Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INNERGIE, perusahaan asal Taiwan yang fokus pada penyediaan energi, resmi meluncurkan rangkaian produk adaptor daya terbaru.
Sebagai bagian dari Delta Electronics, Innergie memperkenalkan produk power adaptor (charger) dengan mengusung konsep smart, green, and power, sehingga memiliki daya tahan sangat baik dan ramah lingkungan.
Bahkan, adaptor ini bisa digunakan untuk segala perangkat, mulai dari smartphone Android, iPhone, tablet, iPad, hingga laptop.
"Ini yang membuat produk kami lebih unggul ketimbang produk lainnya di pasaran,” ungkap Sales Manager Innergie Michelle melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/12).
Baca juga: Baseus Hadirkan Jajaran Produk Baru untuk iPhone 15
Meskipun kapasitas adaptor charger yang dimiliki lebih besar daripada perangkat, penggunanya tidak perlu takut atas kerusakan yang dialami pada perangkat.
Pasalnya, semua power adaptor merek dagang asal Taiwan itu, dilengkapi fitur smart power allocation sehingga aliran daya yang diberikan dapat disesuaikan dengan perangkat yang terhubung.
“Selain itu, kelebihan power adaptor kami itu plug-nya bisa diganti. Jadi, bila pengguna bepergian ke luar negeri, ia tidak perlu membeli adaptor baru."
"Cukup ganti plug-nya sesuai negara yang dikunjungi. Travel plug kit Innergie terdiri dari standar Eropa, Inggris, Amerika, dan Australia. Jadi lebih aman ketimbang membawa colokan universal," kata Michelle.
Baca juga: Intip Kecanggihan Teknologi Kamera di Galaxy S23 Series 5G, Bikin Konten Wisata Alam Jadi Hidup
Saat ini, Innergie menghadirkan sejumlah varian adaptor untuk pasar Indonesia dengan harga berbeda.
Di antaranya adalah C3 Duo 30W Dual USB-C seharga Rp509 ribu, C6 60W Single USB-C seharga Rp764 ribu, dan C6 63W Dual USB-C Duo seharga Rp917 ribu.
Ia mengatakan untuk tiap pembelian produk power adaptor, Innergie akan memberikan masa garansi selama tiga tahun.
"Kalau adaptor rusak, bisa tukar unit baru gratis. Sebagai tambahan, produk kami ramah lingkungan karena free plastic packaging,” katanya.
Untuk diketahui, kehadiran Innergie di pasar elektronik Tanah Air tak lepas berkat campur tangan PT Lindy Technik Indonesia selaku pihak yang membantu memasarkan produk dari perusahaan asal Taiwan tersebut.
Baca juga: Oppo Luncurkan A98 5G di Indonesia, Cek Harga dan Spesifikasinya
Direktur Lindy Indonesia Agus Setiawan Wong menjelaskan gagasan untuk membawa Innergie dapat berkiprah di pasar Indonesia lantaran potensi besar brand tersebut.
“Delta Electronics itu punya Innergie sudah sejak 2008. Namun, kenapa mereka tidak melihat pasar Indonesia? Lalu, kami berdiskusi. Akhirnya, Delta tertarik membawa Innergie ke Indonesia,” jelas Agus.
Ia meyakini dengan kualitas yang ada, Innergie bisa segera beradaptasi dan bersaing di pasar elektronik Tanah Air.
Apalagi, kata Agus, pihaknya memasarkan produk Innergie lewat sejumlah platform digital mulai dari e-commerce hingga media sosial.
“Untuk offline, kami juga menggandeng dealer dan distributor yang ada di Indonesia,” tutup Agus. (RO/S-2)
Kedua toko ini tidak hanya menawarkan produk berkualitas, tetapi juga pengalaman belanja yang unik.
Dari 215 unit yang didonasikan, 199 di antaranya ialah laptop dan lainnya 16 PC dengan nilai lebih dari Rp1,5 miliar untuk 18 sekolah di DKI Jakarta dan Tangerang.
Kemendikbudristek menggandeng Google Indonesia dan 6 industri elektronik dalam negeri untuk memproduksi laptop Chromebook dan direncanakan melibatkan siswa SMK di Tanah Air.
Pelaksanaan kegiatan juga harus memperhatikan mekanisme dan aturan pengadaan. Hal ini penting untuk mencegah penyimpangan anggaran senilai triliunan rupiah.
"Jadi harga rata-rata tidak Rp10 juta untuk satu laptop, sangat tergantung harga di e-katalog. Infonya harga berkisar Rp5 juta sampai dengan Rp6 juta,"
M Samsuri menegaskan segala bentuk kegiatan tersebut akan dilakukan secara transparan dan dimonitoring oleh lembaga pengawas keuangan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika anak tidak boleh memegang handphone, orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu.
Efeknya cukup kecil. Namun, keterampilan sosial sedikit lebih rendah untuk anak-anak yang mengakses gim online dan situs jejaring sosial,” kata sosiolog dari Universitas Ohio, Douglas Downey
Insiden itu terjadi ketika dia berjalan keluar lapangan menuju terowongan Goodison Park.
Para pemain Italia bahkan dilarang menggunakan ponsel ketika berada di meja pijat.
Matheus Nunes kini menunggu jadwal persidangan.
Penggunaan ponsel pintar makin dibutuhkan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia dengan berbagai jenis keperluan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved