Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEMAKIN banyak dunia usaha di seluruh dunia yang memanfaatkan inovasi digital untuk mengubah cara mereka bekerja dan melayani pelanggan.
Sebagai contoh, perangkat lunak akuntansi memudahkan tim keuangan mengelola transaksi, sehingga mengurangi ketergantungan pada buku besar yang merepotkan.
Sementara itu, e-kios yang mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap teknologi digital yang meningkatkan pengalaman pelanggan melalui antarmuka pengguna yang lancar.
Baca juga : AI dan Data Cloud Snowflake Bantu Perusahaan Global Kurangi Emisi Karbon
Namun, di balik manfaat besar yang diberikan, inovasi digital juga membawa dampak buruk pada lingkungan.
Dampak buruk tersebut secara khusus terutama akibat pembuangan ponsel cerdas yang tidak tepat sehingga meningkatkan polusi air, karena gawai tersebut mengandung bahan kimia, termasuk arsenik, kadmium, dan timbal.
Selain itu, meningkatnya ketergantungan perusahaan pada perangkat seperti laptop dan printer, ditambah dengan kegagalan karyawan melakukan penghematan energi, dapat menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca.
Baca juga : Bungasari Resmikan PLTS Atap Pabrik Tepung Terigu Terbesar di Tanah Air
Bahaya-bahaya ini harus menjadi peringatan bagi perusahaan digital untuk membangun proses berkelanjutan dan mentransformasi ruang kerja mereka guna memitigasi dampak buruk terhadap lingkungan.
President ManageEngine, Rajesh Ganesan menyarankan agar perusahaan tetap memperhatikan keberlanjutan dapat dimulai dengan beberapa langkah.
Adopsi Teknologi Ramah Lingkungan
Baca juga : Dukung Energi Baru Terbarukan, Gerai KFC Manfaatkan PLTS
Menurut Rajesh, langkah pertama perusahaan digital untuk menuju keberlanjutan dimulai dengan mengadopsi praktik dan solusi mutakhir yang memungkinkan teknologi digunakan dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Misalnya, solusi manajemen daya endpoint dapat membantu perusahaan digital menurunkan penggunaan energi ketika secara otomatis mengalihkan perangkat ke mode tidur atau mematikannya setelah tidak aktif selama beberapa waktu.
Selain itu, Rajesh juga menambahkan, perusahaan digital dapat beralih dari penggunaan server lokal ke teknologi cloud untuk penyimpanan data.
Baca juga : eCloudvalley (ECV) Perkuat Pasar Cloud dengan Hadirkan Praktisi Teknologi
Berbeda dengan server lokal, teknologi cloud menggunakan sumber daya bersama dan memerlukan lebih sedikit komponen perangkat keras untuk beroperasi, sehingga mengurangi biaya TI dan semakin meminimalkan konsumsi daya.
Rajesh juga menekankan pembaharuan rutin bagi perusahaan dalam penggunaan perangkat mereka serta memaksimalkannya.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi limbah dari perangkat yang mereka gunakan.
Baca juga : Confluent Hadirkan Data Streaming Bantu Perusahaan Tumbuh di Tanah Air
“Untuk melakukan pembaruan sistem secara rutin sangat penting bagi perusahaan untuk memaksimalkan masa pakai perangkat mereka dan mengurangi jumlah limbah elektronik yang dihasilkan," jelasnya.
"Perusahaan juga dapat mengurangi jumlah pengaturan yang boros daya dengan hanya menyediakan peralatan yang diperlukan bagi karyawan untuk memenuhi peran dan tanggung jawab mereka,” terang Rajesh.
Ia pun menambahkan dengan mendaur ulang perangkat yang tidak lagi digunakan, perusahaan memastikan keseluruhan operasi lebih bersih dan ramah lingkungan.
Baca juga : Shell Luncurkan Immersion Cooling Fluids untuk Menghemat Energi Data Center
Saat ini, Indonesia telah terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur digital untuk menarik investasi asing dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya secara lebih baik.
Secara khusus, Indonesia berencana membelanjakan US$5 miliar dalam 15 tahun ke depan untuk membangun pusat dan fasilitas data baru sebagai sarana mempercepat inisiatif transformasi digital.
Selain itu, menara base transceiver station (BTS) telah dibangun di lebih dari 39.000 desa untuk memberikan masyarakat akses yang lebih besar terhadap layanan internet berkecepatan tinggi.
Baca juga : Azul Platform Prime Bantu Pelaku Usaha Tekan Biaya Cloud
Adanya infrastruktur baru membuat permintaan energi lebih banyak. Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan dapat memasok listrik sebesar 445 terawatt hour (TWh) kepada 94,1 juta pengguna.
Hal ini, pada akhirnya dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca semakin meroket, mengakibatkan naiknya suhu global dan mengakibatkan lebih seringnya kejadian cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir.
Meskipun saat ini hampir mustahil bagi dunia usaha untuk menghilangkan ketergantungan pada bahan bakar fosil, mereka dapat memulai langkah mengurangi ketergantungan tersebut dengan memasang sumber energi terbarukan seperti panel surya.
Baca juga : Dukung GNSSA, Xurya Ajak Para Pelaku Industri Gunakan Energi Terbarukan
Dengan potensi daya sebesar 3.294 gigawatt (GW), menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), energi surya cukup menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan listrik yang luar biasa tinggi dari perusahaan digital di Indonesia.
Secara khusus, energi surya dapat menjadi bahan bakar sistem pendingin canggih, yang diandalkan oleh pusat data perusahaan untuk mencegah panas berlebih.
Sehubungan dengan fenomena menciptakan infrastruktur ramah lingkungan, Rajesh juga menyampaikan, selain memasang sumber energi terbarukan, para pemimpin perusahaan juga dapat merenovasi ruang kerja agar lebih hemat sumber daya.
Baca juga : Pelopor Data Streaming Confluent Perluas Kemitraan dengan Google Cloud
Misalnya, dengan mengganti lampu dan peralatan dengan model hemat energi yang dapat menurunkan jejak karbon.
Selain itu, perusahaan digital dapat mendorong karyawannya untuk melakukan daur ulang antara lain melalui inisiatif seperti pengomposan makanan dan daur ulang air limbah.
Para pemimpin disarankan untuk membentuk tim yang berkelanjutan untuk mengawasi seberapa efektif langkah-langkah ini.
Baca juga : SUN Energy Tawarkan Instalasi Sistem Energi Surya Tanpa Biaya
“Jadi untuk perusahaan yang ingin bertahan apalagi ingin lebih maju dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat seperti sekarang, transformasi digital adalah jalannya," katanya.
"Namun, efisiensi proses dan pengalaman pelanggan yang nyaman tidak harus mengorbankan lingkungan," ucap Rajesh. (S-4)
Revolusi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi paling menonjol adalah munculnya sistem pembayaran tanpa batas.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Kemajuan teknologi digital membuka peluang baru melalui layanan kesehatan berbasis mobile. Aplikasi kesehatan yang dirancang khusus untuk menjangkau daerah dengan akses terbatas
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
Dengan GEAR VLab lembaga pendidikan yang memiliki anggaran terbatas bisa tetap mengadopsi teknologi digital
. Dengan teknologi modern, mengolah lahan pertanian akan lebih gampang dan tentunya meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Pencapaian Digitalisasi di Indonesia Angka pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mencapai US$40 miliar.
"Informasi publik menjadi fasilitas bagi masyarakat yang harus aktif dalam proses penentuan kebijakan," kata Benyamin saat.membuka kegiatan sosialisasi tersebut.
"Mulai dari merancang aplikasi yang memudahkan pelanggan, mempersiapkan infrastruktur, hingga tim yang akan menjalankan,”
FBI mengingatkan adanya ancaman skala serangan ransomware yang besar terhadap perusahaan IT AS.
Achmad Hafisz Tohir mengatakan bahwa delegasi Indonesia dalam sidang Standing Committee on Sustainable Development akan mengawal usulan-usulan yang telah disampaikan delegasi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved