Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
TIM mahasiswa dari tiga universitas di Amerika Serikat berhasil mengukur fenomena gerhana dapat memicu riak di atmosfer Bumi yang dikenal sebagai gelombang gravitasi atmosfer. Bukti keberadaan gelombang ini ditemukan dalam data yang dikumpulkan selama gerhana matahari total di Amerika Utara pada 14 Oktober 2023, sebagai bagian dari Nationwide Eclipse Ballooning Project (NEBP) yang didukung NASA.
Melalui NEBP, tim mahasiswa ditempatkan di sepanjang jalur gerhana yang melintasi beberapa negara bagian AS, di mana mereka meluncurkan balon cuaca yang membawa instrumen untuk eksperimen teknik atau sains atmosfer.
Salah satu tim sains di New Mexico berhasil mengumpulkan data yang secara jelas mengaitkan gerhana dengan pembentukan gelombang gravitasi atmosfer, temuan ini berpotensi meningkatkan akurasi prakiraan cuaca.
Baca juga : Wah, Lusa akan Ada Gerhana Matahari Sebagian
"Memahami bagaimana atmosfer bereaksi dalam kasus khusus gerhana membantu kita memahami atmosfer dengan lebih baik, yang membantu kita membuat prediksi cuaca lebih akurat dan, sehingga kita lebih memahami perubahan iklim."
Menangkap Gelombang di New Mexico
Tim balon cuaca sebelumnya telah berupaya mendeteksi gelombang gravitasi atmosfer selama gerhana-gerhana sebelumnya, melalui penelitian yang didukung oleh NASA dan National Science Foundation.
Baca juga : Ada Ketegangan Saat Boeing dan NASA Putuskan Mengembalikan Starliner Tanpa Astronaut
Pada 2019, tim NEBP yang berlokasi di Chile berhasil mengumpulkan data yang menjanjikan, namun terhalang dengan data yang tidak detail setelah melakukan uji pelepasan balon cuaca. Pada 2020 Dilakukan percobaan lanjutan yang kembali terhambat karena covid-19 dan hujan lebat di Chile.
Berdasarkan pengalaman ini, para ilmuwan memanfaatkan pelajaran yang didapat untuk percobaan tahun 2023 dengan menjadwalkan pelepasan balon setiap 15 menit dan memilih lokasi yang memiliki peluang keberhasilan terbaik.
“New Mexico tampak sangat menjanjikan,” ujar Jie Gong, peneliti di Laboratorium Iklim dan Radiasi NASA di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard, Greenbelt, Maryland, yang juga terlibat dalam penelitian gelombang gravitasi atmosfer.
Baca juga : Asteroid 2024 RW1 Terbakar di Atmosfer Bumi Tanpa Bahaya di Atas Lautan Pasifik
Proyek ini menjanjikan karena menciptakan "supersite" New Mexico di kota Moriarty. Dimana sebuah lokasi khusus didirikan di Moriarty, New Mexico, untuk mengumpulkan data ilmiah tentang gelombang gravitasi atmosfer yang disebabkan oleh gerhana. Supersite ini merupakan titik fokus di mana beberapa tim ilmuwan dan mahasiswa berkumpul untuk melakukan eksperimen secara lebih intensif dan terkoordinasi.
Melepaskan balon yang membawa radiosonde, sebuah paket instrumen yang mengukur suhu, lokasi, kelembaban, arah angin, dan kecepatan angin selama setiap detik perjalanannya melalui atmosfer. Radiosonde mengirimkan aliran data mentah ini ke tim di lapangan untuk kembali diolah sebagai bukti dari adanya gelombang gravitasi.
Kesuksesan tim terlihat tahun 2024, dimana terkonfirmasi gerhana telah menghasilkan gelombang gravitasi atmosfer di langit di atas New Mexico pada musim semi 2024.
Tidak hanya untuk membuktikan kehebatan sains, program ini juga memberikan pengalaman pertama bagi para siswa dalam mengumpulkan data. Dimana manfaat aktivitas ini lebih dari sekadar keterampilan teknis dan ilmiah.
"Para siswa belajar banyak melalui latihan meluncurkan balon cuaca," kata Kelsey. "Itu adalah kurva pembelajaran yang sangat besar. Mereka harus bekerja sama untuk memikirkan semua logistik dan memecahkan masalah. Ini adalah latihan yang bagus untuk keterampilan kerja tim." (NASA/Z-3)
SOSIAL media dihebohkan dengan kabar bahwa 2 Agustus 2025 akan terjadi gerhana matahari total, namun hal itu merupakan berita bohong atau hoaks.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Wahana antariksa NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), menyaksikan dua peristiwa langka dalam satu hari: transit bulan dan gerhana bumi yang menutupi matahari.
Simak 10 fakta menarik gerhana matahari total 2 Agustus 2027. Fenomena langka ini akan membuat dunia gelap selama lebih dari 6 menit. Jangan lewatkan!
Peluncuran kedua satelit dilakukan pada 5 Desember 2024 dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, India, menggunakan roket PSLV-XL yang dimiliki oleh Badan Antariksa India (ISRO).
Sebuah studi di Italia mengungkap pohon cemara merespons gerhana matahari secara kolektif melalui sinyal bioelektrik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved