komposisi isotop yang menunjukkan dua kemungkinan skenario iklim di masa lalu Mars.

Pada skenario pertama, karbonat mungkin terbentuk melalui siklus basah-kering yang berulang, yang menunjukkan penguapan yang ekstrem. Pada skenario kedua, karbonat mungkin terbentuk di air yang sangat asin dan sangat dingin.

"Mekanisme pembentukan ini menunjukkan dua rezim iklim yang berbeda yang mungkin menunjukkan skenario kelayakhunian yang berbeda," kata Jennifer Stern dari NASA Goddard, salah satu penulis makalah penelitian tersebut. 

"Siklus basah-kering akan menunjukkan pergantian antara lingkungan yang lebih layak huni dan kurang layak huni, sementara suhu cryogenik di lintang menengah Mars akan menunjukkan lingkungan yang kurang layak huni di mana sebagian besar air terkunci dalam es dan tidak tersedia untuk kimia atau biologi, dan apa yang ada sangat asin dan tidak ramah bagi kehidupan."

Dua skenario ini bukan konsep baru. Bukti lain di Mars, mulai dari formasi batuan tertentu hingga keberadaan mineral spesifik, mendukung keduanya. Namun, penelitian khusus ini menandai pertama kalinya bukti isotop dari sampel batuan mendukung kedua skenario tersebut.

Namun, ada kabar buruk yang menyertai hasil ini. "Sampel kami tidak konsisten dengan lingkungan kuno dengan kehidupan (biosfer) di permukaan Mars," kata David Burtt dari NASA Goddard, penulis utama makalah tersebut. "[M]eski demikian, ini tidak mengesampingkan kemungkinan adanya biosfer di bawah permukaan atau biosfer di permukaan yang dimulai dan berakhir sebelum karbonat ini terbentuk." (space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya