Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Dua astronaut NASA, Sunita Williams dan Barry "Butch" Wilmore, menghadapi ketidakpastian terkait jadwal kepulangan mereka dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Kendala ini disebabkan oleh serangkaian penundaan dalam program Boeing CST-100 Starliner yang seharusnya membawa mereka kembali ke Bumi.
Program CST-100 Starliner, yang dikembangkan oleh Boeing dalam kerangka Program Kru Komersial NASA, telah mengalami berbagai masalah teknis yang mengakibatkan penundaan berulang kali.
Baca juga : Ini Perkembangan Nasib Dua Astronot NASA yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa ISS
Awalnya, peluncuran pertama Starliner direncanakan pada tahun 2019, namun hingga kini, peluncuran yang berhasil masih belum terjadi.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi adalah kegagalan misi tanpa awak pada Desember 2019. Dalam misi tersebut, Starliner gagal mencapai orbit yang tepat karena kesalahan pada sistem waktu otomatis.
Sejak itu, Boeing telah bekerja keras untuk memperbaiki dan menguji kembali kapsul mereka, tetapi berbagai hambatan teknis terus muncul, menghambat kemajuan.
Baca juga : Tiga Perusahaan Berebut Bikin Penjelajah Bulan NASA
Sunita Williams dan Barry Wilmore, yang telah berada di ISS selama beberapa bulan, kini menghadapi ketidakpastian mengenai kapan mereka bisa pulang.
Ketidakpastian ini tidak hanya mempengaruhi mereka secara pribadi, tetapi juga berdampak pada operasi dan perencanaan misi di ISS.
NASA sebelumnya berharap bahwa Starliner akan dapat melaksanakan misi awak pertamanya pada awal tahun 2023.
Baca juga : Inilah Sosok Christina Koch, Perempuan Pertama yang Akan Menapaki Bulan
Namun, dengan penundaan terbaru, jadwal ini tampaknya tidak mungkin tercapai. Selain itu, NASA harus mempertimbangkan opsi alternatif untuk membawa pulang astronaut mereka jika penundaan terus berlanjut.
Administrator NASA, Bill Nelson, menyatakan kekecewaannya terhadap penundaan ini, tetapi juga menegaskan bahwa keselamatan astronaut adalah prioritas utama.
"Kami mengerti bahwa penundaan ini mengecewakan, tetapi keselamatan astronaut kami adalah yang terpenting. Kami akan bekerja sama dengan Boeing untuk memastikan bahwa semua masalah teknis diselesaikan sebelum melanjutkan misi," ujar Nelson dalam sebuah pernyataan resmi.
Baca juga : Wah, Wisata Luar Angkasa Perdana NASA Alami Penundaan
Sementara itu, Boeing juga berkomitmen untuk menyelesaikan semua masalah teknis yang ada. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan menyatakan,
"Kami memahami betapa pentingnya misi ini dan kami berkomitmen untuk memastikan bahwa Starliner dapat beroperasi dengan aman dan sukses."
Nasib dua astronaut NASA yang tertahan di ISS masih tidak jelas akibat penundaan dalam program Boeing CST-100 Starliner.
Meskipun ini adalah situasi yang sulit, baik NASA maupun Boeing berkomitmen untuk menyelesaikan masalah teknis ini demi keselamatan dan keberhasilan misi di masa depan. (Z-10)
Referensi
Saat mengamati hujan meteor Perseid, para pengamat di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) dikejutkan oleh penampakan spiral raksasa cahaya putih redup.
Ketika terjadi badai matahari, geomagnet, dan ionosfer dalam intensitas kecil, sedang, atau besar, salah satu dampaknya dapat menurunkan akurasi posisi GPS.
WAHANA antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa, yang selama ini telah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti, kini telah menyelesaikan fase pengamatan bintangnya.
Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan misi wahana pendarat bulan, Blue Ghost, berhasil diluncurkan dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center, Florida, 15 Januari 2025 lalu.
Jules Verne, penulis asal Prancis, menjadi pelopor dalam memprediksi perkembangan teknologi masa depan.
Empat satelit PUNCH berhasil menempati posisi orbit yang direncanakan di sekitar bumi untuk mendapatkan pandangan ke arah matahari.
Misi Lunar Trailblazer NASA yang bertujuan memetakan air di Bulan berakhir setelah kehilangan kontak sehari pasca peluncuran.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 30 Juli di jurnal Science Advances, para ahli geofisika meneliti lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow di Bulan.
NASA mempercepat rencananya untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di Bulan pada 2030.
Pelajari tentang Teleskop James Webb, teleskop terbesar dan terkuat yang dikembangkan NASA.
Klaim Bumi gelap total 2 Agustus 2025 terbukti hoaks. Simak fakta ilmiah, klarifikasi NASA, dan jadwal gerhana matahari yang sebenarnya terjadi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved