Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Akselerasi BTS 4G Desa 3T, Target Tahap I Tercapai 86%

Mediaindonesia.com
15/4/2022 14:32
Akselerasi BTS 4G Desa 3T, Target Tahap I Tercapai 86%
Anang Latif.(DOK Kemenkominfo.)

PEMERINTAH terus membangun jaringan base transceiver station (BTS) agar merata di seluruh Indonesia sebagai upaya percepatan transformasi digital. Penyediaan sinyal 4G dan akses internet tidak hanya berfokus pada wilayah urban, tetapi juga pelosok desa berpemukiman serta wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Anang Latif, menyatakan pembangunan BTS 4G merupakan bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif. "Pemerintah melakukan pemerataan pembangunan dengan dasar no one will be left behind. Saat ini, rata-rata progres pembangunan BTS 4G fase I sebesar 86% dengan 1.900-an lokasi telah on air dari target 4.200 lokasi pada 2022," jelasnya di Kantor Bakti Kominfo, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2022).

Menurut Anang, pembangunan fase I tersebut terus dikebut dan ditargetkan selesai 100% pada 2022. "Untuk pembangunan BTS 4G tahap kedua di 3.704 lokasi akan dilakukan bertahap sesuai dengan ketersediaan fiskal. Tahun ini, anggaran yang ada akan dialokasikan untuk pembangunan BTS 4G di 2.300 lokasi," tuturnya.

Ia menyatakan pembangunan BTS 4G didukung alokasi dana APBN secara bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan fiskal pemerintah. "APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G sebesar Rp11 triliun. Salah satu komponen terbesar untuk biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter," jelasnya. 

Kementerian Kominfo memberikan apresiasi atas dukungan operator seluler untuk penyediaan sinyal di wilayah 3T. Menurutnya, operator seluler dan vendor sangat mendukung program penyediaan sinyal. 

"Saat ini, masyarakat di beberapa wilayah 3T sudah mulai memanfaatkan jaringan BTS yang telah dibangun oleh Bakti.  Pembayaran kepada para vendor tidak mengalami kendala karena anggaran telah tersedia dan termin pembayaran progress telah diatur di dalam kontrak," ungkapnya.

Pembangunan infrastruktur digital, lanjutnya, di desa-desa terpencil bukan hal yang mudah. Tantangan kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan SDM menjadi kendala tersendiri.

Bakti Kominfo membangun BTS 4G di wilayah 3T yang sangat sulit dijangkau. Bahkan, banyak desa yang belum memiliki infrastruktur jalan yang layak dan aliran listrik. "Dengan demikian, pengiriman material ke lokasi BTS 4G banyak dilakukan dengan berjalan kaki dan menggunakan gerobak atau menggunakan perahu-perahu tradisional untuk menyeberangi lautan atau sungai-sungai," tutur Anang. 

Di wilayah pegunungan Papua, tutur dia, memerlukan transportasi udara untuk sarana pengangkutan material dan peralatan. Ketersediaan transportasi tidak sebanding antara jumlah material dan selama pandemi covid-19, pembatasan mobilitas orang dan barang juga memengaruhi kegiatan supply chain pembangunan BTS.

"Dapat dilihat bahwa antara tahap material on area (MOA) dan material on site (MOS) terdapat kesenjangan. Jadi material sudah tersedia di titik di area tersebut, menunggu transportasi ke titik tujuan yang umumnya merupakan medan yang sulit. Ada juga kesenjangan MOS dengan ready for service (RFS) berarti seluruh perangkat, material, dan kelengkapannya sudah selesai proses instalasi dan siap diintegrasikan dengan layanan dari operator telekomunikasi," ujarnya.

Di level global, Anang menyatakan saat ini terjadi kelangkaan pasokan mikrocip yang berdampak pada ketersediaan beberapa perangkat telekomunikasi. "Ada kelangkaan yang terjadi secara global (global shortage) pada suplai mikrocip juga berdampak pada suplai beberapa perangkat telekomunikasi yang digunakan dalam pembangunan BTS," tuturnya. 

Selain itu, gangguan keamanan menjadi tantangan tersendiri, terutama di Papua. Jumlah lokasi BTS yang dibangun di Papua dan Papua Barat mencapai sekitar 65% dari total BTS yang dibangun oleh Bakti di seluruh Indonesia. "Pada 2 Maret lalu, terjadi serangan penembakan di Kabupaten Puncak yang menewaskan delapan pekerja. Dari insiden tersebut, pekerjaan implementasi di hampir seluruh di Provinsi Papua dihentikan atas instruksi dari otoritas di Papua," ungkapnya. 

Baca juga: Ingin Beli 100% Saham Twitter, Elon Musk Tawarkan Rp618,4 Triliun

Bagaimanapun, akselerasi pemerataan pembangunan di daerah 3T terus berjalan. Anang optimistis target pembangunan BTS 4G di Indonesia akan tercapai tahun ini. "Seluruh tantangan dan persoalan tersebut, tidak menyurutkan tekad pemerintah untuk terus melanjutkan penyediaan sinyal 4G dan akses internet bagi masyarakat di wilayah 3T," tandasnya. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya