Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
JIKA satu dekade lalu nasabah perbankan umumnya hanya melakukan transaksi 2-3 kali dalam sebulan, kini bisa jadi lebih dari 10 kali dalam sehari. Bagaimana tidak, saat ini semua proses pembayaran dan pemindahbukuan dapat dilakukan dengan mudah melalui satu tangan (via mobile banking dan online banking) tanpa harus pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) atau kantor kas.
Contoh yang paling gampang, saat memesan ojek online untuk menuju ke stasiun, kita membayar menggunakan e-wallet; untuk naik kereta kita membayarnya dengan kartu e-money; begitu makan siang kita memanfaatkan QRIS; untuk memesan barang dan membeli pulsa kita memakai mobile banking; dan seterusnya. Jadi, satu orang bisa bertransaksi perbankan berkali-kalii dalam sehari.
Itulah bukti bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku konsumen (consumer behaviour) atau nasabah dalam industri perbankan secara total. Berkat digitalisasi, nilai transaksi digital banking di Tanah Air pun lantas melonjak drastis. Jika tahun ini diproyeksikan bakal mencapai Rp58.478 triliun, merujuk pada data Bank Indonesia, tahun depan diyakini naik menjadi Rp63.803 triliun.
Baca juga : Bank DBS Luncurkan Layanan Perbankan Digital Intuitif dan Pintar
Seiring dengan itu, jumlah data yang mesti diolah oleh perusahaan perbankan juga kian berlipat. Masalahnya, menurut Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Mohamad Miftah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan perbankan terkait hal itu. Misalnya, kemampuan mengelola data dan risiko ancaman kebocoran data nasabah.
“Belum lagi soal ketidaksesuaian investasi teknologi informasi dengan strategi bisnis perusahaan, risiko outsourcing dengan pihak ketiga, dan lain sebagainya,” ungkapnya dalam acara BPD Forum 2024 bertema “Becoming Data-Driven Organization: Analytics Strategy and Digital Landscape Acceleration” yang digelar Asbanda dan PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Bali belum lama ini.
Platform Big Data
Mengingat begitu kompleksnya masalah data yang harus dikelola, sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor bisnis, Multipolar Technology menyarankan kepada perusahaan-perusahaan perbankan, baik bank nasional maupun bank pembangunan daerah, agar memanfaatkan platform big data yang canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti VisionAnalytics.
Baca juga : Amar Bank Raih Penghargaan 'Most Innovative Digital Bank'
Platform big data VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data keluaran Multipolar Technology yang mampu berperan sebagai tempat untuk menyimpan data (data lake), memproses transformasi data (data engineering), menyajikan hasil analitik data (data analytic), operational database untuk mendukung real-time processing, dan alat untuk memprediksi data.
Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Multipolar Technology, menjelaskan mengapa perusahaan perbankan harus menggunakan platform VisionAnalytics. Menurutnya, platform basis data akan memengaruhi cara bagaimana perusahaan perbankan mengambil keputusan. Perbankan yang sudah memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 6 kali lebih besar untuk mempertahankan nasabahnya.
“Perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 23 kali lebih besar untuk mendapatkan nasabah baru dibanding yang tidak memilikinya. Lalu, perusahaan perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 19 kali lipat lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Semua itu bisa dilakukan karena basisnya data, analisis data,” katanya.
Baca juga : IBS Gelar Konferensi Soroti Revolusi Layanan Keuangan Digital
Fitur Customer 360 yang disediakan oleh platform VisionAnalytics mampu menyuguhkan profil nasabah secara detail, bukan hanya berdasarkan demografi, melainkan juga customer segmentation, customer lifestyle profile, customer purchase behaviour, customer profitability ratio, dan lain sebagainya. Data profil nasabah itu bisa dilihat dengan mudah melalui dashboard secara real-time.
Kemudian data profil nasabah yang detail itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan targeted marketing campaign, meningkatkan customer relationship, serta memonitor dan mengevaluasi sebuah aktivitas pemasaran. Dengan begitu, database berbasis AI tersebut dapat digunakan untuk melakukan pre-selling, up-selling, customer lifetime value, dan lain sebagainya. “Ibarat pistol, enam pelurunya kita tembakkan kena semua karena sasaran target profilnya detail,” terang Achmad.
Namun demikian, di balik kecanggihan dan besarnya manfaat pengelolaan database, ada penjahat siber yang selalu menghantui. Derasnya transkasi secara online dan real time bisa menjadi sasaran kejahatan siber tersebut. Untuk itu, Multipolar Technology melengkapi platform big data VisionAnalytics-nya dengan modul penangkal fraud yang dinamakan Fraud Detection System.
Baca juga : Tren Digitalisasi Turut Merevolusi Lanskap Perbankan Indonesia
Modul Fraud Detection System pada platform tersebut mampu memberikan perlindungan keamanan layanan perbankan secara real-time. Fraud Detection System bekerja dengan memantau aktivitas transaksi nasabah secara terus-menerus, mendeteksi nasabah itu riil atau fiktif, dan lain sebagainya sehingga upaya tindak kejahatan siber yang kian masif dapat dicegah sejak dini.
Achmad pun menyarankan perusahaan-perusahaan perbankan agar sesegera mungkin memanfaatkan platform big data analytics berbasis AI semacam VisionAnalytics yang dilengkapi modul Fraud Detection System mengingat dapat mendongkrak kinerja bisnis perbankan sekaligus menghalau bahaya keamanan siber yang terus mengancam.
Billie Setiawan, SVP Data Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI), mengakui bahwa manajemen data merupakan journey bagi semua perusahaan perbankan. Dengan platform big data analytics, perusahaan perbankan bisa mengubah cara pengelolaan data dari manual menjadi otomatis, terstruktur, cepat, bersih, dan valuable insights.
“Dengan data analytics berbasis AI, perusahaan dapat mempercepat pekerjaan pengolahan data dari semula 2-3 hari menjadi bersifat real-time, prediktif, dan aman. Ini menjadi data intelligence yang memungkinkan perbankan bisa mengetahui profil nasabah melalui dashboard sehingga mendatangkan peluang untuk menggarap nasabah tersebut,” katanya. (H-2)
Penetrasi asuransi masih rendah di kisaran 1,4%-2,7%. Kesenjangan perlindungan tetap menjadi tantangan besar, terutama di daerah perdesaan dan terpencil.
Transcosmos Indonesia (TCID), penyedia layanan omni channel contact center dan digital marketing, merayakan 12 tahun kiprahnya di Indonesia.
ADA sejumlah tantangan digitalisasi yang dihadapi oleh dewan kemakmuran masjid (DKM), seperti belum optimalnya pemanfaatan website dan terbatasnya literasi digital pengurus DKM.
DI tengah dunia yang semakin sibuk dan bising, kemampuan untuk mendengarkan menjadi keterampilan yang makin langka dan sering kali diabaikan.
Langkah ini merupakan strategi Aleph untuk memperkokoh posisi sebagai pemimpin transformasi digital yang menghubungkan pasar global dengan kawasan Asia Pasifik.
Salah satu langkah strategis yang kini mulai diadopsi adalah penggunaan barcode atau QR code sebagai identitas digital untuk menjamin keaslian barang.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
Kejagung dinilai menggunakan pasal keranjang sampah dalam pengusutan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh Bank DKI Jakarta dan BJB pada Sritex
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved