Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

23 September 2024, 178 Tahun Planet Neptunus Ditemukan

Ernest Narus
23/9/2024 11:44
23 September 2024, 178 Tahun Planet Neptunus Ditemukan
Neptunus, planet kedelapan tata surya, ditemukan 23 September 1846 oleh astronom Johann Gottfried Galle, berdasarkan perhitungan matematis yang memperkirakan gangguan orbit Uranus. (NASA)

PLANET kedelapan dari Matahari yang bernama Neptunus, ditemukan pada 23 September, tepatnya 178 tahun lalu. Planet ini pertama kali ditemukan astronom Johann Gottfried Galle dengan menggunakan teleskop Fraunhofer di Observatorium Berlin, Jerman.

Dikutip dari laman resmi NASA, 23 September 1846 merupakan momen dimana para astronom menemukan Neptunus yang menjadi planet kedelapan mengorbit Matahari. 

Penemuan ini dilakukan berdasarkan perhitungan matematis dari posisi yang diprediksi karena gangguan yang diamati pada orbit planet Uranus. Penemuan ini menggunakan teleskop karena Neptunus terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang dan jaraknya yang sangat jauh dari Matahari. 

Baca juga : Astronom Menemukan Semburan Jet Kembar Terbesar dari Lubang Hitam

Dengan penemuan Uranus tahun 1781, jumlah planet yang diketahui di tata surya bertambah menjadi tujuh. Saat para astronom terus mengamati planet yang baru ditemukan itu, mereka melihat ketidakteraturan dalam orbitnya yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh hukum gravitasi universal Newton. Namun, efek dari gravitasi planet yang lebih jauh dapat menjelaskan gangguan ini. 

Pada 1845, Uranus telah menyelesaikan hampir satu revolusi penuh mengelilingi Matahari. Dua astronom Urbain Jean-Joseph Le Verrier dan John Couch Adams secara independen menghitung lokasi planet yang dipostulatkan ini. 

Berdasarkan perhitungan perhitungan itu, pada malam 23 September 1846, astronom Johann Gottfried Galle menggunakan teleskop Fraunhofer di Observatorium Berlin melakukan pengamatan pertama terhadap planet Neptunus. 

Baca juga : NASA Berencana Jelajahi  Dunia Baru yang Mungkin Layak Huni, Oktober Mendatang.

Secara teknis, keberadaan Neptunus telah diprediksi secara matematis oleh Galileo Galilei tahun 1612 berdasarkan efek gravitasi planet raksasa es itu terhadap Uranus di dekatnya. Karena geraknya yang relatif lambat terhadap bintang-bintang latar belakang, ia tidak berhasil mengenalinya sebagai planet.

Para astronom mengetahui Neptunus adalah planet terbesar keempat di tata surya, dan seperti raksasa gas lainnya, atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Suhu di puncak awannya diperkirakan sekitar 55 Kelvin, atau minus 361 derajat Fahrenheit. Letaknya yang jauh dari Matahari, membuat banyak hal tentang Neptunus masih menjadi misteri di luar beberapa informasi dasar. 

Neptunus jauh lebih gelap pada tahun 1970-an dan 80-an dibandingkan sekarang, dan bintik-bintik gelap besar yang berhubungan dengan badai raksasa sebelumnya telah diamati di atmosfer planet tersebut oleh Voyager 2 dan Teleskop Luar Angkasa Hubble. (NASA/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya