Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
PLANET kedelapan dari Matahari yang bernama Neptunus, ditemukan pada 23 September, tepatnya 178 tahun lalu. Planet ini pertama kali ditemukan astronom Johann Gottfried Galle dengan menggunakan teleskop Fraunhofer di Observatorium Berlin, Jerman.
Dikutip dari laman resmi NASA, 23 September 1846 merupakan momen dimana para astronom menemukan Neptunus yang menjadi planet kedelapan mengorbit Matahari.
Penemuan ini dilakukan berdasarkan perhitungan matematis dari posisi yang diprediksi karena gangguan yang diamati pada orbit planet Uranus. Penemuan ini menggunakan teleskop karena Neptunus terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang dan jaraknya yang sangat jauh dari Matahari.
Baca juga : Astronom Menemukan Semburan Jet Kembar Terbesar dari Lubang Hitam
Dengan penemuan Uranus tahun 1781, jumlah planet yang diketahui di tata surya bertambah menjadi tujuh. Saat para astronom terus mengamati planet yang baru ditemukan itu, mereka melihat ketidakteraturan dalam orbitnya yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh hukum gravitasi universal Newton. Namun, efek dari gravitasi planet yang lebih jauh dapat menjelaskan gangguan ini.
Pada 1845, Uranus telah menyelesaikan hampir satu revolusi penuh mengelilingi Matahari. Dua astronom Urbain Jean-Joseph Le Verrier dan John Couch Adams secara independen menghitung lokasi planet yang dipostulatkan ini.
Berdasarkan perhitungan perhitungan itu, pada malam 23 September 1846, astronom Johann Gottfried Galle menggunakan teleskop Fraunhofer di Observatorium Berlin melakukan pengamatan pertama terhadap planet Neptunus.
Baca juga : NASA Berencana Jelajahi Dunia Baru yang Mungkin Layak Huni, Oktober Mendatang.
Secara teknis, keberadaan Neptunus telah diprediksi secara matematis oleh Galileo Galilei tahun 1612 berdasarkan efek gravitasi planet raksasa es itu terhadap Uranus di dekatnya. Karena geraknya yang relatif lambat terhadap bintang-bintang latar belakang, ia tidak berhasil mengenalinya sebagai planet.
Para astronom mengetahui Neptunus adalah planet terbesar keempat di tata surya, dan seperti raksasa gas lainnya, atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Suhu di puncak awannya diperkirakan sekitar 55 Kelvin, atau minus 361 derajat Fahrenheit. Letaknya yang jauh dari Matahari, membuat banyak hal tentang Neptunus masih menjadi misteri di luar beberapa informasi dasar.
Neptunus jauh lebih gelap pada tahun 1970-an dan 80-an dibandingkan sekarang, dan bintik-bintik gelap besar yang berhubungan dengan badai raksasa sebelumnya telah diamati di atmosfer planet tersebut oleh Voyager 2 dan Teleskop Luar Angkasa Hubble. (NASA/Z-3)
Beberapa perkiraan menyebut jari-jari planet ini telah menyusut sekitar 1 hingga 7 kilometer akibat patahan yang disebabkan oleh pendinginan.
Simulasi ini memperlihatkan posisi matahari, bulan, planet-planet, dan pluto dari perspektif di Bandung. Meskipun demikian, data di Bandung ini tidak berbeda jauh dari wilayah lain
Para pengamat langit disarankan menyiapkan teleskop dan mengarahkannya ke Saturnus pada pagi hari 19 Agustus.
Para astronom menemukan sistem Bintang Kepler-139 yang berukuran dua kali lipat Neptunus.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Bintang neutron yang sangat magnetik ini, yang dikenal sebagai magnetar, kembali hidup dengan memancarkan sinyal radio aneh yang tidak sesuai dengan pemahaman astronomi saat ini.
Para astronom berhasil mengidentifikasi lubang hitam supermasif terbesar yang pernah tercatat, dengan massa mencapai 36 miliar kali massa Matahar
Gravitasi luar biasanya begitu kuat hingga dapat membelokkan cahaya dari galaksi-galaksi di belakangnya, menciptakan fenomena cincin Einstein yang tampak
Para astronom kembali dikejutkan oleh kemunculan objek luar angkasa misterius yang diyakini sebagai pengunjung antarbintang ketiga dalam sejarah manusia
Para astronom berhasil menangkap gambar Galaksi Sculptor yang penuh warna.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved