Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
APLIKASI GameFi asal Jepang, Suzuverse, mengubah paradigma metaverse dengan pengintegrasian teknologi kecerdasan buatan (AI) dan blockchain.
Suzuverse yang didirikan oleh George Miyauchi, 11 Agustus 2022, menawarkan pengalaman unik yang mencakup penggunaan avatar, permainan yang menarik, serta peluang untuk memperoleh pendapatan digital (digital income).
“Suzuverse menawarkan sudut pandang baru, perspektif baru, atau bahkan mungkin model bisnis baru yang kemudian merevolusi pemahaman orang mengenai Metaverse,” ujar Antovany Reza, Representative Director of Indonesia Suzuverse.
Baca juga : Untukmu.AI Gunakan Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Personalisasi Hadiah
Menurut Reza, metaverse sering kali berfokus pada pembuatan dunia virtual atau dalam bahasa teknisnya, open world metaverse, tapi ironisnya, hampir semua pengembang digital menghadapi isu utama, yaitu kurangnya jumlah pengguna aktif.
Suzuverse, yang didirikan pertengahan 2022, mengusung pendekatan yang berbeda. Awalnya, Suzuverse tidak ditawarkan sebagai open world, melainkan sebagai konsep yang menawarkan kemudahan dan kebebasan, terutama kebebasan finansial.
Suzuverse menciptakan pintu masuk bagi pengguna dengan menawarkan pengalaman berpusat pada komoditas virtual (virtual goods), seperti hewan peliharaan (virtual pet).
Baca juga : Remaja AS Mencetak Sejarah sebagai Manusia Pertama yang Mengalahkan Tetris
Berbeda dengan dunia virtual terbuka, Suzuverse mengajak pengguna untuk mengadopsi hewan peliharaan virtual dan menggabungkannya dengan aktivitas di dunia fisik (mixed reality experience).
“Suzuverse memperkenalkan konsep yang mengadopsi tren gim populer, seperti Pokemon Go, di mana pengguna dapat berinteraksi dengan hewan peliharaan virtual mereka dalam dunia nyata,” jelas Reza.
Dengan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mengadopsi avatar sebelum memasuki dunia virtual, Suzuverse menciptakan pengalaman berbeda dan bernilai. Pendekatan ini menjadikan Suzuverse sebagai pemimpin dalam merangkul adopsi pengguna terhadap item virtual dan realitas campuran.
Baca juga : Melawan Tiruan AI: Seniman Ambil Langkah dengan Perangkat Lunak Glaze dan Kudurru
Di Indonesia, Suzuverse diinisiasi sebagai pionir GameFi yang menarik dan juga berfungsi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran literasi keuangan berbasis blockchain.
Terdapat berbagai keunggulan yang dapat dinikmati di Suzuverse, seperti penghasilan dari aktivitas jalan kaki sebesar 4%, bonus afiliasi, dan komisi 10% jika Anda mengajak teman bermain.
Bahkan, setiap langkah yang diambil dalam permainan ini dapat menjadi sarana peningkatan kekayaan untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
Baca juga : 2023, Hampir 400 Siswa Lulus dari Apple Developer Academy Indonesia
“Oleh karena itu, bermain di Suzuverse menjadi pilihan yang menarik untuk meraih penghasilan ekstra dengan cara yang menyenangkan,” ujar Reza.
Khusus untuk pengguna di Indonesia, lanjut Reza, Suzuverse Indonesia akan beradaptasi dengan kebiasaan lokal, misalnya dengan membuka peluang bagi pengguna Indonesia untuk memiliki kucing (hewan peliharaan terpopuler di Indonesia) avatar sebagai pintu masuknya.
Dengan memahami perilaku konsumen Indonesia yang tidak terbiasa dengan pembelian game atau produk virtual, Suzuverse mengizinkan pembelian avatar dengan mata uang lokal, dan ini membedakannya dengan proyek Web3 lainnya yang mengharuskan pengguna menggunakan cryptocurrency.
Baca juga : Luncurkan Gim AI Hero, BinaryX Sematkan Teknologi AI di Permainannya
Dengan biaya yang relatif terjangkau, Suzuverse menawarkan adoption fee sebesar Rp450.000 (US$28) di Indonesia, dibandingkan dengan Jepang yang mematok 42.000 JPY (US$280).
“Ini mencerminkan bentuk penyesuaian daya beli, dan Suzuverse memposisikan sebagai platform Game-Fi yang mudah diakses di negara mana saja, termasuk Asia Tenggara,” ujar Reza.
Reza menyoroti pendekatan inovatif Suzuverse dalam merevolusi metaverse melalui fitur-fitur yang mudah digunakan, market positioning yang strategis, dan entry price point yang terjangkau. Tentu tidak berlebihan kalau Suzuverse berambisi untuk menjadi bagian integral dalam pengembangan ekonomi kreatif dan industri game di Indonesia.
Baca juga : Perusahaan Berbasis AI, DeepL Siap Bawa Bisnis Indonesia ke Kancah Global
“Dengan Suzuverse, kami ingin memperkenalkan konsep GameFi di Indonesia,” jelasnya. (Z-5)
Fitur menarik lainnya, kaca mata pintar itu memiliki kamera ultra lebar 12MP, yang bisa menangkap foto 3.024 × 4.032 px dan video 1.512 × 2.016 px pada kecepatan hingga 30fps
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Sebuah studi mengungkap ChatGPT kerap memberikan informasi berbahaya kepada remaja.
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
Peneliti menggunakan kecerdasan buatan ciptakan dua calon antibiotik lawan superbug.
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Membantu pelanggan menavigasi dunia yang semakin real-time dan digerakkan oleh AI hanya dapat dilakukan dengan ekosistem mitra global yang kuat.
Platform inovatif ini memungkinkan pengguna membuat pertandingan padel mereka sendiri, lengkap dengan fitur livestream integration.
Tokenize Indonesia, sebuah inisiatif akselerator yang diinisiasi BRI Ventures, Saison Capital, dan Coinvestasi, secara resmi menggelar rangkaian workshop.
PP No 28/2025 menandai era baru regulasi blockchain di Indonesia yang menjadikan teknologi ini bagian dari strategi digital nasional yang diatur, difasilitasi, dan diawasi.
OneGold.io hadir untuk memberi nilai lebih pada kerja keras petani emas serta mengembalikan emas ke tangan mereka dalam bentuk token yang bernilai dan bisa diakses secara global.
Ketika Bitcoin tengah berusaha bangkit dari tekanan jual selama ini, perkembangan Ethereum sebagai aset crypto terbesar kedua setelah Bitcoin, kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved