Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNTUK pertama kalinya, Indonesia terpilih menjadi salah satu negara anggota yang dapat berpartisipasi dalam ajang internasional tahunan bergengsi di bidang keamanan siber (cyber security), Global Cybersecurity Camp (GCC) 2024 yang tahun ini diselenggarakan oleh negara Thailand.
Melalui InfraDigital Foundation sebagai komite utama dari Indonesia, tiga delegasi bersertifikasi terpilih mewakili Indonesia, yakni Kevin Yehezkiel Gurning, Ryan Fadhillah, dan Prasnavira Satria, mengikuti rangkaian kegiatan GCC pada 19- 24 Februari 2024 di Bangkok
Muhammad Rofi, Chairman InfraDigital Foundation, mengatakan, “Kami sangat bangga bisa menjadi perwakilan Indonesia untuk pertama kalinya di acara Global Cybersecurity Camp tahun ini."
Baca juga : Swiss German University (SGU) Luncurkan Security Operation Center
"GCC merupakan wadah untuk mempertemukan peserta yang sudah kami latih di bidang cyber security dengan para profesional dari 10 negara anggota," kata Rofi dalam keterangan, Rabu (28/2).
"Kami berharap dengan mengikuti program ini, para alumni kita semakin percaya diri untuk bisa bekerja di bidang keamanan siber kedepannya, mengembangkan jaringan di level internasional, serta bisa memberikan dampak untuk sekitarnya,” jelasnya.
Ketiga delegasi asal Indonesia, yakni Kevin Yehezkiel Gurning, Ryan Fadhillah, dan Prasnavira Satria merupakan alumni peserta pelatihan dari InfraDigital Foundation yang telah mendapatkan sertifikasi di bidang cyber security.
Baca juga : CyberArk Luncurkan Platform untuk Tingkatkan Keamanan Siber
Sebelumnya, Prasnavira Satria adalah peserta yang lulus program pelatihan cyber security Mastercard Academy yang diadakan oleh Grab dan Mastercard pada 2021.
Ia mengetahui adanya pelatihan ini dari sang ayah yang berprofesi sebagai Mitra Pengemudi GrabBike. Saat ini, Prasnavira bekerja sebagai Penetration Tester di Systech Global Informasi (SGI).
“Saya bertemu banyak teman dari berbagai negara, sehingga dapat bertukar pikiran dan mendapat perspektif baru tentang praktik cyber security dari negara asal mereka masing-masing," kata Prasnavira.
Baca juga : Cybersecurity Hackathon 2023 Cari Talenta Bidang Keamanan Siber
"Di samping itu, saya juga mendapat pengetahuan baru dari para trainer yang berpengalaman yang dapat diimplementasikan saat kembali ke Jakarta. Saya rasa ini menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan. Pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya,” ungkap Prasnavira.
Selain itu, Kevin Yehezkiel Gurning dan Ryan Fadhillah adalah peserta program pelatihan Ready4Security-Indonesia dari Microsoft Philanthropy.
Ready4Security-Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing, produktivitas, dan profesionalisme untuk 1.751 siswa dan lulusan baru SMK dan perguruan tinggi di bidang Cybersecurity.
Baca juga : Kini Para CISO Kewalahan Hadapi Serangan Siber yang Gencar
Kevin sebelumnya juga mengikuti pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) Sub-Batch 1 2022 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan saat ini bekerja sebagai aparatur di Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).
“Pelatihan dan bimbingan yang saya dapatkan selama GCC 2024 sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill dan ilmu saya.” kata Kevin Yehezkiel Gurning.
Ryan Fadhillah, peserta yang lulus program pelatihan Training Cybersecurity dari Mastercard Academy 2.0 pada tahun 2022, juga mengungkapkan hal serupa mengenai kebanggaannya sebagai salah satu delegasi yang mewakili Indonesia di ajang internasional GCC tahun ini.
Baca juga : Profesi Bidang IT Terkait Cybersecurity Diburu Perusahaan
Ryan mengatakan “Saya sangat beruntung dapat mengikuti program Global Cybersecurity Camp 2024 di Thailand yang diikuti oleh berbagai negara, khususnya di kawasan Asia."
"Pengalaman ini benar-benar memperluas pemahaman saya tentang tantangan dan solusi terkini dalam keamanan siber dari para expert langsung di industri. Terima kasih kepada para penyelenggara telah menggelar acara yang sangat bermanfaat ini,” jelas Ryan.
Diselenggarakan pertama kali pada tahun 2018 di Seoul, Korea Selatan, GCC merupakan program pelatihan keamanan siber berskala internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan talenta digital muda di bidang cybersecurity.
Baca juga : Fortinet: Adopsi Digital Tingkatkan Tren Serangan Siber
Selama satu minggu, para peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan secara intensif untuk bertukar pengalaman, membangun jejaring, dan berlatih memecahkan masalah terkait keamanan siber dengan bimbingan dari sejumlah pakar dan praktisi keamanan siber terbaik.
Peserta yang dapat mengikuti program ini pun telah memiliki sertifikasi dan melalui tahap seleksi dari komite yang ada di masing-masing negara.
Selain Indonesia, GCC diikuti oleh sekitar 50 peserta dari 9 negara anggota lainnya yaitu Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, dan India.
Partisipasi InfraDigital Foundation sebagai komite utama yang mewakili Indonesia di Global Cybersecurity Camp tahun ini juga mendapat dukungan dari Grab Indonesia, Veda Praxis, dan ISACA Indonesia Chapter.
“Sebagai sponsor, kami di Veda Praxis merasa sangat terhormat dapat mendukung Global Cybersecurity Camp (GCC) melalui kemitraan dengan InfraDigital Foundation.” ungkap Harry Dahlan, Chief of Sales at Veda Praxis. (S-4)
Banyak kasus kebocoran data terjadi bukan hanya karena serangan dari luar, tetapi juga akibat kelalaian individu dalam menjaga informasi pribadi.
Dengan sistem yang lebih sederhana namun tetap andal, organisasi dapat memperkuat perlindungan data tanpa harus mengorbankan efisiensi atau membebani anggaran.
Zero Trust merupakan model arsitektur keamanan yang didasarkan pada prinsip Never Trust, Always Verify (Jangan Pernah Percaya, Selalu Verifikasi).
Laptop baru rentan? Cari tahu pentingnya antivirus! Amankan data & kinerja laptop Anda sejak awal. Tips memilih antivirus terbaik di sini!
Ke depan industri TI akan terus berkembang. Terlebih, adanya kebutuhan keterbukaan informasi publik dan keamanan siber.
PENTING membangun model kolaboratif untuk menciptakan tata kelola digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
USK dan Komdigi yang sebelumnya bernama Kominfo telah banyak melakukan program kolaborasi yang tujuannya untuk melahirkan talenta digital.
Indonesia butuh 9 juta talenta di sektor digital terampil hingga 2030. Sementara saat ini jumlahnya baru 500 ribu talenta.
Meutya mengatakan masyarakat harus memahami dan merasa nyaman dengan teknologi baru sebelum mengadopsinya.
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. menyebut Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved