Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
BAYANGKAN suara dari kedalaman sejarah, suara yang menggambarkan peristiwa tak biasa ketika kutub Bumi terbalik 41.000 tahun lalu.
Ilmuwan kini telah berhasil memetakan dan menangkap suara mengerikan dari apa yang dikenal sebagai Peristiwa Laschamp, momen di mana medan magnet Bumi melemah drastis, membuka jalan bagi sinar kosmik menghantam atmosfer.
Seperti kayu yang pecah dan batu yang runtuh, cukup menyeramkan membayangkan bagaimana alam memberikan tanda dari sebuah bencana yang terjadi ribuan tahun silam.
Medan magnet Bumi, seperti yang kita ketahui, berfungsi sebagai pelindung planet ini dari angin matahari.
Namun, dalam peristiwa tersebut, kekuatan medan magnet melemah hingga hanya lima persen dari kekuatan saat ini.
Jika kejadian serupa terjadi di zaman modern, hal itu bisa mendatangkan malapetaka bagi infrastruktur manusia, termasuk jaringan listrik yang kita andalkan.
Tak hanya itu, kehidupan di permukaan bumi juga akan terpapar radiasi matahari dalam jumlah yang sangat besar.
Para ilmuwan menggunakan data dari satelit milik Badan Antariksa Eropa untuk menciptakan ulang pergerakan medan magnet Bumi selama Peristiwa Laschamp.
Dengan analisis mendalam, mereka berhasil membuat simulasi bentang suara dari peristiwa tersebut, memberikan kita gambaran akustik tentang bagaimana dunia terdengar saat medan magnet hampir runtuh.
Kita tahu bahwa kutub magnet Bumi cenderung berbalik setiap 200.000 hingga 300.000 tahun sekali.
Namun, penelitian pada 2018 menunjukkan bahwa kita sudah 780.000 tahun terlambat dari peristiwa serupa, menimbulkan pertanyaan besar di benak para ilmuwan: apakah peristiwa semacam itu akan segera terjadi lagi?
Dan jika ya, apakah kita siap menghadapinya?
Profesor Universitas Nasional Australia Roberts menegaskan pentingnya medan magnet Bumi sebagai perisai yang melindungi kita dari radiasi matahari.
Meski pada masa sekarang medan magnet Bumi tergolong kuat, badai matahari yang besar tetap bisa memberikan ancaman serius.
Studi terbaru bahkan menyebutkan bahwa peristiwa seperti ini, yang disebut Peristiwa Adams, mungkin berkaitan dengan kepunahan Neanderthal serta kemunculan seni figuratif di gua-gua di seluruh dunia.
Pohon-pohon kuno di Selandia Baru juga memberikan petunjuk penting tentang apa yang terjadi selama masa Peristiwa Adams.
Analisis terhadap pohon-pohon ini menunjukkan lonjakan kadar radiokarbon atmosfer yang disebabkan oleh runtuhnya medan magnet bumi.
Seperti yang dikatakan oleh Chris Turney, salah satu peneliti dalam studi ini, runtuhnya medan magnet saat itu mengakibatkan radiasi luar angkasa menghancurkan partikel udara di atmosfer, menyebabkan lapisan Ozon rusak parah dan memicu perubahan iklim secara global.
Dengan menggunakan teknologi canggih dan analisis dari bukti-bukti kuno, kita kini bisa mendengarkan dan memahami bagaimana Bumi merespons peristiwa besar di masa lalu.
Namun, pertanyaan yang lebih besar tetap ada, akankah sejarah terulang?
Dan jika ya, bagaimana kita, sebagai penghuni planet ini, bersiap menghadapinya? (Z-10)
Sumber:
PT Bumi Resources meraih penghargaan pada ajang Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2025.
Para ilmuwan memprediksi rotasi Bumi akan meningkat pada Juli dan Agustus 2025, membuat hari-hari menjadi lebih singkat.
Peneliti ETH Zurich berhasil memecahkan misteri zona D'' di kedalaman 3.000 km bawah Bumi.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Aurora merupakan salah satu fenomena alam paling memukau yang terjadi di langit bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved