Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mempersiapkan sumber daya manusia di sector teknologi digital. Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta. Hal itu jelas bisa menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dari sisi industri digital.
Tantangan itu tidak terlepas dari tingkat adopsi pelatihan digital yang masih rendah. Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024 mencatat hanya 7,32% dari hampir 10 ribu perusahaan yang melatih karyawan secara digital dalam tiga tahun terakhir. Sementara, di tingkat masyarakat umum, hanya 5% yang pernah mengikuti kursus daring dan sebagian besar hanya sekali.
Melihat urgensi itu, Belajarlagi, sebuah platform edutech lokal, hadir sebagai jembatan untuk menutup kesenjangan tersebut dengan menyediakan pelatihan praktis dan bersertifikat, baik nasional maupun internasional.
“Tanpa langkah sistematis, kesenjangan keterampilan akan semakin dalam. Belajarlagi menawarkan pelatihan aplikatif yang relevan dengan kebutuhan industri agar talenta digital Indonesia bisa bertumbuh cepat dan merata,” ujar Founder & CEO Belajarlagi Faiz Ghifari.
Sejak berdiri pada puncak pandemi 2020, Belajarlagi telah menjangkau ribuan peserta dari berbagai latar belakang mulai pelajar, mahasiswa, hingga pelaku UMKM dan profesional muda. Dengan pendekatan blended learning (online, offline, hybrid), peserta mendapatkan pengalaman lengkap melalui final project, sesi mentoring, serta dukungan komunitas alumni.
Belajarlagi telah dipercaya oleh lebih dari 50 institusi dan korporasi besar, di antaranya Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, BCA, Peruri, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sepanjang 2024, Belajarlagi bersama Bank Indonesia telah memfasilitasi lebih dari 3.600 peserta untuk memperoleh sertifikasi kompetensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu, peserta juga berkesempatan mendapatkan sertifikasi internasional dari mitra global seperti Meta, Microsoft, dan Adobe.
“Kami percaya talenta unggul bukan hanya soal ijazah, tapi soal keterampilan nyata yang bisa dibawa ke dunia kerja. Itulah kenapa pelatihan kami tidak hanya sekali coba, tapi dirancang sebagai bagian dari perjalanan pembelajar sepanjang hayat,” tambah Faiz.
Tantangan lain yang tak kalah penting adalah tingginya pengangguran di kelompok usia 15–24 tahun, segmen usia produktif yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.
“Bonus demografi hanya akan jadi peluang jika generasi muda dibekali keterampilan yang tepat. Kami menyasar pelajar dan mahasiswa agar mereka siap kerja sejak dini, bukan sekadar lulus,” tegas Faiz.
Dengan mengedepankan pendekatan praktis, terarah, dan berorientasi industri, Belajarlagi hadir bukan sekadar sebagai penyedia kursus, tapi sebagai ekosistem pelatihan digital yang memperkuat daya saing bangsa. (E-3)
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengambil peran penting dalam mendorong transformasi sistem pengawasan keamanan pangan berbasis digital dalam Vienna Food Safety Forum 2025.
Rebranding ini bukan hanya perubahan logo dan akronim, melainkan penegasan identitas baru sebagai penyedia solusi teknologi terintegrasi
IKATAN Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan Marine Digital Summit 2025 sebagai upaya mendorong transformasi digital di sektor pertahanan laut.
Sejak anak berusia kurang lebih enam tahun, orangtua sudah dapat memberikan akses dengan batasan khusus dan mulai memperkenalkan teknologi dengan cara yang aman dan terarah
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan talenta digital nasional.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
USK dan Komdigi yang sebelumnya bernama Kominfo telah banyak melakukan program kolaborasi yang tujuannya untuk melahirkan talenta digital.
Indonesia butuh 9 juta talenta di sektor digital terampil hingga 2030. Sementara saat ini jumlahnya baru 500 ribu talenta.
Meutya mengatakan masyarakat harus memahami dan merasa nyaman dengan teknologi baru sebelum mengadopsinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved