Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INSINYUR NASA telah mematikan salah satu instrumen ilmiah di Voyager 2, karena pasokan daya di pesawat luar angkasa tersebut semakin menipis saat ia menjelajahi ruang antarbintang.
Voyager 2 diluncurkan ke luar angkasa pada 20 Agustus 1977 dan meninggalkan tata surya pada 5 November 2018. Saat ini, Voyager 2 berada 12,8 miliar mil (20,5 miliar kilometer) dari Bumi dan menggunakan empat instrumen ilmiah untuk mempelajari ruang di luar heliosfer, yaitu gelembung pengaruh matahari di sekitar tata surya.
NASA memperkirakan bahwa Voyager 2 memiliki cukup daya untuk menjaga satu instrumen ilmiah tetap berfungsi hingga 2030-an, tetapi untuk melakukan itu, mereka harus memilih instrumen mana yang harus dimatikan.
Baca juga : Tanda Kehidupan Alien? Membedakan Sfera Dyson dari Hot DOGs dalam Penelitian WISE
Spesialis misi telah berusaha menunda pemadaman instrumen hingga sekarang karena Voyager 2 dan Voyager 1 adalah satu-satunya dua wahana aktif yang dimiliki manusia di ruang antarbintang, sehingga data yang mereka kumpulkan sangat unik. Hingga saat ini, enam dari 10 instrumen awal di pesawat telah dimatikan.
Kini, mematikan instrumen ketujuh tak dapat dihindari, dan instrumen plasma menjadi yang harus dimatikan. Pada 26 September, para insinyur memberikan perintah untuk mematikan instrumen tersebut.
Instrumen plasma ini terdiri dari empat "cawan" yang mengumpulkan informasi tentang jumlah plasma, cairan partikel bermuatan, yang mengalir melewati Voyager 2 serta arah alirannya. Tiga cawan diarahkan ke matahari untuk memantau partikel bermuatan dalam angin matahari saat berada di dalam heliosfer. Cawan keempat diarahkan menjauh dari yang lainnya untuk mengamati plasma di medan magnet planet dan ruang antarbintang.
Baca juga : Juice ESA Berhasil Tangkap Gambar Detail Sabuk Radiasi Bumi dalam Flyby
Instrumen ini sangat penting dalam mendeteksi penurunan partikel bermuatan dari matahari, yang menunjukkan bahwa Voyager 2 telah melintasi batas antara heliosfer dan ruang antarbintang pada tahun 2018.
"Insinyur misi selalu memantau dengan cermat setiap perubahan yang dilakukan pada operasi pesawat luar angkasa yang berusia 47 tahun ini untuk memastikan tidak ada efek samping yang tidak diinginkan," kata pejabat di Jet Propulsion Laboratory NASA, yang mengawasi misi ini, dalam sebuah pernyataan.
"Tim telah mengonfirmasi perintah pemadaman telah dieksekusi tanpa insiden, dan wahana beroperasi secara normal."
Baca juga : Teleskop Webb Milik NASA Deteksi Karbon Dioksida dan Hidrogen Peroksida di Permukaan Pluto
Kegunaan instrumen plasma terbatas karena tiga cawan yang diarahkan ke matahari berhenti mengumpulkan plasma setelah meninggalkan heliosfer dan melewati pengaruh angin matahari.
Selain itu, karena orientasi Voyager 2, data yang telah dikumpulkan selama beberapa tahun terakhir juga terbatas. Cawan aktif hanya memberikan data yang berguna setiap tiga bulan sekali ketika pesawat luar angkasa tersebut melakukan putaran 360 derajat pada porosnya. Hal ini memengaruhi keputusan untuk mematikan instrumen plasma guna menghemat daya daripada mematikan salah satu instrumen lainnya.
Baik Voyager 1 maupun Voyager 2 mendapatkan daya dari plutonium yang membusuk, dan mereka kehilangan sekitar 4 watt daya setiap tahunnya. Pada 1980-an, beberapa instrumen mereka dimatikan setelah kedua pesawat luar angkasa tersebut selesai meneliti planet raksasa di tata surya. Hal ini memberikan tambahan daya pada kedua wahana, sehingga memperpanjang usia mereka.
Beberapa tahun yang lalu, kedua wahana juga mematikan semua instrumen yang tidak esensial. Instrumen plasma Voyager 1 berhenti bekerja pada tahun 1980, dan dimatikan pada 2007 untuk menghemat daya.
Sementara itu, insinyur NASA terus memantau sumber daya Voyager 2 agar mereka dapat memutuskan kapan instrumen ilmiah berikutnya harus dimatikan untuk memastikan penjelajah antarbintang ini dapat memberikan data ilmiah selama mungkin dari "perbatasan terakhir" di luar tata surya. (Space/Z-3)
Insinyur NASA telah mematikan dua instrumen untuk memastikan pesawat ruang angkasa kembar, Voyager 1 dan Voyager 2, dapat melanjutkan penjelajahan mereka di luar batas tata surya.
Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan planet semakin gencar menyerukan misi eksplorasi ke Uranus dan bulan-bulannya, wilayah tata surya yang sebagian besar masih belum dijelajahi.
Airbus dan perusahaan eksplorasi luar angkasa Amerika Serikat (AS) Voyager Space pada Rabu (2/8/2023) mengumumkan usaha patungan untuk mengembangkan Starlab.
Album pertama Kihyun MONSTA X tersebut berisi tiga track, yaitu lagu berjudul Voyager, Comma, dan Rain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved